HAI-HAI SEMUA AKU KEMBALI UP😄😄😄
HEHEHE MAAF YAH BARU UP SEKARANG. HARUSNYA TUH KEMARIN. EH MALAH MATI LISTRIK JADINYA BARU BISA UP SEKARANG
TERIMA KASIH YANG MASIH SETIA MENUNGGU CERITA AVA
YUK RAMEIN. KALAU BISA SAMPAI 100 K
KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF
💙HAPPY READING💙
Setelah keributan yang terjadi diruangan Ava siang tadi, keheningan kembali tercipta. Hanya tersisa Nada yang menemani Ava. Inka dan Rudy kembali ke rumah untuk beristirahat. Awalnya mereka tidak mau, namun bukan Nada namanya jika tidak memaksa. Nada tidak sendiri, ia akan ditemani oleh Indie dan Nana yang kini masih dalam perjalanan. Nada pun duduk di samping brankar Ava sambil memerhatikan sang Kakak Sepupu yang hingga kini belum sadar.
"Lo tau Kak, ternyata gue punya Kakak kandung," ucap Nada memulai curhatnya.
"Jujur gue nggak menyangka tentang fakta ini karena Papah sama Bunda begitu rapat menutupi semuanya." Tangan Nada terulur untuk memegang tangan Ava yang tidak tertancap infus.
"Gue bingung harus bersikap seperti apa. Gue kesal, gue marah, gue sedih, dan gue kecewa. Tapi, gue nggak bisa mengambil tindakan. Gue nggak bisa bertindak seperti lo. Gue tau dibalik sifat lo yang datar, dingin, dan tidak peduli lo menyimpan sebuah rahasia besar," ucap Nada pelan.
"Lo harus cepat sadar, Kak. Supaya kepingan rahasia yang tersembunyi selama ini dapat terungkap. Gue tau lo lelah sama kehidupan rumit lo. Tapi, gue juga salut sama lo karena lo begitu kuat menghadapi semuanya Kak. Kalau gue jadi lo, gue nggak akan kuat," ucap Nada yang tanpa sadar air matanya menetes.
"Duh kok gue nangis. Kalau Kak Ava lihat, gue yakin pasti bakal dapat omongan pedas dari dia. Gue ke toilet dulu deh," monolog Nada yang kemudian berdiri menuju toilet. Setelah Nada masuk ke dalam toilet, tiba-tiba pintu rawat Ava terbuka menampilkan seseorang yang berpakaian seba hitam. Perlahan orang itu berjalan mendekati Ava sambil tersenyum sinis.
"Ternyata lo bisa juga menjadi sosok lemah," ucapnya.
"Kenapa lo nggak mati aja," ucapnya seraya mengelus pipi Ava.
"Oh gue punya ide. Gue akan membuat kematian lo jauh lebih mudah. Jadi, setelah ini lo akan pergi ke alam baka. Bye Ava," ucapnya tersenyum puas. Lalu orang itu mencabut alat pernapasan Ava yang membuat tubuh Ava kejang-kejang.
"Ok. Selanjutnya ini," ucapnya seraya menarik bantal dan langsung menutup wajah Ava dengan bantal tersebut. Seketika Ava mengalami kesulitan bernapas yang membuat orang itu tersenyum bahagia. Hingga tiba-tiba, Nada keluar dari pintu toilet dan langsung terkejut.
"WOI APA YANG LO LAKUIN!" sontak orang tersebut terkejut dan langsung berlari. Ketika hendak keluar dari pintu, orang itu terjatuh karena menabrak seseorang.
"Kak Yuda tangkap orang itu. Dia berusaha mau membunuh Kak Ava," ucap Nada yang membuat Yuda terkejut dan langsung ingin menangkap orang tersebut. Namun, gerakan itu kalah cepat karena orang itu berhasil meloloskan diri. Yuda pun mengejar orang tersebut. Nada yang panik pun terus menekan tombol untuk memanggil dokter. Tak lama dokter pun datang dan segera memberikan pertolongan pada Ava.
"Adek silakan keluar dulu," perintah dokter. Nada pun mengangguk dan langsung keluar. Saat Nada keluar ruangan Ava, tak lama Indie dan Nana menghampirinya.
"Lo kenapa, Nad? " tanya Indie. Nada yang melihat keberadaan sahabatnya dengan langkah cepat langsung memeluk Nana. Nana yang terkejut pun nyaris terjatuh jika Indie tak menahannya dari belakang.
"Ka Ava, a—ada orang yang ma—mau bunuh Kak Ava," jawab Nada sambil menangis yang membuat Indie dan Nana terkejut.
"Sekarang, mana orangnya?" tanya Indie.
"Lagi dikejar sama Kak Yuda," jawab Nada.
"Lo udah kasih tau orang tua lo?" tanya Nana.
"Belum," jawab Nada.
"Biar gue yang hubungi mereka." Indie langsung mengambil ponselnya. Saat ia hendak menghubungi orang tua Nada, dengan cepat Nada menghentikannya yang membuat Indie menyerit.
"Kenapa?" tanya Indie heran.
"Jangan kasih tau mereka. Lo bisa nelpon orang ini aja," ucap Nada seraya memberikan ponselnya pada Indie. Indie pun bingung yang membuat Nada menghela napas kasar.
"Gue nggak mau mereka ke sini karena mereka harus istirahat. Cepat lo hubungi nomor itu!" Perintah Nada.
"Ini nomor siapa, Nad? Abang ojol?" tanya Indie polos yang membuat Nana dan Nada menatapnya jengah. Akhirnya, Nana merebut ponsel Nada dan langsung menelpon nomor tersebut.
"Hal ...."
"Ke rumah sakit sekarang!" ucap Nana to the point.
Tut
"Beres," ucap Nana sambil memberikan ponsel itu kepada Nada.
"Kenapa jadi lo yang nelpon?" tanya Indie kesal.
"Lo lama. Membuang waktu," jawab Nana yang membuat Indie mendengkus. Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang membuat ketiga remaja itu mendongkak. Nana yang melihat orang itu pun terkejut.
"Kakak!"
***
Yuda masih terus mengejar orang tersebut. Hingga ia berhasil menarik baju orang itu yang membuatnya terjatuh. Dengan cepat Yuda segera menangkap orang itu. Namun belum sempat Yuda menangkap orang itu, tiba-tiba orang itu langsung menancapkan pisau di perut Yuda. Yuda pun terkejut dan langsung terduduk lemas. Tanpa membuang waktu orang itu langsung kabur meninggalkan Yuda sendiri. Yuda pun berusaha menahan rasa sakit di perutnya. Hingga ia mendengar suara seseorang.
"Astaga Yuda."
BERSAMBUNG. . .
KEMARIN AVA, SEKARANG YUDA 😟😟
JANGAN LUPA BACA, VOTE, DAN KOMEN YANG BUUAANNYYAAKKK😉😉😄😄
TERIMA GAJAH😄😄😄
28 MEI 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Rebutin Dosen [END]
General FictionKisah seorang mahasiswi semester lima yang memiliki sifat dingin dan juga selalu berekspresi datar. Hidupnya sangat tenang sampai akhirnya dirinya harus berhadapan dengan tiga orang dosen idola yang memperebutkannya. Kira-kira siapa yang akan dipil...