Sudah dua minggu saat kejadian obat Aldo tertinggal di dalam mobil Rafa, kini Rafa tidak lagi bertingkah konyol seperti dulu. Bahkan terkesan menghindar dari teman temannya.
"Raf, ayok ke kantin" ucap Hanna
"Nggak, kenyang gue Han" jawab Rafa
"Dih. Ayo ikut, najis banget lo" ucap Aldo lalu menarik lengan Rafa agar segera berdiri dari tempat duduk nya.
"Ck. Anjing!" Bentak Rafa
"Lo ada masalah apasih?" Tanya Maudy kepada Rafa
"Bukan urusan lo."
"Kenapasih Raf? Ayo ikut ke kantin, biasanya paling semangat." Ucap Hanna
"Gapapa gue, kalo kalian mau ke kantin pergi aja gue disini."
"Yaudah, kalo lo gamau ikut. Tapi lo mau nitip nggak?" Tanya Maudy
"Nggak."
"Gue juga gak ikut, ngantuk." Ucap Arkan
"Terserah lah anj-" ucap Aldo lalu meninggalkan Arkan dan Rafa.
"Yaudah kita ke kantin ya Ar, Raf." Ucap Hanna lalu pergi diikuti Maudy.
For your information, Hanna tetap bersikap dingin kepada Aldo. Rasanya tidak terima saja bahwa Aldo yang sangat baik kepadanya ternyata punya sisi buruk juga.
"Lo kalo ada masalah, cerita Raf." Ucap Arkan setelah duduk di samping Rafa.
"Masalah gue? Haha gak penting lah buat lo Ar."
"Kita temen Raf, lo bisa cerita ke gue, atau Aldo, Hanna atau Maudy."
"Emang gue temen lo?"
"Anjir apaansih gak jelas."
"Iya, makanya itu kan? Lo gak mau temenan sama gue."
"Apaansih tai." Ucap Arkan
"Gak pantes ya Ar?"
"Apa nya?!"
"Kalo lo bilang ke gue dari awal, gue bisa mundur baik baik."
"Apasih. Gue gak ngerti arah bahasan lo dimana."
"Iya, udah lupain aja."
"Apasih Raf?! Serius gue gak ngerti."
"Gak perlu Ar, cukup biarin semuanya berlalu aja."
"Anjing emosi gue lama lama." Ucap Arkan geram.
"Bacot lo anjing." Kini Rafa juga tersulut emosi.
"Kok lo yang emosi setan?!"
"Cot." Ucap Rafa, lalu meninggalkan Arkan.
"Babi kenapa sih?" Tanya Arkan pada dirinya sendiri.
Setelah beberapa lama Hanna, Aldo dan Maudy kembali ke kelas.
"Nih minum," ucap Aldo memberikan sebotol air mineral kepada Arkan.
"Makasih."
"Rafa mana?" Tanya Maudy
"Gatau, tadi cabut tiba tiba tauk dah kemana." Jawab Arkan
"Kenapasih dia? Kalian ada masalah?" Tanya Hanna lalu melirik ke arah Arkan, Aldo juga Maudy.
"Nggak anjir, gaada apa apaan." Ucap Maudy
"Gue juga nggak ada perasaan." Ucap Aldo *perasaan lo doang Al.
"Gue juga nggak." Ucap Arkan
"Ya terus kenapa? Gue gak pernah loh ngeliat Rafa kayak gini." Ucap Hanna
"Sama." Ucap Maudy
"Pasti ada penyebabnya,"
"Beneran gak tau penyebabnya apa?" Tanya HannaAldo dan Arkan menggeleng.
SUNGGUH?!
"Nggak." Kata Maudy.
--
"Hanna, pulang duluan ya"
"Al, Ar, Raf.. duluan" ucap Maudy"Hati hati Mau," ucap Hanna
"Hmm" Rafa berdeham.
Aldo dan Arkan mengangguk.
"Kalo gitu, gue juga duluan ya.. Ar, Raf.. Al"
"Okay, hati hati" ucap Arkan
"Hati hati Han.." ucap Aldo
"Iya." Ucap Rafa
"Raf," sebelum melangkah Hanna memanggil Rafa, Rafa mengangkat dagunya seolah bertanya 'apa?'
"Kalo lo ada masalah, lo cerita aja ya ke gue." Ucap Hanna lalu menepuk nepuk pundak Rafa dan tersenyum.
"Makasih Han," ucap Rafa.
"Hmm, sama sama.. bye." Ucap Hanna lalu melambaikan tangannya dan pergi.
Setelah kepergian Hanna, Rafa melangkahkan kakinya untuk pergi.
"Raf, nanti malem latihan basket!" Ucap Aldo meneriaki Rafa.
Setelah itu Aldo dan Arkan juga beranjak untuk pulang.
--
Jam menunjukkan pukul 7 malam.
Kini saat nya mereka untuk latihan basket, sungguh Aldo sangat rindu."Inget ya bang, jangan berat berat.. kamu tuh jangan mentang mentang udah enakan dikit langsung mau aktivitas.." ucap Vannya.
"Hmm, iya bun.."
"Yaudah kalo gitu abang pergi dulu ya""Hati hati ya bang.."
"Kalo gitu Arkan juga pergi ya bun,"
"Hati hati ya Ar, titip Aldo."
"Siap bun,"
"Dadah"Kini Arkan dan Aldo berada di mobil yang sama, menuju tempat latihan.
"Nanti jangan ikut games ya, tolol." Ucap Arkan
"Terus ngapain gue dateng?"
"Ngeliat aja."
"Goblok, gak guna banget kayak nya gue jadi kapten, mau ngundurin diri aja."
"Tai lo, kalo lo ngundurin diri? Gak dulu deh.. gue gak mau naik jabatan jadi ketua."
"Ya gimana lagi? Gue juga kayak cuma numpang nama."
Setelah perjalanan yang cukup panjang, mereka sudah sampai.
"Tuh, si Rafa udah sampe" ucap Aldo lalu segera berlari ke arah Rafa
"Oi! Cepet juga lo sampe, tumben." Ejek Aldo, Rafa menatap Aldo sekilas lalu mengalihkan pandangannya.
"Ada apa gerangan sih Rafa?" Ucap Aldo.
"Ck." Rafa berdecak lalu meninggalkan Aldo juga Arkan
"Kenapasih anjir?" Tanya Aldo pada Arkan
"Mana gue tau."
--
"Latihan hari ini sampai sini dulu, dan oh ya.. sekalian aja kali ya" Aldo membuang napas nya.
"Gue tau kalo gue belum jadi ketua yang baik buat kalian, bahkan nggak sama sekali, gue minta maaf soal ini."
"Tapi ijinin gue disini buat ngomong, gue Aldo mau undur diri jadi kapten basket sekolah kita, gue tau gue gak pantes banget, so sorry.. and gue pikir Arkan selaku wakil gue yang bakal gantiin gue sebagai ketua, gue harap kalian bisa ngerti ya.."
"Anjir si goblok apasih?" Ucap Arkan
"Please." Bisik Aldo
"Taik."
"Eh tapi, kalo kalian gak setuju? Kita bisa pilih ulang ketua nya, gue juga gak mau sebenernya." Ucap Arkan"Gapapa lo aja" ucap teman teman lainnya.
"Eum, okay kalo gitu.. makasih ya semuanya, gue bangga banget pernah jadi kapten kalian, and i hope.. kita bakal lebih baik lagi kedepannya. Dan gue juga gak keluar kok, gue tetep di tim ini.."
Sudah Ter-Revisi.
📌
Jangan lupa vote 🤗🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
REVIALDO [COMPLETED]
Teen FictionNyatanya ucapan itu hanya sebatas kalimat penenang saja. Nyatanya dia tidak pernah baik-baik saja. Nyatanya dia tidak selalu dalam kondisi yang baik. Nyatanya, dunia ini terlalu jahat. Ia mampu, namun daksa nya tidak. I don't know, everything will...