Tentang Kemudahan (2)

9 0 0
                                    

Faedah singkat dari do'a di atas:
1. Yang namanya kemudahan hanya datang dari Allah. Sesuatu yang sulit sekalipun bisa menjadi mudah jika Allah kehendaki.

2. Hendaklah hati selalu bergantung pada Allah, bukan bergantung pada diri sendiri yang lemah. Jika hati terlalu yakin atau terlalu PD (percaya diri) sehingga melupakan Rabb di atas sana, maka sungguh urusan tersebut akan semakin sulit. Ingatlah bahwa barangsiapa yang senantiasa bertawakkal pada Allah, maka Allah akan mempermudah urusannya.

3. Manusia punya kehendak. Namun kehendak tersebut bisa terealisasi dengan baik dan sempurna, jika Allah menghendakinya. Oleh karena itu, hati seharusnya bersandar pada Sang Kholiq, Allah Ta'ala.

4. Perlunya beriman kepada takdir ilahi dengan baik sehingga tidak membuat seseorang semakin sedih atas musibah atau kesulitan yang menimpanya.

5. Takdir di satu sisi terasa menyakitkan. Namun jika kita memandang dari sisi lain, pasti ada yang terbaik dan hikmah yang besar di balik itu semua. Yakinlah!


Meningkatkan takwa dan memudahkan orang lain termasuk sedekah dan memaafkan; akan melancarkan urusan kita. Betapa banyak urusan terhalang karena dosa.Maka, ketika pertama kali bangun tidur ucapkan doa Alhamdulillah dan ingatlah bahwa Allah yang menghidupkan. Dengan demikian, pikiran kita seharian adalah memenuhi hak Allah.Dari Sahabat Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu, "Wahai Dawud, Kamu berkeinginan dan Aku berkeinginan, Jadi jika kamu tunduk pada apa yang Aku Inginkan, Aku akan mengurus apa yang kamu inginkan. Dan jika kamu tidak tunduk pada Apa yang Aku Inginkan, Aku akan meletihkan kamu dalam apa yang kamu inginkan, dan kemudian kamu hanya akan mendapatkan apa yang Aku inginkan."(Imam Al-Ghazali, Al-Ihya. Al-Hakeem Al-Tirmidhi Sanad hadits ini shahih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Syu'aib Al Arnauth dalam tahqiqnya terhadap Shahih Ibnu Hibban)

Berbuatlah baik dan adil. Janganlah berbuat zalim. Karena zalim akan membawa pada kesulitan. Ingatlah, hak-hak yang harus kita penuhi sesuai peran kita.

Sebagai hamba Allah apakah sudah memenuhi hak-hak Allah, sebagai umat Rasullah sudahkah menjalankan petunjuk Rasulullah, sebagai seorang manusia sudahkah berperan dengan baik? Sebagai seorang anak, suami atau istri, ayah atau ibu, saudara dan anggota keluarga, pekerja, dan peran lain di dalam masyarakat kita harus memperhatikan apa yang sudah kita perbuat.

Dari Jabir bin 'Abdillah Radhiyallahu anhu ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 

 صلى الله عليه وسلم: اتَّقُوا الظُّلْمَ ؛ فَإنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ القِيَامَةِ . وَاتَّقُوا الشُّحَّ ؛ فَإِنَّ الشُّحَّ أهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ . حَمَلَهُمْ عَلَى أنْ سَفَكُوا دِمَاءهُمْ ، وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ

"Berhati-hatilah kalian terhadap kezaaliman karena kezhaliman itu adalah kegelapan-kegelapan di hari Kiamat. Dan berhati-hatilah kalian terhadap sifat kikir karena kekikiran itulah yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian. Kekikiran itu mendorong mereka menumpahkan darah dan menghalalkan kehormatan mereka."

Allah Azza wa Jalla juga berfirman,

 اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allâh serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."
(QS. Al-Hadid [57]: 20)

Perhatikanlah, bahwa jangan tamak dengan dunia. Kebutuhan kita tidaklah banyak, namun semakin banyak keinginan itulah yang membuat batin kita tercekik. Sedangkan Allah Maha Mencukupi rezeki hamba-Nya.

Berlindunglah dari sifat tercela atau keburukan diri sendiri dengan berdoa kepada Allah.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, مُـحِبُّ الدُّنْيَا لَا يَنْفَكُّ مِنْ ثَلَاثٍ : هَمٌّ لَازِمٌ ، وَتَعَبٌ دَائِمٌ ، وَحَسْرَةٌ لَا تَنْـقَضِـى "Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal: (1) Kesedihan (kegelisahan) yang terus-menerus, (2) Kecapekan (keletihan) yang berkelanjutan, dan (3) Kerugian yang tidak pernah berhenti."
(Ighatsatul Lahafan I/87-88 dan lihat Mawaridul Aman al-Muntaqa min Ighatsatil Lahafan hlm. 83-84).

Cinta dunia adalah penyakit bagi keimanan. Kemudian menjalar pada ketakwaan. Amal saleh kita akan terpengaruh dengan cinta dunia. Ada ego yang merupakan penyakit. Ada rasa tidak pernah puas dengan keinginan menggenggam segalanya. Sementara segala perbuatan Allah itu baik adanya, apabila ada peristiwa yang tidak cocok itu karena Allah ingin memberikan hikmah kepada kita.

Sementara itu, Allah Ta'ala berfirman dalam sebuah hadis qudsi, ''Wahai anak cucu Adam, kalian mencurahkan segala ibadah hanya karena ingin rida-Ku, pasti akan Aku penuhi hatimu dengan kekayaan. Aku juga akan tutup kefakiranmu. Jika tidak demikian, Aku akan penuhi hatimu dengan segala kesibukan. Aku juga tidak akan menutupi kafakiranmu.''
(HR Ibnu Majah dari Abu Hurairah)

Allah Ta'ala berfirman,

 وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS. Al-Qasas [28]: 77)

Referensi:
https://rumaysho.com/1182-doa-memohon-kemudahan.html
https://almanhaj.or.id/12638-jadikanlah-akhirat-sebagai-niatmu-2.html
https://almanhaj.or.id/12769-kezhaliman-dan-kekikiran-akan-membinasakan-manusia-2.html
https://republika.co.id/berita/qal8bx320/rasulullah-saw-ingatkan-umatnya-jangan-jadikan-dunia-ambisi

99 Catatan IlmaWhere stories live. Discover now