Janganlah keburukan kita balas dengan keburukan pula. Artinya: amal kita diatur oleh orang lain untuk buruk.Ada sebuah doa yang dipanjatkan Nabi Musa Alaihis Salam, yaitu:
فَسَقَىٰ لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّىٰ إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku".
(QS. Al-Qashas [28]: 24)Ibnu Athaillah As-Sakandary berkata, "Sesiapa yang lalai, yang banyak melakukan dosa, lalu ia ingin cepat mendapatkan kasih sayang daripada Allah, maka hendaklah ia memperbanyak shalawat kepada Baginda Rasulullah." (Kitab Al Hikam)
Syukuri apa yang diberikan Allah. Maafkanlah, lepaskanlah, serta ikhlaskanlah semua ganjalan. Mudahkanlah, banyak memberi jangan berharap kecuali kepada Allah. Hidup ini lebih singkat dari yang kita duga, maka rayakanlah dan berbahagialah.
Jadilah orang yang bertakwa, sekalipun sekelilingmu mempengaruhi mati-matian untuk sebaliknya. Ujung-ujungnya kita sendiri membayar konsekuensi dari kebodohan, kelalaian, tidak punya pendirian sehingga mau dipengaruhi. Setan itu pintar sekali. Selanjutnya hidup kita dalam penyesalan sudah tidak mengutamakan rida Allah walaupun mengetahui.Ada sebuah zikir yang biasa diamalkan pagi-petang, maupun sebelum belajar,
Dari tsauban RA Berkata Rasulullah bersabda, "Siapa yang mengucapkan ketika sore hari 'Radhitu billahi rabba wabil islami diina wabi Muhammadin Nabiyya adalah hak atas Allah untuk menjadikan dia rida." (HR. Tirmidzi)
Dari Abu Sa''id Al-Khudriy RA berkata: "Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan 'Radhiitu billahi rabba wa bil Islaami diina wa bimuhammadin Rasuulaa (Aku ridha/rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku dan Muhammad sebagai Rasulku)' maka surga baginya."
Takhrij Hadits:Hadits di atas diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf (6/36), 'Abd bin Humaid dalam al-Musnad (hal 308), Abu Dawud dalam Sunan Abi Dawud No. 1529, An-Nasaa'i dalam As-Sunan al-Kubra (7/9), Ibnu Hiban dalam Shahih Ibnu Hibban (3/144), Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (1/699) dan beliau berkata: "(Ini) Hadits shahih sanadnya, namun keduanya (Al-Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya".
Rasulullah juga bersabda, "Barang siapa yang di pagi hari mengucapkan maka aku menjamin untuk mengambil tangannya (menuntunnya), hingga aku memasukkannya ke dalam Surga." (Hadits ini dibawakan oleh imam Al-Munziri dalam At-Targhib wat Tarhiib dengan sanad hasan dan dimasukkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah ke dalam Silsilah Ash-Shahihah)
Perhatikan hadits dari 'Aisyah berikut ini.Dalam hadits disebutkan,
عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ قَالَ كَتَبَ مُعَاوِيَةُ إِلَى عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رضى الله عنها أَنِ اكْتُبِى إِلَىَّ كِتَابًا تُوصِينِى فِيهِ وَلاَ تُكْثِرِى عَلَىَّ. فَكَتَبَتْ عَائِشَةُ رضى الله عنها إِلَى مُعَاوِيَةَ سَلاَمٌ عَلَيْكَ أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ »
Dari seseorang penduduk Madinah, ia berkata bahwa Mu'awiyah pernah menuliskan surat pada 'Aisyah -Ummul Mukminin- radhiyallahu 'anha, di mana ia berkata, "Tuliskanlah padaku suatu nasehat untuk dan jangan engkau perbanyak." 'Aisyah radhiyallahu 'anha pun menuliskan pada Mu'awiyah, "Salamun 'alaikum (keselamatan semoga tercurahkan untukmu). Amma ba'du. Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang mencari ridho Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan cukupkan dia dari beban manusia. Barangsiapa yang mencari ridho manusia namun Allah itu murka, maka Allah akan biarkan dia bergantung pada manusia." (HR. Tirmidzi no. 2414 dan Ibnu Hibban no. 276. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dalam lafazh Ibnu Hibban disebutkan,
مَنْ اِلْتَمَسَ رِضَا اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ رضي الله عنه وَأَرْضَى عَنْهُ النَّاسَ ، وَمَنْ اِلْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسَ
"Barangsiapa yang mencari ridho Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan meridhoinya dan Allah akan membuat manusia yang meridhoinya. Barangsiapa yang mencari ridho manusia dan membuat Allah murka, maka Allah akan murka padanya dan membuat manusia pun ikut murka."
Sebagaimana keterangan dalam Tuhfatul Ahwadzi (7: 82), maksud hadits "Allah akan cukupkan dia dari beban manusia" adalah Allah akan menjadikan dia sebagai golongan Allah dan Allah tidak mungkin menyengsarakan siapa pun yang bersandar pada-Nya. Dan golongan Allah (hizb Allah), itulah yang bahagia. Sedangkan maksud "Allah akan biarkan dia bergantung pada manusia" adalah Allah akan menjadikan manusia menguasainya hingga menyakiti dan berbuat zalim padanya.
Beberapa faedah dari hadits 'Aisyah di atas:
1. Wajib takut pada Allah dan mendahulukan ridho Allah daripada ridho manusia.
2. Hadits tersebut menunjukkan akibat dari orang yang mendahulukan mencari ridho manusia daripada ridho Allah.
3. Wajib tawakkal dan bersandar pada Allah.
4. Akibat yang baik bagi orang yang mendahulukan ridho Allah walau membuat manusia tidak suka dan akibat buruk bagi yang mendahulukan ridho manusia dan ketika itu Allah murka.
5. Hati setiap insan dalam genggaman, Allah yang dapat membolak-balikkan sekehendak Dia. (Lihat Al Mulakhosh fii Syarh Kitab Tauhid, Syaikh Sholih Al Fauzan, hal. 267).
Semoga kita menjadi hamba Allah yang kuat dalam keimanan dengan meminta pertolongan kepada Allah. Sesungguhnya kita ini makhluk yang lemah, mudah lalai, hina, bodoh, serta mudah terpengaruh bisikan setan kecuali jika Allah yang menyelamatkan kita kepada jalan-Nya.
Referensi:
https://umma.id/post/5-amalan-agar-masuk-surga-secepat-ini-362336?lang=id
https://rumaysho.com/3099-akibat-mencari-ridho-manusia.html