Part 47 = Menunggu Rencana

5.8K 889 171
                                    

HAI-HAI, AKHIRNYA AKU BISA KEMBALI UP!!

MAAF YAH BARU UP SEKARANG. SOALNYA BEBERAPA HARI INI AKU KURANG SEHAT. TAPI, ALHAMDULILLAH SEKARANG UDAH SEHAT BERKAT DOA KALIAN😄😄😄

TERIMA KASIH ATAS ANTUSIAS KALIAN UNTUK CERITA INI. KAN KEMARIN UDAH PART SERIUS. SEKARANG PARTNYA YANG ADA BECANDA-BECANDANYA YAH.

KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF








💚HAPPY READING 💚











Setelah membicarakan hal serius Ben langsung keluar ruangan terlebih dahulu. Di susul oleh yang lainnya. Hingga tersisa Ava, Citra, dan Yuda. Ketiganya tidak ada yang membuka suara. Ava yang melihat gelagat Yuda yang aneh pun menyerit. Sementara Yuda yang merasa diperhatikan pun menatap Ava dalam.

"Kenapa?" tanya Ava.

"Nggak papa," jawab Yuda.

"Lo kaya cewek aja, Yud. Jelas-jelas lo seperti ingin tau sesuatu," celetuk Citra. Ava pun terus menatap Yuda hingga si empunya menghela napas.

"Lo bohong 'kan?" tanya Yuda yang membuat kening Ava menyerit.

"Bohong? Soal apa?" tanya Ava balik yang membuat Yuda mendengkus.

"Lo pasti tau 'kan siapa yang nikam gue," ucap Yuda yang membuat Ava dan Citra saling menatap.

"Jawab!" seru Yuda karena Ava dan Citra tak kunjung memberi jawaban.

"Tau. Bahkan gue tau dalang di balik kecelakaan gue," jawab Ava.

"Terus kenapa lo nggak kasih tau sama yang lain? Kenapa lo malah berbohong?" tanya Yuda.

"Biar kalian sendiri yang mencari tau. Lambat laun pelakunya akan ketahuan," jawab Ava yang membuat Yuda menghela napas kasar.

"Cit, antar Yuda ke kamarnya," perintah Ava. Citra pun mengangguk dan segera mendorong kursi roda Yuda keluar dari ruangan. Setelah keduanya keluar, Ava pun terdiam dan tak lama Ava tersenyum misterius.

"Kali ini kalian nggak akan lolos."

***

Ben tengah duduk dipinggir kolam. Tatapannya kosong, entah apa yang ia pikirkan. Begitu banyak kesalahannya pada Ava. Berapa kali ia bertindak kasar pada Ava, berapa kali ia menulikan telinga saat Bunda Tina ingin menjelaskan. Andai ia tidak egois dan mencari tahu semuanya pasti hingga sekarang ia masih akrab dengan Ava. Semuanya sudah terjadi dan tidak dapat diulang. Beberapa kali Ben mengela napas panjang, hingga ia terkejut karena sebotol minuman dingin menempel di pipinya. Sementara sang pelaku hanya tertawa renyah dan duduk di samping Ben.

"Semua sudah terjadi. Lo nggak perlu menyesali apa yang udah lewat. Ambil hikmahnya," ucap Nada.

"Gue tau. Gue hanya malu sama Ava. Gue udah jahatin dia tapi, dia malah mikir keselamatan gue," ucap Ben.

"Kalau lo ada di posisi gue, lo pasti akan melakukan hal yang sama," ucap Ava yang entah sejak kapan berada tak jauh dari keduanya. Sementara Ben dan Nada langsung menoleh.

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang