45 - Amer Sayang

5.3K 1.6K 753
                                    

ayam si bebennggak disayat duluyang spam komensemoga sehat selalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ayam si beben
nggak disayat dulu
yang spam komen
semoga sehat selalu

ayam si bebennggak disayat duluyang spam komensemoga sehat selalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Om Diyat : Semangat baca ceritanya! Saya suka cerita saya ini]

Tebak gimana perasaan Om Rio Dewanto pas baca EWK??

-= HAPPY READING =-

"Maafkan anak saya, Yat," ucap Pak ... oke saya masih belum tahu siapa namanya. Perempuan itu sekarang mulai berhenti menangisi rasa bersalahnya sembari diusap halus oleh sang Bapak.

"Itu kecelakaan saja kok Pak, bukan salah Neneng."

Kami bertiga berada di sebuah meja yang sama untuk saling memberi pengertian atas kejadian kebakaran. Setelah dicek tidak ada yang rusak kecuali harus mengganti selang gas dan tembok menjadi lebih kehitam-hitaman. Ikan pemberian juga tidak bisa dimakan karena gosong tak keruan, bumbu yang disediakan juga jadi mubazir karena kejadian tadi.

Si Asti datang membawa tiga minuman lalu ikut duduk bersama kami, tadi saya suruh dia rapikan dapur sebentar dan si Rian sepertinya sedang mengganti pakaian karena kebasahan. Belum sempat bertanya kenapa mereka jadi lebih sering dekat akhir-akhir ini, apalagi seumur mereka kerja sama saya baru kali ini melihat si Rian berkorban demi si Asti.

"Abang ganteng beneran nggak marah sama Neneng?" tanyanya sambil memegang ujung rambut yang dikepang

"Ya Mbak pikir aja, hampir kebakaran gitu apa nggak emosi!"

"Sti ... udah." Saya tenangkan karyawan dia, pasti si Asti emosi karena hampir saja warung kopi ini lenyap dimakan api. Kira-kira kalau kebakaran besar gimana ya nasib ekspedisi? "Nggak ada yang menghapkan kecelakaan, barang-barang juga masih aman kan?"

"Aman, Om. Itu si Rian lagi pasang selang gas baru." Nampan di tangannya disimpan ke area ketiak, setelah saya pandangi diubahnyalah jadi di atas paha. Si Asti masih tampak kesal melihat Neneng. "Lagian Mbak Neneng udsah saya bilang tadi biar saya aja yang masak ikan, Mbak potong kangkung. Malah main rebut aja, katanya biar Om Diyat bangga."

Ekspedisi Warung KopiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang