51 - Dua Mangga Di Dada Bu Bella

5.3K 1.5K 801
                                    

botram semencampur milkitanggak spam komentawuran kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

botram semen
campur milkita
nggak spam komen
tawuran kita

=====*=====

Efek dari senam pagi bersama para anak Kosan Ganteng memiliki dampak yang cukup mengejutkan, para warga jadi ikutan senam dan setelah selesai jadi mampir ke Yang Kusayang. Teknik marketing seperti itu memang tidak pernah mengecewakan sama halnya waktu di kamping BaraBere bersama si Koko, untung warga kampung ini bisa mengerti, kalau sampai warganya emosian terus menghentikan senam pasti tidak akan seramai sekarang warung kopi saya.

Kalau dengar dari orang-orang yang mampir sih, Bapak-Bapak yang senamnya aktif itu merupakan ketua RT di kampung ini. Lihat? Saya curiga Jin merencanakan seuatu hal mengerikan karena jalannya ekspedisi kali ini lancar sekali. Pertama diberi makanan, kedua warga kampung datang dengan sendirinya secara bergantian, ada kali ya dua puluh orang kalau ditotalkan sedangkan sekarang hanya tersisa sekitar sepuluh orang saja di Yang Kusayang.

"Kapan-kapan senam gini lagi ya, Yat," celoteh Pak RT menyandarkan tubuhnya ke meja pesan dekat saya dan dua karyawan. "Seru juga ternyata, biar warga kampung makin ada sosialisasinya juga."

"Emang biasanya nggak ada, Pak?" tanya saya, si Rian memberikan kopi hitam di gelas sesuai pesanan Bapak RT.

"Nggak ada, paling orang-orang senamnya di rumah masing-masing. Padahal kan kalau rame-rame gini enak ya, bisa kumpul-kumpul."

Kami bertiga memberikan senyum ceria karena ekspresi Pak RT tampak bahagia, sesederhana senam bersama. Memang sih kalau dilihat-lihat orang-orang di sini juga jadi pada mengobrol satu sama lain, mengurangi sikap individualismelah  bahasanya. Selain itu juga membuktikan kalau orang-orang itu masih semangat untuk keluar rumah dan bercengkrama bersama tetangganya, bukan cuma gibah lalu membuat orang lain marah.

"Om, saya pesen minuman serbuk alpukat dong," ucap si Bonbon yang ikut duduk di kursi dekat peramu saji.

"Ini kan warung kopi, kenapa pesennya pop es? Kayak anak SD lu," ketus si Asti.

"Tapi itu di menu ada jus, kalau nggak dijual kenapa ditempel. Ya kan Om?"

Jus? Ya ampun saya lupa lagi belum beli buah-buahan, stok sudah habis. Kalau di Mandala Sari kan biasanya beli di Bu Tita jadi nggak khawatir kalau tiba-tiba habis bisa lari ke depan buat beli, coba sekarang? Di mana ada toko buah-buahan?

"Kamu beli minuman di kulkas itu aja ya. Ada tuh rasa mangga."

"Mangga alpukat ada Om?"

"Mangga aja, emangnya kenapa kalau mangga?"

"Asem Om kayak muka si Astuti."

"Tutup mulut keriput lu itu ye!" timpal karyawan saya menunjuk wajah si gempal.

Cowok itu mau tidak mau berjalan menuju kulkas minuman di depan, kedua teman kosannya nitip untuk diambilkan tapi si Bon Bon lama sekali pilih minumannya, sudah dibilang rasa alpukat tidak ada. Akhirnya dia memilih minuman susu berkaleng putih gambar beruang yang iklannya naga di televisi.

Ekspedisi Warung KopiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang