Part 71 = Memilih

8.1K 729 123
                                    

HAI-HAI SEMUA AKU KEMBALI UP

TAK TERASA KITA SUDAH SAMPAI DI AKHIR CERITA

KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF













💚HAPPY READING💚

























Waktu terus berlalu dan tak terasa hari ini adalah hari kelulusan Ava dan juga sahabatnya. Mereka semua kini tengah berkumpul di aula kampus untuk mengikuti acara wisuda. Wajah mereka nampak sangat berseri karena sudah mendapat gelar yang diinginkan sekaligus sedih karena harus berpisah dengan para sahabat-sahabat dan juga dosen yang telah memberikan mereka ilmu. Suasana begitu meriah saat pengumuman mahasiswa dan mahasiswi yang mendapatkan IPK tertinggi dipanggil untuk ke atas panggung.

"Ava Nafiza Wibowo," Ava yang mendengar namanya dipanggil pun langsung naik keatas panggung. Semua sahabat dan keluarganya pun bangga karena Ava menjadi salah satu mahasiswi dengan IPK tertinggi.

"Wuuiihh keponakan gue itu," teriak Rudy yang membuat Inka tepat berada disampingnya menjadi malu sendiri.

"Pah, duduk, nggak malu dilihatin orang?" tanya Nada kesal.

"Ngapain malu, orang Papah bukan lagi minta warisan kok," ucap Rudy sewot.

"Gimana mau minta, warisannya aja udah jatuh ke tangan Papah semua kok," celetuk Ben.

"Hush, sudah-sudah, ini acara wisuda bukan warisan. Jadi, tolong kalian bertiga jangan bikin malu Bunda," ucap Inka kesal.

"WOI SAHABAT GUE ITU. ASTAGA AVA BANGGA GUE JADI BEST FRIEND LO," teriak Monica yang membuat beberapa orang disekitarnya menutup telinga.

"Halah, pas senang aja lo bilang best friend. Ntar pas susah lari ke orang lain," sindir Asis yang membuat Monica mendelik.

"Heh! Bisa tenang nggak sih? Ini acara wisuda bukan acara konser," celetuk Tama.

"Serasa kek di kebun binatang," gumam Rama.

"Kamu ngomong apa sayang?" tanya Monica tersenyum misterius yang membuat Rama gelagapan.

"Ngg-nggak pa—papa kok sayang, aku cuma bilang kamu cantik banget hari ini," jawab Rama cengecesan.

"Dasar bucin," ucap Tama.

"Ssesama bucin nggak usah banyak bacot," jawab Rama sinis.

Setelah acara wisuda selesai, Ava dan yang lain bersiap menuju pemakaman. Keluarga Rudy dan Tama pergi ke makam orang tua Ava. Sedangkan Mita, Asis, Yuda, dan Ratu pergi ke makam Aslan. Setelah hampir menempuh waktu tiga puluh menit akhirnya mereka sampai di makam. Ava pun berjongkok di antara makam kedua orang tuanya seraya mengelus kedua batu nisan itu.

"Pah, Mah, Ava udah sarjana. Salah satu impian Papah dan Mamah sudah tercapai," ucap Ava tersenyum tipis.

"Ava juga sudah memaafkan kesalahan Om Aslan. Ava harap kalian bahagia disana," sambung Ava. Sementara para orang tua hanya diam sambil menaburkan bunga di atas makam keduanya. Setelah puas berbicara, mereka pun berdoa dan kemudian pergi meninggalkan makam orang tua Ava. Semuanya kecuali Rudy dan Tama karena keduanya masih ingin berbicara sebentar. Kedua laki-laki paruh baya itu masih terdiam sembari menatap kedua makam orang yang mereka sayangi dengan sesekali kedua menghela napas.

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang