Part 67 = Kritis

3.8K 556 10
                                    

HAI-HAI SEMUA AKHIRNYA AKU KEMBALI UP

GIMANA NIH MASIH ADA YANG PENASARAN NGGAK

INSYAALLAH DIKIT LAGI DI REBUTIN DOSEN MAU TAMAT. JADI KEPOIN YAH


KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF
















💜HAPPY READING💜


































Seminggu kejadian yang menimpa Ava dan yang lain telah berlalu. Kini Ava tengah berjalan menuju makam seseorang. Setelah sampai, Ava meletakkan setangkai bunga dan mulai berdoa di depan makam tersebut. Setelah selesai ia pun menaburkan bunga dan menyiram makam lalu mengusap batu nisan dari makam tersebut. Tidak ada satu kata pun keluar dari mulut Ava. Hanya sesekali helaan napas keluar dari mulut gadis itu. Bahkan ia tidak menyadari jika ada orang lain berdiri di belakangnya dengan tatapan sendu.

"Apa yang lo pikirkan?" tanya seorang perempuan yang membuat Ava menoleh.

"Tidak ada," jawab Ava yang kembali fokus menatap batu nisan itu.

"Ikhlaskan dia, Va," ucap seorang laki-laki yang berjongkok di sebelah Ava.

"Harusnya kata-kata itu cocok buat lo," jawab Ava tanpa mengalihkan pandangannya. Tak lama Ava pun berdiri dan langsung pergi meninggalkan kedua orang tersebut.

"Kadang gue masih percaya kalau ini hanya mimpi," ucap seorang laki-laki.

"Namun sayangnya tidak. Makam yang ada di depan lo adalah makam dia, Rama," jawab seorang perempuan.

"Menurut lo, apa gue bisa melakukan permintaan terakhirnya, Cit?" tanya Rama yang membuat Citra menatapnya lama.

"Hanya waktu yang bisa menjawab. Ayo kita ke rumah sakit, masih ada yang harus dikunjungi," ucap Citra seraya berdiri meninggalkan Rama. Sejenak Rama mengusap makam di depannya dan tersenyum tipis

"Gue pasti akan bahagiakan dia."

***

Saat ini Rudy tengah berada di ruangan Aslan. Ya, akibat kejadian di jurang itu Aslan kritis. Aslan juga mengalami patah tulang di tangan, kaki, dan tulang rusuknya. Sebenarnya Rudy datang bersama Tama. Namun, Tama yang merasa belum siap bertemu Aslan memutuskan pergi ke rooftop dan menyuruh Rudy untuk pergi lebih dulu. Rudy yang mengerti pun langsung mengiyakan saja. Setelah menaruh buah-buahan yang dibawanya, Rudy pun duduk di samping brankar Aslan. Ia pun menatap Aslan dengan tatapan sendu. Hingga tak lama jari Aslan pun bergerak dan mata yang tertutup itu mulai terbuka. Rudy yang melihat itu pun langsung mendekati Aslan dan melepas alat pernapasan yang menutup mulut Aslan karena ia melihat Aslan seperti hendak mengatakan sesuatu.

"A—air," ucap Aslan pelan. Dengan sigap Rudy pun memberikan air pada Aslan.

"Ada yang sakit? Gue panggil dokter dulu," ucap Rudy. Tapi, Aslan menggeleng tanda tidak ingin Rudy memanggil dokter. Rudy yang paham pun kembali duduk.

"Di—dimana Mi—Mita dan Ta—Tama?" tanya Aslan.

"Mita masih kritis karena pada saat operasi pengangkatan peluru dia sempat mengalami pendarahan dan serangan jantung. Tapi untungnya dia masih bisa diselamatkan. Sementara Tama dia ada di rooftop, mau cari angin katanya," jawab Rudy.

"Gu—gue mau ketemu dia," pinta Aslan. Rudy pun mengangguk dan segera menelpon Tama. Setelah selesai, Rudy pun kembali berbincang dengan Aslan.

***

Ratu tengah melamun di depan pintu rawat Mita. Entah apa yang dipikirkannya. Bahkan ia sampai tak sadar jika Asis sudah berdiri di dekatnya. Asis memang di suruh untuk menjaga Mita, mengantikan Inka dan Tina yang saat ini pulang ke rumah untuk membersihkan diri. Asis yang melihat Ratu melamun pun menepuk pelan bahu Ratu yang membuat si empunya terkejut.

"Kenapa berdiri di sini? Lo bukan mau jadi cosplay patung 'kan?" tanya Asis bercanda yang membuat Ratu mendengkus.

"Masuk aja, gue yakin pasti lo juga kangen sama nyokap lo," ucap Asis yang masuk terlebih dahulu. Dengan langkah pelan Ratu pun masuk ke dalam ruangan tersebut. Terlihat seorang perempuan yang tengah terbaring lemah dengan alat yang terpasang di tubuhnya. Ratu pun mendekati perempuan tersebut dan duduk di samping brankar itu. Ratu masih belum membuka suaranya, hanya tangannya yang mengelus pipi Mita hingga kedatangan Ava, Citra, dan Rama pun ia tak sadar. Ava yang melihat pemandangan di depannya pun hanya menghela napas.

"Lo mau tau alasan bokap lo misahin lo dan nyokap lo?" tanya Ava yang membuat Ratu terkejut dan langsung menoleh menatap Ava.

"Lo dilahirkan karena kesalahan bokap lo. Semenjak orang tua gue menikah, bokap lo menjadi seorang pemabuk. Bahkan sampai dia menikah dengan nyokap lo kebiasaan itu belum hilang. Hingga suatu malam bokap lo mabok dan melakukan hal itu pada nyokap lo. Dia mengira kalau nyokap lo itu adalah nyokap gue," ucap Ava.

"Darimana lo tau?" tanya Ratu.

"Cerita dari nyokap lo dan sedikit membaca diarynya," jawab Ava.

"Rama lanjutkan," perintah Ava yang membuat Rama yang saat itu hendak tidur langsung mendelik.

"Kenapa gue sih my honey bunny Ava, gue ngantuk," ucap Rama.

"Gue malas," ucap Ava cuek.

"Lo kaya nggak tau Ava aja, Ram. Dia alergi ngomong panjang," celetuk Asis yang membuat Rama menghela napas lalu menatap Ratu.

"Tak lama nyokap lo hamil dan bokap lo menyuruh dia untuk mengugurkan kandungannya. Nyokap lo tentu saja tidak mau dan memohon pada bokap lo. Akhirnya bokap lo melakukan perjanjian setelah melahirkan nyokap lo harus membuang bayinya ke panti asuhan. Namun, setelah lo lahir bokap lo berubah pikiran. Sebagai gantinya nyokap lo yang harus dikurung oleh bokap lo untuk di siksa. Bokap lo ingin lo jauh dari orang yang melahirkan lo. Tujuannya bokap lo masih berharap kalau orang yang dia suka akan kembali. Sejak saat itu bokap lo membohongi semua orang kalau mama lo pergi meninggalkan lo dan dia agar orang yang dia cintai kembali. Tapi, tak satu orang pun yang tau kalau dia mengurung dan menyiksa mama lo selama ini," ucap Rama panjang lebar yang membuat Ratu kini sudah terisak.

"Karena obsesi bokap lo bukan hanya nyokap lo yang menderita. Semua orang juga terkena dampaknya mulai dari Om Rudy dan Tante Inka yang kehilangan saudaranya dan terpisah dengan anak pertamanya, Gue, abang gue, dan papah yang harus terpisah dengan mamah, Ava yang kehilangan kedua orang tuanya, dan mungkin masih banyak lagi yang menderita termasuk teman-teman lo. Jadi, kalau lo mengikuti sifat bokap lo mau berapa banyak lagi orang yang lo buat menderita?" tanya Rama yang membuat Ratu hanya diam memikirkan kesalahannya selama ini. Di tengah suasana hening itu, tiba-tiba Ratu merasakan seseorang mengusap tangannya yang membuat dirinya menoleh dan melihat seseorang tersenyum. Dengan perlahan Ratu pun mengusap tangan itu dan berkata

"Mamah, Ratu rindu Mamah."


BERSAMBUNG.  . .


JANGAN LUPA BACA, VOTE, DAN KOMEN YANG BANYAK😄😄😄

TERIMA GAJAH😄😄
O4 NOVEMBER 2021

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang