"Bunda," ucap Aldo yang tengah mencari keberadaan bunda nya"Iya?" Jawab Revannya -bunda Aldo.
"Ada Arkan" ucap nya
"Hai Arkan, udah lama ga ketemu, ini kenapa muka mu memar semua?" Tanya Revannya
"Gapapa bun, biasa anak laki" Ucap Arkan dengan cengirannya, yang nyatanya itu hanya alibi untuk menutupi apa yang sebenarnya terjadi.
"Yaudah bun, aku sama Ar mau ke kamar dulu ya, istirahat."
"Iya bang, jangan lupa minum obatnya"
"Okay bunda," ucap nya lalu berjalan ke lantai dua menuju kamarnya.
Setelah mereka menyelesaikan tugas kelompok tadi di Aldo memaksa Arkan untuk menginap di rumahnya, padahal arkam sudah menolak tetapi Aldo memaksa karena alasan yang sama tidak ingin kondisi akan semakin buruk jika dia pulang ke rumah.
"Mandi sono lu, bau bangke." Ucap Aldo setelah keluar dari kamar mandi.
"Entar" ucap Arkan yang masih setia memainkan ponsel nya.
"Mandi dongok lu bau, mana ada cewe yang mau kalo bau bangke."
"Bacot lo." Ucap Arkan lalu segera pergi ke kamar mandi.
Aldo yang merasakan pusing lalu duduk di sofa kamarnya menyandarkan kepalanya di punggung sofa sambil memijat bagian dari sela ibu jari dan telunjuk.
Arkan kini telah selesai mandi, wangi segar dan muka yang tampak lebih fresh kini.
Berbeda dengan Aldo, setelah mandi pun muka nya tetap saja pucat.
Arkan terus memperhatikan Aldo yang masih memijat sela ibu jarinya.
"Nih obat lo, minum bego. Muka lo pucet banget kayak mayat."
"Thanks" ucap Aldo lalu memasukkan beberapa pil kedalam mulut nya dna memasukkan juga air lalu di teguknya.
Arkan kini telah duduk disamping Aldo.
"Gimana sih lo. Katanya pinter main rahasia-rahasian tapi nyatanya kayak gini aja lo gabisa tutupin." Ucap Arkan.
"Kayak lo jago aja, muka bonyok lo tadi diliat sama banyak orang"
"Sampai kapan ya Al?" Tanya Arkan
"Apanya?"
"Sampai kapan hidup gue bakal kaya gini terus."
"Udahlah, lo ga sendiri. Sekarang kuta sama-sama tutupin semuanya? Oke?!" Ucap Aldo.
"Ya gue sih bisa nutupinnya. Tapi elo, lama-lama semua orang bakal tau Ar."
"Ga akan."
"Bohong kalo lo masih bisa percaya diri. Gue tau kok di dalam hati lo pasti lo takut semua orang bakal tau kan?"
"I dont know."
"Al, kalo gue, masih bisa gue tutupin pake alibi gue kaya tadi ke bunda lo, tapi elo.. ga mungkin bisa Al. Muka pucet lo, badan lo yang makin kurus semua orang bakal tau Al."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVIALDO [COMPLETED]
Teen FictionNyatanya ucapan itu hanya sebatas kalimat penenang saja. Nyatanya dia tidak pernah baik-baik saja. Nyatanya dia tidak selalu dalam kondisi yang baik. Nyatanya, dunia ini terlalu jahat. Ia mampu, namun daksa nya tidak. I don't know, everything will...