Part 28 = Tak Terima

7.4K 874 27
                                    

HAI-HAI SEMUA!! AKU KEMBALI UP NIH

MASIH ADA YANG MAU BACA NGGAK??

TERIMA KASIH YANG UDAH BACA DAN NINGGALIN JEJAK. KADANG AKU KETAWA SENDIRI BACA KOMEN KALIAN. TAPI BUKAN BERARTI AKU GILA YAH WKWK

OKAY DEH KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF



💚HAPPY READING💚









"Rudy main yok," ucap Tama seraya mengetok pintu rumah Rudy.

"WOI RUDY BUKA NGGAK? GUE SERASA KEK ORANG MINTA SUMBANGAN NJIR," teriak Tama.

Ceklek

"Beginilah contoh orang tua yang bagus didoakan cepat mati," ucap Indie yang membuat Tama menatapnya tajam.

"Heh bocah ingusan kamu kalau ngomong nggak usah sesuai fakta juga kali," jawab Tama kesal.

"Jadi Om mau didoain cepat mati," celetuk Nada yang sudah berdiri di samping Indie.

"Ya kagak lah. Ntar kalau Om mati nanti cerita ini sepi lagi tanpa kehadiran duda tampan kaya Om," ucap Tama pede.

"Dih percaya diri sekali anda wahai orang tua. Padahal situ juga bukan pemeran utama," cibir Indie.

"Heh, kamu ada masalah sama saya. Perasaan saya nggak kenal sama kamu. Tapi kamu udah kaya mantan aja muncul tanpa diminta," ucap Tama kesal.

"Loh sama dong berarti kaya Om, muncul tanpa diminta," ucap Indie santai yang membuat Tama semakin kesal.

"Ada apa ini?" tanya Inka yang tiba-tiba muncul dari belakang yang membuat Tama menoleh.

"Rudy mana?" tanya Tama to the point.

"Di ruang kerja. Masuk aja," ucap Inka.

"Minggir bocil, kamu ngalangin jalan saya," ucap Tama pada Indie dan Nada.

"Dasar katarak. Jelas-jelas kita berdiri di pinggir gini juga," gerutu Nada.

"Kasihan yah. Seperti itu azab karena semasa mudanya terlalu banyak lihat cabe-cabean," sambung Indie yang membuat Tama menoleh.

"Ka, gue saranin lo buang mereka ke panti asuhan deh," ucap Tama yang membuat Indie dan Nada melotot sementara Inka hanya menggeleng pelan.

"Bund, Nada saranin nih orang tua buang aja ke panti jompo," ucap Nada mengikuti nada bicara Tama.

"Bener Tan. Orang macam ini sangat meresahkan, sama kek penjajah. Jadi supaya kita tidak terjajah lagi alangkah lebih baik orang ini kita tendang sejauh-jauhnya," sambung Indie.

"Tendang kepalamu pitak. Dah lah, gue mau ke atas dulu," ucap Tama.

"Atas? Ke akhirat Om?" tanya Indie polos yang membuat Tama mendelik sementara Inka dan Nada hanya terkekeh.

"Susah ngomong sama alien," ucap Tama seraya melangkahkan kakinya menuju ruang kerja Rudy dengan cepat.

"Jangan cepat-cepat Om. Nanti tulangnya encok loh, 'kan udah tua," teriak Indie yang membuat Inka dan Nada tertawa.

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang