Part 10 = Si Mulut Pedas

15.6K 1.7K 70
                                    

HAI-HAI AING KEMBALI UP

TERIMA KASIH YANG UDAH MAU BACA DAN NUNGGUIN CERITA ABSURD AING



KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF



💚HAPPY READING💚













Seketika suasana hening begitu pun dengan Ava yang kini tengah menatap lekat orang di depannya. Monica yang melihat pun takut untuk mengeluarkan suara. Hingga Dino yang duduk di samping Monica yang merupakan spesies seperti Monica berbisik.

"Gue merasa ada di Kutub Utara," bisik Dino yang membuat Monica menoleh.

"Hooh dingin banget. Lebih dingin daripada sikap Mas Al pemain sinetron yang sering gue tonton," jawab Monica yang juga berbisik.

"Yaelah, lo sama kek emak-emak aja tontonannya Ikatan Batin," ucap Dino.

"Ikatan Cinta Dinosaurus, bukan Ikatan batin," jawab Monica gemas.

"Ya gue mana tahu. Yang gue tahu cuma sinema azab," jawab Dino sewot.

"Yang ingin bergosip, silakan keluar dari kelas saya!" tegur seseorang yang membuat keduanya terkejut.

"Yang bergosip juga siapa, sih, Pak? Orang dari tadi saya diskusi kok sama Dino," jawab Monica.

"Diskusi apa?" tanyanya.

"Diskusi kenapa orang yang sifatnya dingin itu mulutnya pedas banget. Sekali ngomong pedasnya mengalahkan sindiran tetangga," jawab Monica.

"Alasan. Mending kamu diam, sakit telinga saya karena dengar suara kamu, polusi suara," ucapnya yang membuat seisi kelas menahan tawa kecuali Monica yang kesal setengah mampus.

"Gue pernah denger dari orang-orang, kalau dosen yang di depan kita sekarang terkenal dengan mulut pedasnya. Jadi, lo harus stok kesabaran yang cukup kalau mata kuliah dia," bisik Dino yang membuat Monica mengembuskan napas kasar.

"Kenapa kamu bernapas seperti itu?" tanyanya.

"Terus, Bapak mau saya bernapas seperti apa? Mangap kek ikan mujair yang sakaratul maut?" tanya Monica kesal.

"Nggak sopan," ucapnya yang membuat Monica mengelus dada.

"Sabar Mon sabar. Kalau bukan dosen udah gue sambit tuh orang," gumam Monica.

"Perkenalkan nama saya Malik Dzaki Prasetyo dosen mata kuliah disemester ini. Saya harap kalian bersungguh-sungguh disemester ini agar nilai kalian bagus dan bisa secepatnya mengurus proposal skripsi kalian," ucap Malik tegas.

Malik Dzaki Prasetyo adalah salah satu dosen terkiller di Universitas Bima Sakti karena sifatnya yang sangat jutek. Selain itu Malik juga bermulut pedas, yang jika sekali bicara bisa menembus sampai tulang belakang. Malik sangat membenci keterlambatan. Sedikit saja dalam aktivitasnya ada kata terlambat, maka Malik tidak akan segan-segan mencaci maki siapa saja.

"Betul tuh Pak. Biar cepat kerja terus nikah deh," celetuk Monica santai. Memang awalnya Monica takut dengan dosen di depannya. Tapi, setelah dosennya seolah-olah mengangkat bendera perang padanya, rasa takut itu menghilang digantikan rasa ingin adu mulut.

"Emang ada yang mau sama kamu?" tanya Malik sinis.

"Dih, asal Bapak tahu yah, banyak orang-orang ngantri buat dapatin saya. Mulai dari yang sederhana sampai yang luar biasa," jawab Monica bangga.

"Emang apa yang bisa dibanggakan dari kamu. Palingan juga kerjaan kamu kalau nggak shopping, nonton drama Korea, dan menghalu. Mau makan apa suamimu nanti kalau kelakuan kamu seperti itu?" tanya Malik.

"Anda digajih bukan untuk mengetahui kehidupan orang lain. Jika anda terus berdebat, mending anda keluar dari kelas ini. Uang kuliah saya bukan untuk mendengarkan ocehan unfaedah anda," ucap Ava dingin yang membuat Malik terdiam.

"Gadis ini berbeda. Dari awal gue bertemu dia di koridor, gue semakin penasaran sama dia,"batin Malik

"Ok, karena saya diusir, maka saya akan keluar dari kelas ini," ucap Malik seraya merapikan barang-barangnya.

"Dasar baperan," cibir Monica.

"Minggu depan kita akan bahas tentang kontrak dimata kuliah saya. Saya permisi," pamit Malik yang langsung keluar tanpa menjawab ucapan Monica. Ava yang melihat dosennya keluar bukannya mengejar malah bersikap santai sambil merapikan peralatan tulisnya. Sementara Citra, Monica, Dino langsung berdiri mengelilingi kursi Ava.

"Kenapa?" tanya Ava datar.

"Omongan lo ngeri amat, Va. Nanti Pak Malik ngomongin lo sama dosen lain gimana?" tanya Citra.

"Bodo amat. Minggir," ucap Ava yang langsung berdiri dan langsung meninggalkan ketiga temannya yang melongo.

"Pedas omongan Pak Malik ternyata lebih pedas omongannya Ava," ucap Dino menggelengkan kepalanya.

"Omongan Ava bukan lagi menusuk jantung, tapi menusuk relung hati yang paling dalam," sambung Monica yang berdiri di samping kanan Dino.

"Kalau orang yang nggak kuat, bisa-bisa tekanan batin dan mengalami gangguan mental," sambung Citra yang berdiri di samping kiri Dino. Lalu ketiganya serentak menggeleng.

****

Saat ini Gavin tengah duduk santai di salah satu sudut restoran Jepang. Dirinya begitu hanyut dalam lamunannya hingga makanan yang nampak menggiurkan di depannya hanya terlihat bak pajangan. Bahkan seseorang yang kini duduk di hadapannya pun heran. Merasa takut jika Gavin kesurupan, dengan santainya orang itu menggebrak meja yang membuat Gavin terkejut hingga keluar kata latahnya.

"EH GEBETAN KESAMBAR PETIR."

BERSAMBUNG. . .

LATAHNYA GAVIN NGERI YAH WKWK

IKUTI TERUS CERITANYA YAH

JANGAN LUPA BACA, VOTE, DAN KOMEN

TERIMA GAJAH😄😄😄
25 MARET 2021

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang