36 - Cewek-Cewek Dijadiin Keripik?

5.7K 1.6K 220
                                    

"Berarti hari ini target nambah ya Om? Kan pindah tanggal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berarti hari ini target nambah ya Om? Kan pindah tanggal."

Benar juga, saya hanya berharap warung kopi laris manis hari ini, setidaknya memenuhi minimal pelanggan agar bisa cepat melengkapi mantra dan melepaskan Yang Kusayang dari kutukan nenek kayu. Kenapa saya bilang kutukan? Karena ini sangat meresahkan, mau menyebutnya keajaiban rasanya terlalu memunafikan perasaan.

"Ya gitu. Makanya kita harus semangat kerja."

Pelanggam sudah terhitung lima, hanya saja kami belum menanyakan apa-apa. Mereka selalu bertelepon sampai tidak enak mau bertanya, takutnya kejadian seperti yang menimpa si Rian terjadi lagi. Peristiwa itu benar-benar membuat saya mewanti-wanti dalam bersikap memenuhi ekspedisi.

"Om Bos, tadi kata si Asti ada cewek cantik ya?"

"Yang mana?"

"Yang BO-Bo itu, kok sekarang nggak ada?"

Entah apa yang diceritakan si Asti sampai membuat anak itu penasaran menanyakan Mbak Nabila, tapi pada saat itu dia emang masih mandi katanya jadi tidak bisa bergabung dengan kami. Kayaknya si Asti menyabotase kamar mandi, soalnya yang bangun duluan si Rian, kenapa si Asti yang cepet nyamperin saya?

"Mbak Nabila, Yan. Nggak baik ah manggil orang gitu. Tadi dia ada yang jemput, nggak tahu siapa." Saya seruput kopi yang tadi dibuatkan karyawan saya, kenapa kopi nikmat diminum kala pagi? Karena kopi memberikan inspirasi.

"Dijemput yang booking kali Om," celetuk si Asti sambil main hp.

"Asti ... jangan sembarangan, kalau kuping Bak Nabila panas kan bisa curiga." Enak sekali dia main hp sedangkan si Rian mengelap setiap sudut peralatan agar tak kusam. "Kamu lagi apa sih main hp terus."

"Asti lagi nyari gimana caranya kita bisa selesain misi ekspedisi ini, Om. Tapi yang muncul kok Asti malah nggak paham ya?"

"Kalau ada yang kayak kita dan berani ngomong soal faktanya juga pasti dianggap gila, Sti. Terlalu mustahil untuk diterima orang-orang." Benar kan? Siapa yang mau percaya pada saya kalau bercerita pindah-pindah tempat begini, mana gratis lagi biaya pindahnya. Ini mah kalau saya boleh ngasih saran buat jin atau nenek kayu, mending buka jasa pindahin rumah aja biar bisa bantu orang, dalam semalam lagi pindahnya jadi cepet. Bukan malah mindahin warung kopi saya yang jelas betah di Mandala sari. Nenek kayu nggak paham bisnis nih pasti bolos pelajaran ekonomi waktu sekolah.

"Bener juga sih, Om--- Eh!!" Si Asti mendadak kaget atas kehadiran seseorang yang mendekati kami. Saya juga begitu soalnya terakhir kali di sini malah membuat keributan terjadi, semoga saja tidak ada masalah apa-apa lagi. "Itu cewek yang waktu itu 'kan Om?" bisiknya.

Iya. Itu cewek berhijab yang saat malam hari dipinta si Rian untuk membantu menyelesaikan ekspedisi, tapi bukankah terakhir kali dia terus menolak untuk dimintai pertolongan kenapa sekarang malah datang ke sini? Membawa keranjang yang sisinya entah apa karena mata saya tidak bisa melihat seperti x-ray, kalau bisa mungkin orang-orang tampak telanjang.

Ekspedisi Warung KopiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang