Part 41 = Introgasi

7K 845 83
                                    

HAI-HAI AKU KEMBALI UP!! 

KALIAN MASIH NUNGGUIN NGGAK? SILAKAN KOMEN YANG BANYAK DI SINI BIAR AKU TAU SIAPA AJA YANG NUNGGUIN HEHEHE

TERIMA KASIH YANG UDAH BACA CERITA ABSURD AKU. AKU TERHARU KARENA KALIAN BEGITU ANTUSIAS BACA CERITA INI.

OK DEH, KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF YAH

💛HAPPY READING💛

Pagi hari di rumah Tama kini sedikit berbeda. Dulu, rumah Tama hanya ada dirinya, Gavin, dan Rama. Kini bidadari yang sudah ditunggunya sejak lama akhirnya pulang ke rumah. Tama tak henti-hentinya bersyukur karena masih dipertemukan dengan wanita yang dicintainya. Rasanya ia tak kuat jika keluar rumah terlalu lama. Setelah, ia pulang dari rumah sakit malam tadi, ia terus menempel pada Tina. Hingga saat ini ia masih menempel pada Tina yang tengah memasak di dapur. Ben yang kala itu membantu sang Bunda hanya bisa mendengkus saat melihat Tama yang menempel bak lem pada Tina. Tina yang merasa kesal pun akhirnya melepaskan pelukan Tama secara paksa yang membuat Tama terkejut.

"Kok dilepas, sih Ay. Tega banget kamu," ucap Tama seraya mengelus bokongnya yang sakit karena mencium lantai. Sementara Tina hanya mendengkus kasar.

"Aku lagi masak, Mas. Kalau kamu peluk aku terus, yang ada kita makan angin. Nggak puas apa semalaman peluk aku kaya guling?" tanya Tina kesal.

"Namanya juga melepas rindu, Ay. Kangen berat ini. Kamu tega banget sama suami sendiri," ucap Tama. Ben yang mendengar perdebatan itu hanya menggeleng dan kembali melanjutkan kegiatan memasaknya.

"Ay-ay. Kamu kira aku ayam? Udah tua masih aja kelakuan kaya bujangan," ucap Tina.

"Walau aku tua aku masih bisa kasih adik buat Gavin sama Rama yah, Ay. Jangan kamu ragukan kekuatan orang tua ini," ucap Tama bangga yang membuat Ben dan Tina melotot.

"Telinga gue udah ternodai aja. Masih pagi padahal," gumam Ben. Terdengar suara teriakan yang membuat ketiganya menoleh.

"PAPAH JANGAN COBA-COBA PRODUKSI MAKHLUK LAGI YAH DI RUMAH INI!" teriak Rama.

"CUKUP RAMA AJA YAH PAH YANG MEMBUAT GAVIN HAMPIR GILA. JANGAN LAGI PAPAH TAMBAH RAMA-RAMA YANG LAIN!" teriak Gavin yang membuat Rama di sampingnya menoleh.

"Lo emang sudah gila yah Kak. Apalagi sejak lo ditikung," ucap Rama tersenyum mengejek yang membuat Gavin langsung menerjangnya. Akhirnya mereka saling berguling-guling ria di lantai. Ben, Tina, dan Tama yang melihat hanya diam menyaksikan pertarungan keduannya.

"Kira-kira siapa yang menang?" tanya Ben yang membuat Tama dan Tina menoleh.

"Kalau menurut Bunda, sih Rama. Secara 'kan Rama bar-bar kaya petasan," ucap Tina.

"Menurut Mas sih Gavin. Soalnya Gavin adalah korban ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Jadi, pasti dia melatih diri supaya kuat menjalani hidup. Gavin ajalah yang menang, no gelud," ucap Tama.

"No debat kali, Om," ucap Ben.

"Suka-suka Om dong. Mulut juga mulut Om," ucap Tama sewot.

"Kok Om nyolot sih sama saya, sih," ucap Ben tak terima.

"Karena kamu anaknya Rudy. Memang yah keturunan Rudy menyebalkan," sontak ucapan Tama membuat Ben melotot.

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang