63 - Lagi Ituan Sama Suaminya Kali

5.8K 1.5K 1.3K
                                    

Kepalang ge-erDigombalin sahabatnyaYang dapet THRAmankan tabungannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepalang ge-er
Digombalin sahabatnya
Yang dapet THR
Amankan tabungannya

Author baik hati ini update lagi nih, Sob. Seperti yang dijanjikan, update kali ini lumayan cepat.

-= HAPPY READING =-

"Om!" panggil seseorang hingga saya dan si Asti menoleh ke sumber suara.

Dia seorang gadis seusia si Asti dengan rambut pendek dan rumah tembok merah muda dihiasi beberapa bunga di bagian halamannya yang tidak begitu luas. Model rambut pendeknya saya rasa cocok tidak seperti rambut pendek anak perempuan di kartun menyebalkan yang banyak tanya itu.

Penasaran, kami berdua yang baru selesai mengantar pesaman si ibu hamil langsung menghampirinya. Jika dilihat dari cara dia memanggil sepertinya kami memiliki hubungan yang tidak buruk. Apa di sini ceritanya saya sudah akrab dengan dia ya?

"Kenapa, Sri?" tanya saya sok tahu.

"Emang namanya Sri?" bisik si Asti.

"Itu di bajunya." Gadis itu memang pakai baju hitam bertuliskan 'Sri' dan celana selutut berwarna putih. Meminimalisir curiga saya tersenyum seketika.

Kami berdua dipersilakan duduk di sebuah kursi kayu teras yang jumlahnya ada tiga dengan satu meja berwarna serupa. Vas bunga tersimpan di atasnya beralaskan taplak tipis putih berbahan seperti karet persis dengan yang ada di rumah nenek.

Rumah ini berjarak sekitar kurang dari lima puluh meter dari lokasi Yang Kusayang terakhir. Mampir sebentar ke sini si Rian tidak akan kenapa-kenapa kan ya di warung kopi? Semoga tidak ada manusia sejenis Mbak Ifah mampir ke sana dan menggoda bocah laki-laki itu.

Tak lama gadis yang saya sebut Sri kembali dengan nampan hijau dan tiga gelas berisi air jeruk, entah itu jeruk perasan asli atau sirup yang biasa ada di parsel bulan puasa, kelihatannya sangat menyegarkan diminum siang-siang begini.

"Silakan, Om, Asti," ucapnya menyodorkan gelas.

Saya beri rasa terima kasih dan si Asti masih saja tampak kebingungan. Mungkin memikirkan apa kami benar-benar sudah
akrab atau belum sampai-sampai dikasih minum segala.

"Nama aku, Nina, Om." Hampir saja saya tersedak saat sedang minum sebab merasa malu sudah sok tahu.

"Jadi bukan Sri?"

"Bukan. Tulisan di baju ini judul teater waktu ada pentas beberapa bulan lalu. Semacam hadiah karena udah datang ke acaranya gitulah."

"Ohh." Saya lanjut minum es jeruk, sesuai dugaan ternyata ini sirup yang biasa ada di parsel lebaran. "Maaf ingatan saya kurang bagus, jadi sering lupa nama, hehe." Padahal memang tidak tahu karena ini tempat baru.

"Nggak masalah, Om. Aku juga baru sekali mampir ke Yang Kusayang."

Sekali? Saya kira sudah dua atau tiga kali karena pasti di sini Yang Kusayang sudah buka sejak satu minggu yang lalu dan dia cukup baik hati memberikan minuman ini untuk ukuran baru bertemu satu kali.

Ekspedisi Warung KopiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang