18 - Asiik Bakal Makan Besar!!

7.4K 2K 210
                                    

Sampai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai.

"Kalian bawa belanjaan ke dalam, saya mau anterin punya Bu Dara dulu." Ini saya yang bilang pada kedua karyawan sembari menenteng tas belanjaan.

"Ada yang mau langsung dimasak nggak, Om?"

"Ikannya aja ya langsung dibersihin. Nanti masaknya mau dibantuin si Ibu. Iya 'kan, Bu?"

"Iya. Yang bersih ya."

"Oke deh." Mereka masuk ke dalam dan saya mengantarkan belanjana Bu Dara ke rumahnya. Mobil pick-up sengaja dibiarkan terparkir di depan Yang Kusayang karena tanggung saja, nanti pasti akan dimasukkan ke dalam garasi.

Teve rumah Bu Dara masih menyala, apa dia sengaja nggak matiin? Untung rumahnya tidak kenapa-kenapa. "Di rumah ada siapa, Bu? Tevenya kok nggak dimatiin?"

"Ada anak Ibu. Si Rehan, dia kan suka ke warung kamu."

"Oh ya? Umur berapa?"

"Kelas satu SMP, bisalah diajarin bantuin Ibunya. Kalau Bapaknya ngerantau ke Jakarta." Si Ibu nyuruh saya duduk tapi tidak saya lakukan, dia menuju ke pintu rumah. "Han! Bantuan bawa belanjaan."

Seorang anak laki-laki muncul di pintu rumah itu, tidak seperti tuyul kok. "Bang Diyat? Abis nganterin Ibu, ya?" tersenyum riang.

Tunggu ... Abang? Fiks! Berarti saya memang awet muda dan paripurna, anak kecil saja tidak memanggil saya dengan sebutan 'Om'. Memang sih kadang saya merasa seperti anak usia 17 tahun.

"Iya. Kamu lagi ngapain?"

"Nonton, Bang. Bosen."

"Kalau gitu main ke rumah Abang, Ya. Kita makan-makan. Ibu kamu juga nanti datang."

Rehan mengangguk senang. "Oke, Bang." Belanjaan di tangan diambilnya lalu dibawa ke belakang--- mungkin ke dapur.

"Diyat, kamu mau minum dulu?"

"Nggak usah, Bu. Saya langsung balik lagi aja."

"Kenapa?"

"Mantau si Asti sama si Rian. Daripada berantem terus makan kursi."

"Oh ya udah. Nanti Ibu datang, ya."

"Han!" panggil saya ketika anak itu kembali lagi "Kamu ikut Abang sekarang aja. Nggak apa-apa 'kan Bu?"

"Nggak apa-apa. Ibu juga mau bikin bumbu dulu."

"Gimana Han?"

"Oke deh Bang." Dia memakai sendalnya yang tidak ada gambar robot atau Elsa. "Rehan ke rumah Bang Diyat dulu ya Bu."

"Iya." Bu dara tersenyum, pasti dia percaya pada saya makanya bisa terlihat setenang itu. Jelas saja karena aura saya positif dan mengangumkan jadi tidak akan mengecewakan.

"YAN, BUKA GARASI!" pekik saya dan si Rian langsung membukanya lewat pintu dapur. Kami mendekati mobil pickup yang terparkir. "Mau masuk mobil nggak, Han?"

Ekspedisi Warung KopiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang