[Spam komen yaa.]
[Play media di atas okay.]***
Di daun yang ikut mengalir lembut...
Terbawa sungai ke ujung mata...
Dan aku mulai takut terbawa cinta...
Menghirup rindu yang sesakkan dada...Petikan gitar yang dimainkan si Rian terdengar syahdu dan memikat, saya sampai fokus memperhatikan dia padahal tadinya mau ... oh iya tadi saya mau apa ya? Tiba-tiba jadi lupa apa yang sebenarnya akan dilakukan. Menoleh ke kanan juga si Asti menikmati nyanyian teman kerjanya, padahal lagu yang dibawakan bukan lagu keluaran terbaru seperti inginnta tapi dia ikut menyanyi.
Ruang Rindu dari Letto memang populer sekali sepertinya sampai anak zaman si Asti saja tahu, atau mungkin mereka kenalnya dari zaman sinetron di teve itu ya? Baguslah, jadi saya tidak perlu berdebat dengan karyawan sendiri tentang lagu mana yang harus dibawakan si Rian.
"Sti, tadahin tuh material pulau."
"Hah? Maksudnya Om?"
"Itu air liur sampe mau netes gitu, nanti kalau ada pulau di warung ini gimana?"
"Baguslah Om, biar bisa dijual buat lunasin hutang. Kan masih ada untungnya tuh.".
"Enak aja! Memangnya saya punya hutang apaan sampai harus jual pulau."
"Emang Om punya pulau?" tanya si Asti meremehkan.
"Punya."
"Di mana?"
"Di bantal tuh banyak, kalau mau lihat kamu datangin sana." Saya terkekeh melihat raut si Asti yang langsung emanarik ujung bibir mencibir kesal. "Kalau mau jual, jual aja sekalian. Siapa tahu bisa bantu."
"Bantu apa?"
"Bantu lunasin hutang negara, haha." Sepertinya si Asti paham akan ke mana arah pembicaraan kami. Jujur saya kecewa waktu mendengar peristiwa negara beberapa tahun lalu dan saat ada yang mengerti maksud saya rasanya senang saja. "Kamu tahu soal lepasnya pulau itu?"
"Pulau mana? Pulau di bantal?"
Huft!! Ah sudahlah, dia sama saja ternyata seperti orang-orang, biar saya saja yang ingat. Bukan salah mereka tidak tahu masalah itu, tapi ... sebaiknya tidak usah dijelaskan karena tidak ada hubungannya dengan warung kopi saya.
Oke lanjut.
"Kayak ada yang lupa...," menggumam sembari memikirkan kenapa akhir-akhir ini lebih sulit fokus. Padahal saya masih muda dan seger banget, belum seusia Pak Londo atau Bu Kos.
"Lupa apa, Om? Jangan bikin Asti ikutan mikir deh. Suka nggak tenang kalau nggak ketemu jawabannya tuh." Saya yang bingung dia yang khawatir berlebihan, jadinya kan malah nggak bisa fokus. Ah Asti kamu ini bikin repot saja, gimana mau pulang kalau mikir aja sus--- sebentar!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekspedisi Warung Kopi
Humor[SUDAH DINOVELKAN] FOLLOW SEBELUM BACA BIAR GAK DOSA] • [Fantasi, Komedi, Misteri] ============== TERBIT, TERSEDIA DI TOKO BUKU KESAYANGAN KAMU Rank tertinggi : #3 Misteri #1 Kopi (dari ribuan cerita) Warung kopi dengan tulisan besar "Yang Kusayang"...