Part 29 = Ketakutan

7.5K 875 19
                                    

HAI-HAI SEMUA!! AKU KEMBALI UP

GIMANA? MASIH ADA YANG NUNGGUIN NGGAK?

GUYS KALAU KALIAN BACA CERITA INI JANGAN LUPA DI VOTE. KARENA BANYAK YANG BACA TAPI YANG VOTE SEDIKIT BANGET. SEGITU SUSAHNYA YAH KLIK VOTE😔😔

PADAHAL VOTE DAN KOMEN ITU ADALAH MOODBOSTER AKU BANGET. KADANG AKU TUH SEDIH SENDIRI

KALIAN CUMA BACA TAPI NGGAK VOTE. AKU MERASA KALIAN CERITAKU INI NGGAK BAGUS.

APA SEBAIKNYA AKU HIATUS AJA??

GIMANA PENDAPAT KALIAN??
SILAKAN KOMEN

OK KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF YAH





💛HAPPY READING💛












Pagi hari disambut matahari yang sangat cerah, bahkan lebih cerah daripada senyuman mantan dan pacar barunya. Saat ini Ben dan sang bunda tengah berjalan santai di taman menghirup aroma pagi. Ben sudah rapi dengan kaos dan celana trainingnya begitupun dengan sang bunda yang juga sudah rapi dengan pakaian santainya. Tak lupa masker diwajahnya.

"Buruan Ben. Nanti keburu mataharinya makin naik," ucap sang bunda. Ben yang mendengar hanya menggeleng saja.

"Santai aja Bund, namanya juga jalan santai. Kalau buru-buru lari namanya," jawab Ben sambil mendorong kursi roda sang bunda. Sang bunda pun hanya pasrah saja. Sudah sejak lama dirinya tidak keluar rumah dan Ben kerap kali mengajaknya untuk berjalan santai. Namun, dirinya selalu menolak dan baru kali ini dirinya hendak keluar.

"Kapan aku bisa seperti ini lagi denganmu Mas," batinnya.

"Bund, kita makan bubur yuk," ajak Ben yang membuat lamunannya buyar.

"Ayo, Bunda juga udah lapar nih," jawabnya. Ben pun mendorong kursi roda sang Bunda mendekati warung bubur ayam yang tak jauh dari mereka. Namun, tiba-tiba sebuah bola volly melayang dengan indah ke punggung Ben yang membuat si empunya meringis.

"Kenapa, Nak?" tanya Bunda khawatir.

"Ini Bund punggung Ben kena bola volly," jawab Ben seraya mengambil bola volly itu. Tak lama setelah itu datanglah seseorang yang membuat Ben terkejut.

"Duh maaf yah gue ... eh lo yang hampir kena palak sama preman malam itu 'kan?" tanya seseorang yang tak lain adalah Nada. Ben yang semula kesal langsung tersenyum, rasa kesalnya tiba-tiba menghilang dan ia juga tak tahu alasannya.

"Siapa Nak?" tanya sang Bunda yang membuat Ben tersadar.

"Oh iya ini yang udah nolong Ben waktu itu," ucap Ben yang membuat sang Bunda tersenyum pada Nada.

"Terima kasih yah Nak udah nolong anak tante," ucap bunda Ben tersenyum tulus.

"Iya tante sama-sama," jawab Nada tersenyum.

"Kamu sama siapa kesini, Nak?" tanya bunda.

"Rame-rame, sih, Tan. Itu mereka disana," tunjuk Nada. Bunda Ben pun mengikuti arah tangan Nada dan seketika itu pula ia menegang.

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang