Alhamdulilah warung sudah didatangi pelanggan yang pesan kopi dan kini ada lima orang tengah duduk manis di kursi Yang Kusayang, saya duduk di tempat biasa sambil mendengarkan lagu tembang kenangan dari radio yang mulai lebih sering disimpan di warung daripada di tengah rumah.
Kereta senja telah kembali
Disini aku rindu menanti dirimu
Hanyalah dirimu yang ku harapkan"Jangan bersedih dan jangan kau menangis." Ini saya yang melirih sambil nyanyi bagian yang laki-laki, tenang sekali rasanya bisa menyanyi seperti ini. "Percaya akan janji suciku."
"Cinta dan rindu ini hanyalah untukmu,
Kereta senja akan kembali." Si Rian ikut menyahut yang diakhirnya diselipi senyum."Kamu tahu lagu ini juga, Yan?"
"Tahu Om, Bapak punya kasetnya di rumah. Jadi lumayan banyak yang hapal lagunya."
Oh gitu, ternyata masih banyak orang yang mempunyai kaset lagu-lagu jaman dulu, padahal sudah ada radio dan internet di zaman sekarang. Mungkin bagi orangtua agar tidak perlu menunggu waktu siaran dan bisa memutar sesukanya kali ya? Ditambah lagi dunia internet belum terjamah oleh mereka. Saya cukup ngerti akan hal itu.
"Judulnya apa ya lupa, pokoknya yang nyanyi Nella Regar, kan?" ucap si Rian lagi dengan kebingungan.
"Nella Regar yang nyanyi Jaran Goyang? Perasaan nggak lama-lama amat itu lagu," sahut si Asti yang salah server.
"Astaga behel! Nella Regar sama Nella Karisma itu beda. Kagak tahu sih lu."
Saya terkekeh akan pertanyaan konyol si Asti sambil membayangkan Mbak Nella Regar menyanyikan lagu Jaran Goyang, pasti Indonesia tercengang. Dia harus banyak diberi asupan lagu jaman dulu sepertinya agar tidak memalukan saat ditanya orang-orang.
"Gini Sti, Nella Regar itu penyanyi sekaligus pemain sinetron jaman dulu. Waktu zaman saya dia poppuler banget, suaranya juga bagus." Menjelaskan sembari mengambil posisi duduk yang baik agar bisa mengobrol dengan dua karyawan secara efektif.
"Si Asti pasti tahunya sama anak Mbak Nella Regar, Om Bos."
"Anaknya yang mana?"
"Itu Om Bos anaknya Mbak Nella Regar kan suka main sinetron sama film. Irsyad apa gitu namanya?"
"Irsyadi Bagas?" sahut si Asti berusaha memberi pencerahan.
"Nah ... bukan! Muhammad ... Muhammad Irsyadillah. Iya Irsyadillah." Si Rian semangat sekali ketika otaknya berhasil menemukan berkas ingatan mengenai siapa anaknya Mbak Nella. Meski begitu saya tidak tahu siapa dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekspedisi Warung Kopi
Humor[SUDAH DINOVELKAN] FOLLOW SEBELUM BACA BIAR GAK DOSA] • [Fantasi, Komedi, Misteri] ============== TERBIT, TERSEDIA DI TOKO BUKU KESAYANGAN KAMU Rank tertinggi : #3 Misteri #1 Kopi (dari ribuan cerita) Warung kopi dengan tulisan besar "Yang Kusayang"...