Keimanan adalah syarat mutlak untuk mampu bersabar serta bersyukur menyikapi hidup. Dengan iman, Allah akan berikan ketenangan hati, kebahagiaan, serta ketenteraman apapun kondisi yang terjadi.
Allah Ta'ala berfirman,وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ رُسُلًا إِلَىٰ قَوْمِهِمْ فَجَاءُوهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَانْتَقَمْنَا مِنَ الَّذِينَ أَجْرَمُوا ۖ وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ"Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus sebelum kamu beberapa orang rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan (yang cukup), lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman."(QS. Ar-Rum [30]: 47)Maka tingkatkanlah iman kita. Ketika ada masalah dalam kesehatan, pekerjaan, atau relasi, maka kedepankan husnudzon agar hati tenang.Umar bin Khattab berkara, "Hatiku tenang karena apa yang menjadi takdirku akan menimpaku dan apa yang meleset dariku maka tidak akan menimpaku."Beberapa kiat agar damai hati:1. Manusia tidak ada yang sempurna, termasuk diri kita sendiri2. Walau tidak enak; difitnah lebih baik daripada memfitnah, karena dosa kita digugurkan, sedang jika kita berada di pihak memfitnah maka kita melakukan dosa besar3. Memaafkan lebih baik daripada dimaafkan.Di saat ada orang lain yang memaki anda, biasanya anda terpancing untuk balas memakinya. Disaat anda orang yang mlengos di depan anda, andapun biasanya membalasnya dengan yang serupa atau bahkan lebih keras dari yang dia lakukan. Di saat anda orang yang memusuhi anda, menjelek-jelekkan anda, biasanya anda tergoda untuk melakukan hal yang serupa atau bahkan lebih.
Namun pernahkan terbetik di hati anda rasa iba kepada orang yang berbuat jahat kepada anda tersebut? Pernahkah anda berkeinginan untuk memberinya hadiah krn dia telah menghina, memaki, memusuhi anda?
Alih-alih hadiah, sekedar mengucapkan salam ketika berjumpa dengannya, atau mungkin berkunjung ke rumahnya saja mungkin terlalu berat untuk anda lakukan. Karena itu wajar bila kondisi buruk ini terus berkepanjangan bahwa terwariskan kepada anak cucu kita.
Baca Juga:
Saudaraku, simaklah kiat manjur berikut agar kondisi negatif di atas dapat berubah menjadi positif secepatnya.
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
"Tentu tidaklah sama antara kebajikan dengan kejahatan. Balaslah dengan cara- cara yang lebih baik, niscaya dalam sekejap antara dirimu dan orang yang memusuhimu akan terjalin hubungan baik, seakan-akan dia adalah pembelamu yang paling setia" (QS. Fusshilat: 34).
Memang terasa berat, dimusuhi malah memaafkan bahkan memberinya hadiah. Di plengosi malah tersenyum dan mengucapkan salam kepadanya. Namun percayalah bahwa sejatinya itu tidaklah sulit bila kita memiliki jiwa yang besar hati yang lebar. Adanya rasa berat, sejatinya adalah bukti betapa kerdilnya jiwa kita. Karena itu setelah ayat di atas Allah berfirman :
وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
"Sikap itu tidaklah dikaruniakan kecuali kepada orang-orang yang bersabar dan tidaklah dikatuniakan kecuali kepada orang- orang yangdapat keberuntungan besar" ( QS. Fusshilat: 35).
Marilah kita belajar menjadi orang-orang yang berjiwa besar, walau tubuh kita kecil, agar kita beruntung besar.
Allah ta'ala berfirman yang artinya, "Sungguh Kami akan menguji kalian dengan sedikit rasa takut, kelaparan serta kekurangan harta benda, jiwa, dan buah-buahan. Maka berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah mereka mengatakan, "Sesungguhnya kami ini berasal dari Allah, dan kami juga akan kembali kepada-Nya". Mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan ucapan shalawat (pujian) dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh hidayah." (QS. Al Baqarah [2]: 155-157).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa'di rahimahullah berkata di dalam kitab tafsirnya, "Ayat ini menunjukkan bahwa barang siapa yang tidak bersabar maka dia berhak menerima lawan darinya, berupa celaan dari Allah, siksaan, kesesatan serta kerugian. Betapa jauhnya perbedaan antara kedua golongan ini. Betapa kecilnya keletihan yang ditanggung oleh orang-orang yang sabar bila dibandingkan dengan besarnya penderitaan yang harus ditanggung oleh orang-orang yang protes dan tidak bersabar..." (Taisir Karimir Rahman, hal. 76)
Allah ta'ala juga berfirman yang artinya, "Sesungguhnya balasan pahala bagi orang-orang yang sabar adalah tidak terbatas." (QS. Az Zumar [39]: 10).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa'di rahimahullah berkata di dalam kitab tafsirnya,"Ayat ini berlaku umum untuk semua jenis kesabaran. Sabar dalam menghadapi takdir Allah yang terasa menyakitkan, yaitu hamba tidak merasa marah karenanya. Sabar dari kemaksiatan kepada-Nya, yaitu dengan cara tidak berkubang di dalamnya. Bersabar dalam melaksanakan ketaatan kepada-Nya, sehingga dia pun merasa lapang dalam melakukannya.
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang sabar pahala untuk mereka yang tanpa hitungan, artinya tanpa batasan tertentu maupun angka tertentu ataupun ukuran tertentu. Dan hal itu tidaklah bisa diraih kecuali disebabkan karena begitu besarnya keutamaan sifat sabar dan agungnya kedudukan sabar di sisi Allah, dan menunjukkan pula bahwa Allah lah penolong segala urusan." (Taisir Karimir Rahman, hal. 721)
Allah ta'ala berfirman yang artinya, "(yaitu) Surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum" (Keselamatan atas kalian sebagai balasan atas kesabaran kalian). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." (QS. Ar Ra'd: 23-24).
Sumber:https://muslim.or.id/19967-mampukah-kita-memaafkan-ketika-disakiti.html
https://muslim.or.id/219-hakikat-sabar-2.html