Part 65 = Di luar Rencana

3.8K 552 62
                                    

ASSALAMUALAIKUM SEMUANYA DAN SELAMAT MALAM

AKHIRNYA AKU BISA KEMBALI UP!!

ADA YANG NUNGGU NGGAK?

SEBELUMNYA TERIMA KASIH ATAS DUKUNGAN KALIAN DAN UCAPAN SEMANGAT KALIAN. SUNGGUH AKU TERHARU

AKU AKAN DOUBLE UP KALAU KALIAN BISA KOMEN YANG BANYAK HEHEHE



KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF





























💙HAPPY READING💙



































"Gawat, kita harus segera kesana, Tina," ucap Mita yang mendengar suara pistol. Tina dan Mita memang menunggu di luar gedung karena tidak memungkinkan jika mereka ikut masuk ke dalam sana.

"Sebaiknya kita tetap di sini, Mit. Kalau kita masuk, baik kamu maupun aku akan dalam bahaya. Aslan masih mengincar kita," jawab Tina.

"Tapi mau sampai kapan kita duduk disini? Kita harus berbuat sesuatu," ucap Mita gelisah.

"Tunggu sampai ada perintah dari Ava, Mit," ucap Tina yang membuat Mita menghela napas kasar. Hingga perhatian mereka teralihkan karena seseorang mengetok kaca mobil.

"Kamu kenapa kesini, Inka?" tanya Mita setelah mengetahui orang tersebut dan langsung membuka pintu mobil untuk membiarkan Inka masuk.

"Apa kalian dengar, tadi ada suara tembakan? Aku khawatir kalau misal terjadi sesuatu dengan mereka," jawab Inka dengan wajah cemasnya.

"Aku yakin mereka pasti baik-baik saja," ucap Tina berusaha tenang.

"Aku tadi sempat melihat orang yang berpakaian serba hitam masuk ke dalam. Apa itu anak buah Aslan? Jumlah mereka cukup banyak," ucap Inka gelisah.

"Benar kah? Sebaiknya kita masuk saja," ucap Mita.

"Bagaimana nanti jika kita tertangkap, pasti akan merepotkan untuk mereka," ucap Inka yang membuat Mita kembali terdiam.

"Kalau begitu biar aku saja masuk ke sana dan kalian tetaplah di sini," ucap Mita.

"Tapi ...," belum sempat Inka bicara, Mita sudah membuka pintu mobil dan langsung masuk ke dalam bangunan itu. Inka dan Tina yang melihat itu mengembuskan napas pelan.

"Dasar keras kepala, tidak pernah berubah," ucap Tina.

"Apa perlu kami menyusulnya, nyonya?" tanya seorang bodyguard.

"Tak perlu, aku yakin dia pasti bisa melindungi dirinya," jawab Tina.

"Kamu yakin, Na?" tanya Inka.

"Hhhmm, mungkin saatnya dia bertemu dengan anaknya," ucap Tina yang membuat Inka terdiam.

***

Semuanya terkejut ketika sebuah peluru menembus kaki Aslan. Semuanya menoleh dan nampaklah Monica dengan wajah dinginnya. Ava pun sama terkejutnya tapi ia masih dapat mengendalikan ekspresi wajahnya. Sejenak netra mata Monica bertemu dengan netra mata Dino yang terbaring tak berdaya akibat bogeman bertubi-tubi dari Ava. Dino terdiam menatap mata bulat itu. Entahlah begitu banyak yang ia rasakan dalam tatapan mata itu. Tatapan terluka, amarah, dan sedih semua menjadi satu. Monica pun segera memutuskan tatapan itu dan langsung berjalan ke arah Aslan yang terduduk sambil memegang kakinya.

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang