Part 42 = Sadar

6.7K 952 150
                                    

HAI-HAI SEMUA AKU KEMBALI UP!!

SETELAH AKU PIKIR-PIKIR DENGAN MATANG, AKU MAU BUAT SATU PART KURANG DARI 1000 KATA AJA. HAL ITU KARENA KOMEN KALIAN KURANG RAME. JADI, AKU JADI INSECURE HEHEHE

TERIMA KASIH YANG UDAH BACA DAN VOTE. TERIMA KASIH JUGA YANG MASIH NUNGGUIN CERITA INI UP. KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF

💙HAPPY READING💙










Kini semuanya tengah berlari di sepanjang koridor rumah sakit. David, Gavin, dan Malik berlari dibarisan paling depan, sementara Asis dan Pandu dibarisan tengah, dan Rama, Monica, Vania, dan Widia dibarisan paling belakang. Hal itu pun menjadi pusat perhatian karena mereka seperti melihat para model berjalan di atas catwalk.

"Serasa gue jadi artis, njir. Semua mata tertuju padaku," ucap Monica pede.

"Mereka bukan lihatin lo. Tetapi, lihatin gue. Secara muka gue begitu bersinar di antara lo semua," ucap Rama yang membuat Monica mencibir.

"Halah, lo bersinar karena lo habis kena matahari. Jadinya muka lo merah kaya terbakar. Itu sebabnya muka lo bersinar. Mata lo nggak lihat mereka itu sebenarnya lihatin gue," celetuk Asis yang membuat Rama ingin melempar Asis dengan kaos kakinya.

"Sembarangan aja lo, wajah gue ini bersinar karena gue pakai skincare mahal. Emangnya lo cuma pakai pemutih yang di muka putihnya kaya pakai tepung terus lehernya hitam penuh daki," jawab Rama yang membuat langkah Asis berhenti.

"Heh! Lo lihat nih leher gue. leher gue ini bersih yah no daki-daki. Asal lo tau aja gue kalau di rumah mandinya pakai air yang sumbernya langsung dari mata air di Belgia. Jadi, nggak akan ada daki yang menempel di kulit gue karena mereka udah insecure duluan," ucap Asis bangga. Rama yang mendengar pun mencibir.

"Mata air Belgia? Lo kalau mandi pakai air sumur bilang aja kali, Sis. Nggak usah dari mata air segala," ucap Rama yang membuat Asis geram.

"Lo ...."

"WOI, LO BERDUA MAU SAMPAI KAPAN DUEL DI SITU? NGGAK MALU KALIAN DI LIHATIN ORANG-ORANG?" teriak Monica yang membuat keduanya pun langsung menatap sekeliling. Benar saja banyak orang yang melihat perdebatan mereka. Merasa malu, akhirnya mereka segera berlari menyusul yang lainnya.

Pandu pun tersadar saat ia sudah berdiri di depan pintu kamar Ava. Saat ia hendak membuka suara, dengan entengnya tiga dosennya langsung membuka kasar pintu Ava yang membuat orang di dalamnya terkejut. Dengan langkah cepat tiga dosen tampan itu langsung menghampiri Rudy.

"Ava kenapa, Om?" tanya ketiganya yang membuat Rudy menatap ketiganya kesal. Lantas ia pun langsung menjitak keras kepala ketiga dosen itu yang membuat si empunya meringis.

"Kenapa kepala saya dijitak, Om?" tanya David.

"Tau nih, Om Rudy. Ini kepala bukan hati cewek," sambung Gavin. Sementara Malik hanya diam menatap Rudy datar.

"Kalian mau jenguk orang atau mau ngrebek orang, sih? Kalau Om ada riwayat penyakit jantung gimana? Terus kalau Om jantungan gimana?" tanya Rudy kesal.

"Ya, paling mati Om. Gitu doang," ucap Malik jutek yang membuat Rudy kesal.

"Enak banget kamu ngomong. Kamu pikir biaya mengurus orang mati itu murah apa?" tanya Rudy kesal.

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang