📌Mengetahui.

75 4 0
                                    

Hanna membuka surat itu, dan membacanya.

"I have a cancer Han.."

Hanna dan Maudy membelalakkan matanya.

Hanna masih tak percaya, begitu juga Maudy mereka membaca surat itu bersama, dan ternyata benar.

"Al?" Ucap Maudy, terdapat rau kekecewaan disana.

"Hampir dua tahun," ucap Aldo

"Hah?!" Lagi lagi Maudy dibuat tidak percaya.

"Maaf," ucap Aldo
"Han.." Aldo memegang tangan Hanna lembut.

"Kenapa?" Tanya Hanna
"Kenapa Al?!" Hanna berdiri dari tempat duduk nya.

"Han, Han, Han, tenang dulu ya? Dengerin dulu? Okay?" Ucap Arkan berusaha menenangkan Hanna

"Lo udah tau Ar?!" Tanya Hanna

"Han.." ucap Arkan

"Lo juga udah tau Raf?!" Kini Hanna bertanya kepada Rafa

"Han, dengerin dulu.." ucap Aldo

"Nggak. Nggak ada yang perlu gue dengerin, emang ya Al. Gue se sepele itu buat lo. Iyakan?!" Ucap Hanna

"Hanna no. Nggak Han," ucap Aldo

"Apa Al? Apa?! Apa alasan lo gak kasih tau gue?!"

"Han, hidup gue udah terlalu banyak nyusahin orang, cukup bunda dan Arkan yang selama ini aku repotin, ternyata nggak.. akhirnya Rafa tau satu minggu yang lalu, dan sekarang lo sama Maudy.. Han udah cukup rasanya bunda sama Ar yang selalu gue repotin.. gue gak mau kalian juga Han"

"Nggak Al, ini gak make sanse di otak gue!" Ucap Maudy
"Kita udah sahabatan lama, gue tau lo sering sakit, tapi kenapa? Hal sebesar ini lo gak bilang?"

"Mau, maaf.."

"Udah? Cuma ini kan yang mau di omongin? Gue pamit." Ucap Hanna

"Han, bentar dulu.." ucap Rafa

"Han.." ucap Aldo

"Apa Raf?! Apalagi?!"

"Hanna gue tau lo kecewa, sama kayak gue waktu itu.. tapi please ngerti kondisi nya ya?" Ucap Rafa

"Nggak Raf, nggak semudah itu untuk gue.." ucap Hanna

"Han," Rafa ingin menahan Hanna namun sayang gadis itu melepaskan pegangan nya dengan kasar.

"Raf, gue kejar Hanna lo urus Maudy" ucap Arkan lalu mengejar Hanna.

"Hanna!" Ucap Maudy dan ingin mengejar Hanna

"Mau," Rafa menahan Maudy

"Ck. Raf lepas!"

"Jangan marah Mau," ucap Rafa

"Bukan urusan lo!" Ucap Maudy lalu mengejar Hanna

Rafa juga turut mengejar Hanna, namun saat akan berbelok ia melihat Vannya.

"Rafa? Kenapa itu lari larian?" Tanya Vannya kebingungan saat melihat teman teman anak nya berlari.

"Bun, Aldo di kamar sendiri.. bunda susul Aldo ya, nanti Rafa cerita okay?" Ucap Rafa lalu meninggalkan Vannya.

Vannya memutuskan untuk segera kekamar Aldo.

"Han! Tunggu dulu!" Ucap Arkan yang akhirnya berhasil menahan Hanna

"Lepasin!"

"Nggak!"

"Ar!"

"Han.. turunin emosinya," ucap Arkan

"Apa Ar? Mau apalagi?"

"Jangan marah Han,"

"Atas semua ini? Pikiran lo dimana sih? Kita hampir kenal setahun, dan bisa bisanya lo sama Aldo nyembunyiin ini dari kita?"

"Iya Hanna, gue tau ini salah.."

"Terus?"

"Lo harus ngerti kondisinya Han.." Ucap Arkan

"Apa Ar? Kondisi yang mana? Kalian ngerahasiain ini Ar."
"Pantes aja Aldo pucet, sering sakit, pingsan, mimisan, gue kira cuma sakit biasa Ar, ternyata ini? Hah?!"

"Han, turunin emosi nya ya?"

"Dan apa jangan jangan lo juga, muka bonyok lo? Muka pucet lo? Apa lagi Ar? Apalagi yang kalian rahasiain?!"

"Hanna.."

"Gue kecewa sama kalian." Ucap Hanna lalu pergi meninggalkan Arkan.

Arkan terdiam, mendengar kalimat kedua terakhir yang keluar dari mulut Hanna.

"Han, maaf" ucap Arkan dalam hati.

"Mana Hanna?!" Ucap Maudy tiba tiba

"Mau," ucap Arkan

"Mana Hanna?!"

"Udah pulang.."

"Goblok kenapa gak lo tahan sih?!"

"Dia lagi emosi Mau, biarin dia sendiri dulu.."

"Anjing." Umpat Maudy lalu meninggalkan Arkan juga Rafa.

"Udah, ayo ke kamar Aldo lagi aja.. ada bunda" ucap Rafa kepada Arkan.

--

"Bun, Abang salah banget ya?" Ucap Aldo yang masih setia berada di pelukan Vannya

"Bang, ada apa?"

"Hanna udah tau Bun, dia marah."

"Hei. Its okay.. pasti nak Hanna bakal marah, bunda juga sama kalo ada diposisi itu, tapi semuanyaa bakal berlalu nak.. Abang kasih pengertian terus ya ke Hanna?"

"Hm.."

"Jangan nyerah bang, its okay.. ada bunda disini sayang."

"Bun.."

"Kenapa?"

"Makasih ya.."

Sudah Ter-Revisi.

📌
Jangan lupa vote 🤗🤍

REVIALDO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang