Part 23 = Kontrak Gila

8.9K 1K 67
                                    

HAI-HAI AKU KEMBALI UP NIH!!!

ADA YANG NUNGGUIN NGGAK??
AKU NUNGGUIN LOH BALASAN DARI KALIAN 😔😔

AMBIL SISI POSITIF DARI CERITA INI YAH GUYS. CERITA INI HANYA BERASAL DARI KHAYALANKU. KHAYALAN YANG TERPENDAM WKWKWK

KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF YAH GUYS









💜HAPPY READING💜











Semua penghuni kelas langsung terdiam saat melihat Malik sudah berdiri di depan pintu. Tidak ada yang berani menatap Malik. Saat Malik ingin membuka suara tiba-tiba satu suara membuatnya bungkam.

"Nggak usah berdiri di depan pintu. Ganggu," seru seseorang yang membuat Malik menoleh. Terlihatlah Ava dengan ekspresi datarnya.

"Nggak sopan banget kamu jadi mahasiswa. Saya ini dosen kamu," ucap Malik jutek.

"Saya masih sopan sama anda. Kalau saya nggak sopan anda udah saya usir dari tadi," jawab Ava yang membuat semuanya melotot termasuk Malik.

"Astaga, gue aja selama kuliah sama Pak Malik nggak pernah bersuara. Nah si my honey bunny Ava enteng banget ngomong kaya gitu," ucap Rama pelan.

"Gue juga bingung sama Bebeb Ava, nggak ada takut-takutnya. Ngidam apaan sih emaknya dulu sampai-sampai keluar janin kaya Ava," jawab Asis pelan.

"Jangankan Pak Malik, dekan aja pernah debat sama Ava. Tuh dekan dibuat kicep sama Ava," sambung Dino.

"Kalian mau sampai kapan bisik-bisik seperti itu?" tanya Malik yang sudah duduk di kursinya.

"Sampai bapak diusir," celetuk Dino tanpa sadar yang membuat mata Malik melotot.

"Ahahahaha jangan gitu, No. Nanti Pak Malik baper kaya minggu kemarin," celetuk Monica.

"Sudah-sudah kalian duduk," ucap Malik pada Asis, Dino, dan Rama. Kebetulan Rama mengambil jadwal mata kuliah Malik di kelas Ava karena jadwalnya yang bertabrakan. Rama sendiri pun baru masuk sekarang karena minggu kemarin dirinya malas masuk.

"Kenapa kalian pada duduk di belakang?" tanya Malik melihat ketiganya duduk di barisan paling belakang.

"Walaupun kami duduk di belakang, tapi kami selalu mendengarkan penjelasan dosen Pak," ucap Dino

"Betul tuh Pak, dan kalau kami ngerjain tugas selalu mengumpulkan tepat waktu," sambung Rama.

"Pastinya kerjain sendiri tanpa yang namanya numpang NAMA," sambung Asis seraya menekan kata nama. Karena ia tau banyak mahasiswa jika mengerjakan tugas pasti hanya menumpang nama.

"Terserah kalian. Ok, selamat pagi semua," sapa Malik.

"Pagi Pak," jawab mereka serempak.

"Baiklah hari ini kita akan membicarakan kontrak kuliah untuk mata kuliah saya selama satu semester ke depan. Baca dan perhatikan baik-baik kontrak di depan," perintah Malik yang membuat semua penghuni kelas membaca kontak perkuliahan yang muncul melalui proyektor. Seketika itu pula semua mata mereka terbelalak saat membaca kontrak tersebut.

Braakk

"Bapak yang bener aja kalau buat kontrak. Yang ngotak dikit dong," ucap Monica ngegas yang membuat semuanya terkejut termasuk Malik.

"Kamu kalau ngomong yang sopan. Kalau saya nggak ngotak nggak mungkin saya jadi dosen," ucap Malik menatap tajam Monica yang di balas juga oleh Monica.

