Ada yang salah
Sama si Yaya
BIASALAH
Spam komen ya-= HAPPY READING =-
Dingin. Bising. Sejuk. Menenangkan.
Saya buka mata perlahan. Kali ini baju sudah menempel di badan, kenapa tidak saya lepas saat tidur karena waktu di hutan udaranya dingin sekali. Lagipula saya tidak ingat kapan saya memutuskan untuk tidur waktu itu.
Sedikit cerita soal peristiwa setelah ditemukannya mayat, warga Jaya Bumi langsung pada pulang dan polisi lain datang bersama ambulan untuk mengevakuasi korban. Acara nonton bola yang sukses di awal berubah kacau di akhir, repotnya lagi saya dan dua karyawan harus merapikan barang-barang malam hari.
Sebentar ... seingat saya malam tadi kami sedang bersih-bersih merapikan Yang Kusayang? Kenapa bisa terbangun di atas tempat tidur deperti sekarang? Pantas saja tidak ingat kapan memutuskan untuk tidur. Menoleh ke arah sekitar ternyata si Rian tidak ada di kamar ini, padahal masih cukup gelap, tumben sekali anak itu lebih dulu bangun daripada saya.
Meregangkan tubuh sesaat terdengar bunyi drek beberapa kali. Melihat ke arah jendela dengan mata yang belum terbuka sepenuhnya membuat saya harus bekali-kali memastikan apa yang ada di hadapan. Menguap, setelah dilihat lagi dua orang di sana sepertinya saya kenal mereka siapa.
"Itu si Asti sama si Rian lagi ngapain berduaan?" melirih sembari melihat jam di samping jendela. Perlahan sinar mentari mulai muncul dan warnanya ungu legam cantik yang mulai pudar digantikan biru. "Lho? Tempatnya udah pindah?"
Mengucek-ucek mata agar lebih jelas lagi apa yang dilihat, menatap objek di depan barulah sadar bahwa tempat ini adalah pelabuhan. Pantas saja udaranya sejuk dan menenangkan, semilir anginnya teras khas dan familiar.
Berarti ekspedisi kemarin berhasil meski acara nonton bolanya kacau, dan ini masih tanggal sembilan belas? Setelah dipastikan memang benar sekarang masih di tanggal sembilan belas. Yash! Jangan sampai menambah hari yang membuat ekspedisi warung kopi semakin lama lagi.
Tumben sekali jin dan nenek kayu memindahkan kami ke tempat yang disukai. Pantai dan laut adalah dua hal yang menjadi tujuan utama jika ingin menenangkan pikiran, apa dia tahu kali ya kalau selama misi ini dijalankan saya stress jadi butuh penyegaran. Oke, jin, nenek kayu, kali ini saya ucapkan terima kasih.
Terlebih lagi kami bisa meyakinkan warga Mandala Sari jika kami memang benar-benar sedang liburan ke pantai. Sekadar berfoto di tempat ini tidak masalah bukan?
"Asatga!" Saya kaget begitu melihat diri sendiri di kaca. Kirain macan siapa.
***
"Ekhem!" Saya hampiri si Asti sama si Rian yang lagi berpangku tangan, jarak mereka langsung merenggang dan saya mengisi bagian tengahnya.
"Eh, Om Bos. Udah bangun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekspedisi Warung Kopi
Humor[SUDAH DINOVELKAN] FOLLOW SEBELUM BACA BIAR GAK DOSA] • [Fantasi, Komedi, Misteri] ============== TERBIT, TERSEDIA DI TOKO BUKU KESAYANGAN KAMU Rank tertinggi : #3 Misteri #1 Kopi (dari ribuan cerita) Warung kopi dengan tulisan besar "Yang Kusayang"...