Ketidaknyamanan demi ketidaknyamanan adalah sarana dari kehidupan untuk melatih otot kita. Bagaimana kita bisa sabar dan tegar dalam menjalani hal tersebut, bagaimana kita bisa memaafkan, serta bagaimana kita bisa menggunakan energi kita untuk hal-hal yang bermanfaat.
Ketika yang lain memperlakukan kita dengan tidak adil dan fitnah, itu adalah ujian bagi kita;
[1] Barangkali memang itu adalah ghibah yang kita harus perbaiki,
[2] Barangkali karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian,
[3] Barangkali karena masalah selera,
[4] dan barangkali karena ketidaksukaan berdasar hasad.Maka, berlapang dada merupakan pilihan yang dewasa. Jauhi sikap memberi celah untuk perselisihan dan pertikaian, karena itu akhlak buruk dan jalan setan.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam telah memperingatkan akan bahaya perpecahan sebagaimana sabda Beliau,
وَإيَّاكمْ وَالفرْقة " رواه الترمذي
"Jauhilah perpecahan!"
(HR Tirmizi)
Allah Ta'ala berfirman,
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk."
(QS. Ali 'Imran [3]: 103)
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin 'Abdullah Al-Fauzan dalam As-ilah Al Manahij Al Jadidah berfatwa tentang sebab-sebab persatuan ummat.Pertama, memurnikan aqidah, yaitu aqidah yang selamat (terbebas) dari kemusyrikan. Allah Ta'ala berfirman,وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ"Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu. Dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku." (QS. Al-Mu'minuun [23]: 52)Sesungguhnya, aqidah yang lurus (shahih) itulah yang menyatukan hati manusia dan menghilangkan saling dengki di antara mereka. Berbeda halnya jika aqidah tersebut bermacam-macam dan (akibatnya) sesembahan pun bermacam-macam. Maka setiap (penganut) aqidah (tertentu) akan mengistimewakan (mengunggulkan) aqidah mereka dan sesembahan mereka, dan menilai batil aqidah yang lain.
Oleh karena itu, Allah Ta'ala berfirman,أَأَرْبَابٌ مُّتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ"Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?" (QS. Yusuf [12]: 39)
Oleh karena itu, bangsa Arab di jaman jahiliyyah itu berpecah belah dan menjadi lemah di muka bumi. Ketika Islam datang, dan luruslah aqidah mereka, mereka pun bersatu dan bersatu pula negeri mereka.
Kedua, mendengar dan taat kepada pemerintah kaum muslimin. Oleh karena itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ يَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا"Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendegar dan taat (kepada penguasa), meskipun dia adalah seorang budak dari Habaysah (Ethiopia). Barangsiapa yang masih hidup di antara kalian, dia akan melihat perselisihan yang sangat banyak." (HR. Tirmidzi no. 2676 dan yang lainnya, hadits shahih)
Ketiga, kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah untuk menyelesaikan dan menghentikan perselisihan.
Allah Ta'ala berfirman,فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً"Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa' [4]: 59)Dan tidak merujuk kepada pendapat seseorang atau adat kebiasaan mereka.
Keempat, melakukan perdamaian (perbaikan) di antara sesama, yaitu ketika terjadi perselisihan di antara person tertentu atau di antara suku (kabilah) tertentu.
Allah Ta'ala berfirman,فَاتَّقُواْ اللّهَ وَأَصْلِحُواْ ذَاتَ بِيْنِكُمْ"Oleh sebab itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu." (QS. Al-Anfal [8]: 1)
Kelima, memerangi pemberontak dan khawarij, yang ingin memecah belah kaum muslimin. Mereka bagaikan duri yang mengancam persatuan dan merusak keamanan kaum muslimin.Allah Ta'ala berfirman,فَإِن بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي"Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi."
(QS. Al-Hujurat [49]: 9)
Oleh karena itu, amirul mukminin 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu memerangi pemberontak dan Khawarij, dan hal itu dihitung sebagai salah satu keutamaan beliau, semoga Allah Ta'ala meridhainya.
Berhati-hatilah terhadap godaan setan serta hasutan orang-orang yang ingin perpecahan. Terbukalah terhadap kebenaran dan mau mengakui serta merendahkan hati untuk memperbaiki. Karena perpecahan juga timbul karena keras kepala dan sikap sombong. Ini bisa jadi tunggangan setan untuk memecah-belah.
Allah Ta'ala berfirman,يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
(QS. Al-Baqarah [2]: 168)
Dalam kitab Ihya' 'Ulum al-Din, Imam Ghazali menggambarkan hati orang mukmin ibarat sebuah benteng, sedangkan setan ibarat musuh yang akan merobohkan benteng itu.Referensi:
https://muslim.or.id/58418-sebab-sebab-menuju-persatuan-umat.html