"Gimana saya bilang Bapak nggak ngotak, peraturan yang bapak buat nggak masuk di nalar. Harus datang sebelum jam 7 pagi, lewat dari jam 7 tidak boleh masuk. Bapak pikir kami SMA?" tanya Monica sedikit emosi. Ava menatap Malik dengan tatapan datarnya, sementara Malik mengembuskan napas lelahnya.

"Saya adalah tipe orang yang disiplin. Saya benci segala aktivitas yang tidak sesuai dengan jam yang sudah ditentukan," ucap Malik yang membuat rahang Monica menggeras.

"Maaf Pak sebelumnya, kami bukan lagi anak SMA yang harus patuh sama peraturan yang dibuat secara mutlak oleh sekolah. Tapi kami di sini mahasiswa, jadi kami juga berhak untuk mengeluarkan pendapat kami. Cukup selama tiga tahun kami hidup dalam peraturan SMA, Pak," celetuk Rama yang membuat semuanya menatap Rama.

"Biasa aja kali natapnya. Gue tau gue ganteng, jadi yang mau minta foto sama tanda tangan nanti pas selesai mata kuliah ini," ucap Rama pede yang membuat semuanya menatapnya datar.

"Percuma ganteng tapi nggak laku," ucap Asis yang membuat Rama mendelik.

"Lo . . . ."

"Kalau kalian mau ribut silakan keluar," ucap Malik tegas yang membuat keduanya terdiam.

"Buatlah kontrak yang tidak berlebihan," ucap Ava tiba-tiba yang membuat Malik menatap gadis itu.

"Tidak semua orang bisa mengikuti pola hidup anda. Tapi, bukan berarti anda tidak bisa mengubahnya. Perubahan itu memerlukan banyak waktu dan proses. Kalau anda langsung memberi ultimatum seperti kontrak anda, saya yakin sebentar lagi bukan hanya Monica yang akan mengamuk tapi bisa-bisa anda dirajam sama semua mahasiswa yang ada di sini," ucap Ava yang membuat semuanya melongo. Malik pun menatap Ava dengan tatapan yang tak biasa. Hingga ucapan Ava berikutnya membuatnya tak berkutik.

"Percuma gelar sepanjang jalan tol kalau isi otak nyaris kosong."

***

Saat ini Ben tengah duduk di salah satu kafe untuk mengerjakan tugasnya yang sudah menumpuk dari minggu lalu. Dirinya begitu fokus, hingga suara seseorang menginstrupsi yang membuat Ben mendongkak dan menyerit melihat orang di depannya.

"Boleh saya duduk di sini?" tanyanya.

"Boleh, Om. Silakan," jawab Ben. Lalu orang tersebut pun duduk di depan Ben.

"Maaf Om, apa sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya Ben.

"Tidak. Tapi saya cukup tau siapa kamu," ucapnya yang membuat kening Ben menyerit.

"Maksud Om?" tanya Ben tak mengerti.

"Saya akan bantu kamu untuk menghancurkan Ava," ucap orang itu yang membuat Ben terkejut.

"Ba—bagaimana Om bisa . . . ."

"Itu tidak penting. Intinya di sini saya akan memberikan tawaran untukmu untuk bekerja sama dengan saya untuk menghancurkan Ava," ucapnya.

"Apa yang membuat Om ingin menghancurkan Ava?" tanya Ben penasaran.

"Ava sudah menghancurkan hidup saya. Kalau kamu mau kita bekerja sama hubungi nomor di kartu nama ini. Kalau begitu saya permisi," ucapnya seraya memberikan kartu nama dan langsung pergi meninggalkan Ben yang masih mencerna semuanya. Ben pun mengambil kartu nama itu dan nampaklah satu nama yang asing menurutnya.

"Siapa Aslan?"

BERSAMBUNG. . .

SILAKAN KALIAN BERPENDAPAT SIAPA ITU ASLAN

JANGAN LUPA BACA, VOTE, DAN KOMEN

TERIMA GAJAH😄😄😄
25 APRIL 2021

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang