📌Epilog.

113 3 3
                                    

Vote dulu  ya bestie yaa....



Selamat membaca.

















Mereka sudah kembali bersekolah sejak tiga hari yang lalu.

Dengan Arkan yang selalu menjemput Hanna menggantikan posisi Aldo, sementara?

"Udah sarapan?" Tanya Hanna pada Arkan

"Belum sempet, nanti aja di kantin."

"Okay." Ucap Hanna lalu naik keatas motor matic milik Arkan.

"Udah?"

"Hm, yuk."

Kini mereka telah sampai di sekolah.

"Ke kantin dulu Ar, gue temenin lo sarapan, lo pucet."

"Gak apa-apa Han, nanti aja pas istirahat gue makan."

"Ar?"

"Hm? Nanti aja, ya."

Hanna menggeleng, "ayo makan, lo pucet."

"Hanna, gue ok--"

"Ssstt. Just shut up. Semua bilang okay, padahal kondisi nya gak baik, jangan bilang lo okay kalo nyata nya nggak, ayo ke kantin." Hanna menarik tangan Arkan.

Tanpa bertanya, Hanna memesankan makan dan minum untuk Arkan.

"Nasi ayam satu ya bu, minumnya air mineral aja"

Hanna meletakkan makanan itu kehadapan Arkan.

"Makan, Ar."

"Elo?"

"Gue udah makan tadi,"

Arkan mengangguk, "Makasih Han, nanti gue ganti."

"Gak usah,"
"Ar,"

Arkan yang hendak memasukkan sesuap nasi pun tertahan.

"Iya?"

"Boleh gue minta sama lo?"

"Minta? Minta apa?"

"Jangan pernah lo tahan kesedihan lo sendiri, gue tau lo selalu berusaha untuk terlihat baik di depan gue dan yang lain."

"Padahal gue tau betul Ar, lo sama hancur nya waktu tau Al koma, atau mungkin lebih hancur dari gue."

"Siapa sih, yang gak hancur, disaat sahabat sendiri harus koma, harus sakit, bahkan hidup nya cuma bergantung sama sebuah alat?"

"Gue tau Ar. So please, gue tau lo mau bikin kita tenang, tapi gak dengan lo nahan kayak gini kan?"

Arkan menatap Hanna lekat.

Benar. Yang dikatakan Hanna semua benar.

"Gue boleh tanya lagi?"

REVIALDO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang