Setelah hampir sepuluh menit perjalanan, kini mereka sudah sampai di rumah sakit.
Pegawai rumah sakit dengan cepat mengangkat Aldo keatas brankar dan mendorongnya menuju IGD.
Hanna, Arkan, Rafa, dan Maudy mengikuti kemana arah dibawanya Aldo.
"Tunggu disini ya, kami akan memberikan penanganan yang terbaik kepada pasien."
Mereka mengangguk.
Setelah itu Arkan meraih ponsel nya dan menelpon Revannya.
"Hallo Ar, ada apa?" Tanya Vannya dari seberang
"Aldo dirumah sakit bun"
"Hah?!"
"Aldo kenapa?!" Suara dan getaran khawatir itu tampak sangat terlihat"Aldo tadi mimisan bun, lalu pingsan."
"Share lock ke bunda sekarang Ar," ucap Vannya lalu memutuskan sambungan telponnya.
Arkan lantas mengirimi Vannya share location nya saat ini.
Setelah menerima pesan dari Arkan, Vannya lantas segera bersiap-siap menuju rumah sakit dimana Aldo berada, di dalam perjalanan dia tampak kalut rasa khawatir itu menyelimuti Vannya.
"Kenapa bisa pingsan lagi sih?" Kini Maudy berucap, mereka berada di ruang tunggu IGD sekarang.
"Lagi?" Tanya Hanna tampak bingung,
"Udah sering banget Han dia mimisan, terus pingsan, lo ga liat tiap hari mukanya pucat."
"Iya sih muka dia pucet banget tadi"
"Bukan cuma tadi aja kali, tapi setiap hari." Kini Rafa ikut dalam perbincangan itu.
"Gue rasa emang Aldo nih sakit deh" kini Maudy menebak-nebak
"He'em.." Hanna menyetujui
"Ya kan emang sakit tolol." Kini Rafa menoyor kepala Maudy pelan.
"Yee maksud gue tu Aldo pasti punya penyakit, paham gasih lo?"
"Sstt.. udah udah jangan berantem terus, beneran loh ntar kalian jodoh." Kini Hanna berucap
"Diem lo Han."
"Mungkin cuma kecapekan aja," Kini Arkan membuka suaranya.
"Kecapekan mata mu." Ucap Rafa, karena dia tau betul Aldo sedang benar-benar sakit saat ini bukan hanya soal kelelahan saja.
Oh ayolah. Arkan juga tau, sangat paham betul, omongannya tadi hanya sebagai kalimat pengganti akan apa yang terjadi sebenarnya, dia hanya berusaha menutupi rahasia sahabatnya itu.
"Tapi kaya nya gue rasa ngga deh Ar, Aldo bener-bener sakit, kalo dia sekedar kecapekan itu ga mungkin, raut muka nya udah beda kok keliatan banget" ucap Hanna
"Iya tuh," saut Maudy
"Mungkin persaan kalian aja," kata Arkan.
"Ngga Ar, ini bukan perasaan aja, gue, Maudy juga Rafa aja nyadar kalo ini kaya ga beres lo kok gak sadar?"
Bukan Arkan tidak sadar, hanya mereka saja yang sangat pandai menyimpan rahasia.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVIALDO [COMPLETED]
Teen FictionNyatanya ucapan itu hanya sebatas kalimat penenang saja. Nyatanya dia tidak pernah baik-baik saja. Nyatanya dia tidak selalu dalam kondisi yang baik. Nyatanya, dunia ini terlalu jahat. Ia mampu, namun daksa nya tidak. I don't know, everything will...