maling pulpen
sama bukunya
yang spam komen
dimudahkan urusannyaAamiin.
-= Happy Reading =-
Masih ingat dengan polisi yang menanyakan mayat ke saya pagi-pagi sekali? Dia datang lagi kali ini dan memesan kopi. Salah seorang dari mereka tidak ikut jadi hanya tinggal berdua. Pasti penasaran kenapa mereka kembali lagi ke tempat ini? Sama saya juga makanya saat kopi selesai dibuat saya siap-siap mengumpulkan pertanyaan di kepala. Kebetulan dua orang itu duduk di kursi depan peramu saji.
"Pak polisi, kok balik lagi?" Yaaah keduluan sama si Asti pertanyaannya. Kalau lagi cerdas cermat pasti kecewa berat.
"Kami mendapat laporan lagi kalau pelaku pembunuhan kembali lagi ke daerah ini. Sepertinya memang bukan satu orang saja dan mereka sedang mengecoh aksi investigasi." Pak polisi meminun kopi, sedikit luka tergambar di pelipis kirinya. "Saya baru tahu di tempat semengerikan ini ada warung kopi."
"Mengerikan? Jarak ke kampung cuma menempuh seratus meter saja. Kayaknya tidak semengerikan yang Bapak bilang." Itu pendapat saya, lagipula di sini enak juga seperti liburan. Hening dan mata tenang, layaknya camping tapi pakai rumah sendiri.
"Kalian sudah berapa minggu tinggal di sini dan buka warung kopi?"
"Hari ini aja, Pak."
"Tidak mungkin. Pasti lebih."
Oh iya juga, peraturan di ekspedisi 'kan setiap orang baru ingatnya Yang Kusayang sudah buka dua minggu. Dijawab baru buka satu hari juga tidak mungkin karena salah satu pintu warung kopi agak sedikit rusak-rusak akibat ganasnya usaha melepas pintu sihir nenek kayu.
"Apa tidak pernah ada hal-hal aneh ke tempat ini?" tanya si polisi yang satunya. Mungkin karena melihat ekspresi kami yang kebingungan dia langsung melanjutkan. "Misal, kedatangan makluk yang mengerikan? Atau bertemu orang yang dicurigai sebagai pelaku pembunuhan?"
"Be-belum. Kenapa Bapak bisa berpikir begitu?"
"Tempat ini sudah beberapa kali menjadi pelarian pelaku pembunuhan, tahun lalu polisi mendatangi tempat ini sebanyak lima kali dan tahun ini terjadi lagi satu kali. Anehnya pelaku sering kali tertangkap di tempat lain meski beberapa bukti menunjuknya ke hutan ini. Hutan ini terlalu gelap jadi sulit untuk menemukan manusia apalagi lari ke area yang lebih dalam lagi.
Astaga! Mengerikan sekali. Nggak kebayang gimana kalau saya beneran buka di tempat seperti ini, lagipula orang gila mana yang mau mendirikan warung kopi dalam hutan? Mending kalau babi, monyet, siput dan belalang memiliki uang, kalau kerjaannya mengacaukan bagaimana? Dari segi ekonomi dan hasil yslang didapat juga akan sangat merugikan bukan menguntungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekspedisi Warung Kopi
Humor[SUDAH DINOVELKAN] FOLLOW SEBELUM BACA BIAR GAK DOSA] • [Fantasi, Komedi, Misteri] ============== TERBIT, TERSEDIA DI TOKO BUKU KESAYANGAN KAMU Rank tertinggi : #3 Misteri #1 Kopi (dari ribuan cerita) Warung kopi dengan tulisan besar "Yang Kusayang"...