Part 18 = Mengadu

12.3K 1.2K 30
                                    

HAI-HAI AKU UP NIH

SESUAI YANG KALIAN MAU UNTUK AKU UP CEPAT WKWKWK

TAPI KALIAN HARUS RAMAIKAN YAH. KALAU MAU PROMOSIIN CERITAIN INI JUGA NGGAK PAPA HEHEHE

KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF


💜HAPPY READING💜







"Kalian ngapain disini?" tanya seseorang yang membuat Ava dan Gavin menoleh dan seketika itu pula Gavin terkejut.

"Kamu," ucap Gavin terkejut seraya menunjuk orang di depannya.

Plak

"Aduh sakit woi," ucap Gavin kesal.

"Yang sopan kalau ngomong sama orang tua," ucap orang tersebut.

"Pakde kok bisa disini?" tanya Ava seraya menghampiri Rudy dan menyalim tangannya.

"Kamu nggak mau salim sama Om?" tanya Rudy yang melihat Gavin hanya berdiri bak patung.

"Tangan Om banyak bakteri. Takut nanti Gavin kena corona," ucap Gavin lempeng yang membuat kepalanya kembali menjadi sasaran empuk Rudy.

"Dasar anaknya Tama memang kurang akhlak, pantes ditinggal gebetan," ucap Rudy tertawa mengejek yang membuat Gavin mendelik.

"Tolong yah, dilarang membahas masa lalu. Itu hanya hal yang sia-sia," ucap Gavin jengah yang membuat Rudy terkekeh.

"Kalian ngapain di sini? Pasti mau berbuat mesum yah?" tanya Rudy yang membuat seketika Ava dan Gavin melotot.

Plak

"Aduh, kenapa kalian pukul kepala Om?" tanya Rudy sembari mengelus kepalanya sambil menatap kesal ke arah Ava dan Gavin.

"Hahaha double kill," ucap Gavin tertawa yang membuat Rudy menatapnya tajam.

Ava yang melihat kejadiannya di depannya hanya diam. Memikirkan kejadian di kantin tadi.

Semua orang di kantin terdiam melihat kejadian di depan mereka. Bahkan untuk sekedar menarik napas pun tidak ada yang berani melakukan. Ava yang sedari tadi diam pun mendongkak dan bertemu dengan netra mata Yuda yang sulit untuk diartikan.

"Ka—kamu jahat," lirih Ratu sambil memegang pipi kanannya yang memerah akibat tamparan Yuda. Yuda yang mendengar lirihan itu pun menoleh ke arah Ratu dengan tatapan tajamnya.

"Gue jahat? Lo nggak salah hah? Bukan kah selama ini lo selalu cari masalah sama Ava?" tanya Yuda geram.

"GUE BEGINI KARENA GUE SUKA SAMA LO, YUDA!!" teriak Ratu.

"TAPI GUE NGGAK PERNAH SUKA SAMA LO, PAHAM NGGAK, SIH LO? SAMPAI KAPANPUN GUE NGGAK AKAN PERNAH SUDI PUNYA PERASAAN SAMA LO. BAHKAN KALAU HARUS MATI SEKALI PUN," teriak Yuda yang membuat Ratu dan semua orang terdiam. Sejenak Ratu menatap Ava dengan tatapan benci. Ava pun membalas dengan tatapan dingin dan datarnya. Setelah itu tanpa kata Ratu langsung pergi meninggalkan kantin bersama kedua antek-anteknya. Yuda pun melihat telapak tangannya yang memerah akibat menampar Ratu dan menarik napas kasar.

Yuda pun mengalihkan pandangannya ke arah teman-temannya dan tak lama netranya jatuh pada Gavin yang berdiri tak jauh darinya.

"Pak, bawa Ava pergi dari sini. Saya takut Ava masuk angin kalau bajunya tidak diganti," ucap Yuda. Gavin yang mengerti situasi pun langsung menarik tangan Ava meninggalkan kantin. Monica, Rama, dan Pandu pun duduk di dekat Yuda untuk menenangkan Yuda.

Setelah itu Ava dan Gavin pun rencana akan ke mall terlebih dahulu untuk membeli baju untuk Ava. Namun, ditengah perjalanan, mereka bertemu dengan Citra dan Gavin pun menceritakan semuanya karena dirinya tahu jika Ava tidak akan membuka suara tentang kejadian tadi. Citra pun terkejut dan langsung memberikan Ava baju kaos yang kebetulan terbawa olehnya. Jadilah Ava menganti pakaiannya di toilet dengan baju Citra. Setelah itu Ava dan Gavin langsung keluar dari kampus sedangkan Citra pergi ke kantin.

"AVA!!" teriak Gavin dan Rudy yang membuat Ava terkejut lalu menatap dua orang di depannya.

"Kamu lagi mikirin apa?" tanya Gavin.

"Yang jelas dia bukan mikirin kamu," ucap Rudy yang membuat Gavin menatap kesal orang tua di depannya.

"Saya nggak nanya Om, saya nanya A ... loh Ava mana?" tanya Gavin yang terkejut karena Ava sudah tidak ada di depannya.

"Tuh jalan ke arah mobil saya," ucap Rudy yang membuat Gavin menoleh dan terlihat Ava yang sudah berjalan ke arah mobil Rudy.

"Kenapa Om nggak ngomong daritadi sih," ucap Gavin seraya meninggalkan Rudy yang menyerit.

"Kan dia baru nanya tadi. Dasar bocah sopret," gerutu Rudy yang menyusul Gavin.

***

Seorang perempuan menangis tersedu-sedu di belakang rumahnya. Hal itu karena orang yang sangat dicintainya dengan mudahnya menamparnya di depan semua orang. sudah hampir sejam perempuan itu menangis. Hingga tangisannya terhenti begitu saja karena ada sesuatu benda yang dingin menempel di pipi kirinya. Perempuan itu pun mendongkak dan seketika netranya bertemu dengan netra seorang pria.

"Perempuan itu harus kuat, nggak boleh cengeng," ucap pria paruh baya itu.

"Ratu capek, Pah. Segala cara Ratu lakuin buat Yuda suka sama Ratu, tapi selalu gagal. Itu semua akibat Ava, Pah," ucap Ratu yang kembali menangis. Sang papah pun memeluk putri kesayangannya itu.

"Sepertinya kita butuh buat rencana untuk menghancurkan Ava," ucap sang papah yang membuat Ratu melepaskan pelukannya.

"Gimana caranya, Pah?" tanya Ratu. Sang papah pun membisikkan sesuatu ke telinga Ratu. Seketika itu juga senyum Ratu mengembang.

"Ok Ratu setuju," ucap Ratu.

"Jangan sampai gagal," ucap sang papah.

"Siap bos," lalu mereka menikmati sore bersama sambil bercanda ria. Tapi mereka tidak tahu jika ada seseorang yang mendengar semuanya.

BERSAMBUNG. . .

UDAHLAH YAH SI RATU NGGAK KAPOK TERNYATA.

IKUTI TERUS KISAHNYA

JANGAN LUPA BACA, VOTE, DAN KOMEN

TERIMA GAJAH😄😄😄
15 APRIL 2021

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang