Sebelum baca ada baik nya vote dulu gasihh??
Hehe maaciih.
MAAF YA SEBELUM NYA.
MUNGKIN PART INI BAKAL PANJANG... BANGET.TAPI GAPAPA YAAAA?
SEMOGA KALIAN GAK BOSEN,
LOPH U OL.Selamat membaca.
"Bang,"
"Hmm?"
"Lihat bunda,"
Aldo lantas menatap bunda yang sedang duduk di sampingnya.
"Bunda udah gak tau lagi bang,"
"Kata dokter Hanif, kemo kamu itu belum ada efek positif nya"
Aldo mengangguk.
"Terus bunda mau aku ngapain?"
"Biopsy, radiasi dan operasi sumsum"
Aldo terdiam sejenak.
"Biopsy dan radiasi, aku bisa Bun cuma untuk operasi aku takut,"
"Gausah takut bang, bunda ada disini.. ayo kita lakuin yang terbaik buat kamu dan orang lain,"
"Bunda akan konsultasi sama dokter Hanif soal ini, kamu ikuti bunda aja dan jangan menolak kali ini"
"Walaupun kamu menolak bunda akan tetap mau kamu lakuin operasi nya bang."
"Bun, it's a major operation."
"Yes, bunda tau bang. Bunda cuma mau yang terbaik buat kamu,"
"Aku gak mau bun,"
"Apasih yang kamu takutin? Operasi bang, setelah itu done. Insyaallah kamu sembuh"
"Bun, operasi ini belum akan seratus persen berhasil, aku takut.. aku cuma takut nanti gak bisa ngeliat bunda, dan yang lainnya lagi."
"Aku emang pernah bilang bun bakal turutin semua mau nya bunda, tapi untuk operasi jujur aku belum siap."
"Siap gak siap bang, ini bukan pilihan. Nurut sama bunda, dan semuanya akan baik-baik aja."
"Bun.."
"Please bang,"
Aldo menghembuskan nafas nya.
"Maaf banyak ngerepotin bunda."
"Nggak, gak pernah bang."
Aldo tersenyum kecut.
--
Wanita cantik dengan kulit putih itu berjalan santai keluar dari pintu sebuah bandara.
"Atas nama mbak Adinda?" Tanya supir pribadi itu.
Lantas wanita itu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVIALDO [COMPLETED]
Fiksi RemajaNyatanya ucapan itu hanya sebatas kalimat penenang saja. Nyatanya dia tidak pernah baik-baik saja. Nyatanya dia tidak selalu dalam kondisi yang baik. Nyatanya, dunia ini terlalu jahat. Ia mampu, namun daksa nya tidak. I don't know, everything will...