HAI-HAI SEMUA KITA BERTEMU LAGI
KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF YAH
💜HAPPY READING💜
Saat ini suasana kelas sunyi senyap. Karena sang dosen yang tengah mengajar di kelas mereka kini tengah menatap salah satu mahasiswinya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Namun, yang ditatap bukannya salah tingkah malah memasang wajah datarnya. Hingga tatapan sang dosen terputus karena suara seseorang.
"Maaf sebelumnya Pak, saya rasa anda tidak dibayar untuk memandangi wajah mahasiswi," celetuk seseorang tepat di belakang gadis yang menolongnya tadi pagi. Sebenarnya David kesal dengan mahasiswi itu namun, dirinya tidak bisa marah.
"Ok, kita absen dulu," ucap David sambil memegang absen di depannya.
"Ava Nafiza Wibowo."
Seorang gadis mengangkat tangannya dan ternyata adalah gadis yang menolongnya. Saat David mengetahui nama gadis itu entah kenapa dirinya semakin penasaran tentang gadis di depannya. Kemudian dirinya kembali mengabsen.
"Citra Laila Zanna."
Seoarang gadis yang berada di pojok kanan mengangkat tangannya. Gadis cantik dan sederhana yang membuat siapa saja tidak akan berkedip jika melihatnya tersenyum karena lesung pipi yang melekat dikedua pipinya. Setelah melihat dan mengangguk, David kembali melanjutkan absennya.
"Monica Chessy Maida," tepat saat itu pula suara yang bisa dibilang adalah sebuah teriakan yang membuat David dan seisi kelas terkejut.
"HADIROH BAPAK YANG BAIK HATI," jawabnya sambil cengegesan. David dan para penghuni kelas hanya menggelengkan kepala. Setelah itu David terus mengabsen hingga selesai.
"Pak, bagaimana kita negosiasi dulu," celetuk salah seorang mahasiswi yang tak lain adalah Monica yang membuat kening David dan seisi kelas menyerit kecuali Ava yang nampak tak peduli.
"Negosiasi apa?" tanya David.
"Bapak 'kan membuat peraturan di kelas ini, nah kita sebagai mahasiswa ingin mengadakan nego Pak. Biar kesejahteraan kita terjamin dan uang kuliah kita nggak sia-sia," jawab Monica yang membuat seisi kelas mengangguk menyetujui.
"Bagian mana yang ingin kamu negosiasi?" tanya David yang membuat Monica berpikir sejenak.
"Jangan pernah memberikan tugas mendadak. Tugas harus diberikan satu minggu sebelum dikumpulkan dan tugas juga harus sesuai dengan materi yang diberikan. Bapak tau sendiri 'kan biasanya para dosen itu memberikan tugas yang terkadang diluar akal sehat dan di luar materi lalu memberikan nilai yang tidak sesuai. Jadi, Bapak harus memberikan tugas yang sesuai dengan materi Bapak. Tentunya dengan nilai yang sesuai," ucap Monica panjang lebar.
"Kalau saya memberikan tugas hanya dizona aman, kapan pemikiran kalian akan berkembang?" tanya David yang membuat Monica terdiam.
"Tugas bukan hanya untuk mengembangkan pikiran mahasiswa semata. Pikiran akan berkembang tergantung dari mahasiswa itu sendiri bagaimana menghadapi suatu perkara," celetuk Ava dengan wajah datarnya yang membuat David menatapnya dalam.
"Karena banyak tugas di luar nalar namun tidak membuat pemikiran mahasiswa berkembang. Pemikiran seorang individu akan berkembang kalau dia mau berpikir dan itu tidak selalu melalui tugas," sambung Ava yang membuat David bungkam.
"Ok kalau kamu berbicara seperti itu. Lalu hal apa yang membuat individu berpikir selain tentang tugas?" tanya David.
"Di dunia ini bukan hanya tentang tugas Pak. Banyak hal yang dapat mengembangkan pikiran individu. Misalnya tanggung jawab atau mungkin masalah," celetuk seseorang yang tak lain adalah Citra yang membuat David menatapnya dalam diam.
"Mahasiswi yang menarik," batin David.
Seisi kelas memang sudah sangat hafal dengan kelakuan Ava, Citra, dan Monica saat di kelas. Ketiganya adalah mahasiswa yang kritis dalam menanggapi peraturan. Bahkan satu peraturan saja bisa memakan satu jam untuk mendebatkannya. David menatap ketiga mahasiswinya dengan tatapan tak biasa.
"Apa mau kalian?" tanya David pada akhirnya.
"Jangan membuat peraturan yang menyusahkan anda sendiri," ucap Ava datar. David yang mendengar hanya dapat menghembuskan napasnya.
"Negosiasi kalian saya terima tapi, kerjakan tugas yang saya berikan sebaik dan semampu kalian. Saya lebih menghargai hasil kerja kalian yang sederhana dan seadanya tapi kalian mengerjakannya sendiri daripada hasil mencontek. Paham sampai sini?" tanya David dan seisi kelas pun menyetujuinya. Setelah itu David memulai menjelaskan beberapa pokok pelajaran yang akan dipelajari hingga dua jam kedepan.
****
Kantin
Saat ini Ava, Citra, dan Monica tengah duduk di sudut kantin. Setelah mata kuliah David selesai, mereka mengisi perut yang sudah lapar karena melihat pokok pelajaran David yang membuat cacing dalam perut mereka seketika berdemo. Saat ini Citra dan Monica asik dengan makanannya masing-masing. Namun tidak dengan Ava, gadis itu terlihat seperti menunggu sesuatu. Monica yang melihat itu pun menegurnya.
"Lo nunggu apa, sih, Va?" tanya Monica heran.
"Kaya nggak tau Ava aja lo," jawab Citra.
Monica pun mengikuti arah mata Ava dan mengembuskan napas setelah tau apa yang membuat sang sahabat diam. Mereka bertiga memang sudah bersahabat dari awal kuliah. Mereka di kenal trio kritis karena pemikiran mereka yang sangat diluar nalar. Monica pun tidak lagi bertanya setelah tau alasan mengapa Ava belum makan. Rupanya gadis itu tengah menunggu satu stand makanan favoritnya sedikit sepi. Ava sangat maniak mie instan. Bahkan seminggu Ava bisa hanya makan mie instan. Bahkan di kampus Ava lebih sering makan mie instan daripada makanan lain. Namun terkadang dirinya lebih senang menunggu daripada harus mengantre sambil berdesak-desakkan seperti sekarang.
Jadilah dirinya lebih memilih bermain ponsel sambil menunggu stand makanan favoritnya sepi. Saat Ava terus menunggu, tiba-tiba satu mangkok mie instan rebus lengkap dengan telor setengah matang kini hadir di depannya. Tanpa peduli siapa yang memberikan Ava langsung memakan mie itu karena memang perutnya sudah minta diisi. Dirinya begitu menikmati hingga lupa jika ada orang yang sedang menatapnya dalam.
"Nggak usah buru-buru. Lo lagi makan bukan lomba makan."
BERSAMBUNG. . .
JANGAN LUPA BACA, VOTE, DAN KOMEN YAH
TERIMA GAJAH😄😄😄
28 FEBRUARI 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Rebutin Dosen [END]
Fiksi UmumKisah seorang mahasiswi semester lima yang memiliki sifat dingin dan juga selalu berekspresi datar. Hidupnya sangat tenang sampai akhirnya dirinya harus berhadapan dengan tiga orang dosen idola yang memperebutkannya. Kira-kira siapa yang akan dipil...