Hanna turun, dilihatnya sosok yang selama kurang lebih dua bulan ini selalu menemani nya.
"Arkan, maaf ya lama," ucap Nya
Arkan tersenyum, "gak lama kok, yuk? Udah siap kan?"
Hanna mengangguk, "pamit dulu sama kakak," ucap nya
"Ikut." Ujar Arkan
"Kak, aku sama Ar pergi dulu ya?"
"Okay. Hati-hati," jawab Rakry
Arkan mengangguk, "pergi dulu kak, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam."
Hanna memasuki mobil Arkan,
"Seat belt nya Han," ucap Arkan
"Oh iya," ucap Hanna
"Lo udah bawa bunga?" Tunjuk Arkan pada bunga yang masih saja Hanna genggam.
"Itu bunga yang di kapal bukan sih, gue yang ambil kalo gak salah" lanjut Arkan
Hanna mengangguk, "He'eum.. dari Aldo."
Arkan tersenyum,
"Terus mau dibalikin?" Tanya Arkan
"Enggak, mau kasih aja, biar sama, ada di kamar gue sebagian, dan di tempat dia istirahat juga ada." Jawab Hanna
Arkan mengangguk paham, ia tersenyum.
Hanna terlihat begitu menyayangi Aldo.
"Lo sayang banget sama dia?"
"Sayang.." jawab Hanna
"Masih ada celah?"
Hanna menatap Arkan, "kok nanya gitu?"
Arkan menggeleng, "nggak.. nanya aja, maaf kalau salah tanya."
Hanna terkekeh, "nggak kok, Ar, setelah Aldo pergi gue pasti harus ngelanjutin hidup lagi kan?"
"Gue juga gak mungkin selalu berporos disitu."
"Gue juga punya masa depan,"
"So.. jawabannya masih ada celah,"
Arkan terkekeh.
"Pantes Aldo suka lo, adem banget."
Hanna tersenyum geli, "aneh deh lo, Ar"
Arkan juga sama, ia terkekeh.
"Eh, tapi gue masih mau beli bunga Ar.. hehe"
"Oh, boleh.."
"Nanti di deket sana aja, ada toko bunga juga."
Hanna mengangguk.
--
Mereka kembali kesini.
"Hai.." ucap Hanna
"Al, gue dateng bareng kesayangan lo." Ucap Arkan
Hanna tersenyum geli.
"Al, aku bawa mawar putih, yang waktu itu kamu kasih ke aku di kapal.. masih inget?"
"Aku cuma bawa sedikit, karena sisa nya untuk aku.. aku taroh disini ya, ada disini, dan dikamar aku."
"Al.. its been 2 months. Insyaallah pelan-pelan Al, aku ikhlas.."
"Kamu gak usah khawatir, banyak yang jaga aku, termasuk Ar."
"Juga bunda, dan kak Dinda mereka baik-baik aja."
"Dont worry,"
Hanna meletakkan beberapa bunga matahari.
"Aku juga bawa bunga matahari Al, kamu suka kan?"
Arkan tersenyum.
Hanna dan Arkan mencabuti rerumputan yang terlihat mengganggu di makan Aldo dan milik Bagas.
"Al, janji gue, untuk jaga Bunda, Hanna dan kak Dinda gue insyaallah bisa."
"Dan, untuk hadiah itu, juga udah sampai ke mereka."
"Kayak yang lo lihat kan? Hanna pakai jaket dari lo? Bahkan ke sekolah. Ijo ijo gitu udah kayak ulet." Ejek Arkan
"Ish!" Hanna memukul Arkan pelan.
"Galak ya ternyata," Arkan terkekeh.
"Nih Al! Liat! Dia suka ngejekin aku tauk!"
"Hahahhah, salah siapa lucu." Desis Arkan
"Tuh kan! Kalian tuh sama ajaa deh. Sama-sama suka gomballl" Hanna mencubit lengan Arkan
"Iya-iya.." ucap Arkan
"Ohiya Al, tenang aja, lo cukup bahagia disana, yang disini.. lo percaya gue kan?"
"Makin hari makin berat, tapi gue berusaha untuk tetap disini."
"Lo gak usah khawatir"
"Hanna, bakal aman sama gue, yakan?" Tanya Arkan
Hanna tersenyum, "iya. Makasih ya Aldo, Arkan baik.. dia jaga aku."
Setelah selesai dengan segala kegiatan nya.
Hanna dan Arkan berpamitan.
"Aldo, aku pulang ya? Nanti kesini lagi, om.. Hanna pulang, assalamualaikum."
"Al, gue pulang, ayah.. Arkan izin pulang, assalamualaikum."
Tak lain dengan Hanna dan Arkan.
Vannya dan Dinda juga selalu kesini.
Tak heran, pusara keduanya selalu terlihat rapih dan indah.
Perihal mengikhlaskan, sebisa mungkin diusahakan.
Perihal hidup yang akan terus berjalan, sebisa mungkin selalu dalam kekuatan.
-SELESAI-
Kepada raga yang tidak lagi ada,
perihal dia yang kini tidak akan menampakkan wajah nya,
tenang saja.. bahwasanya orang yang kau sayangi akan di jaga oleh semesta.Jika yang kau sudah lelah dengan dunia ini, dan jika kau butuh akan sebuah kedamaian juga keabadian maka pergilah dengan tenang, tenang lah tidak usah kau risau, kami akan selalu memengingat juga mendoakan mu.
If you want to leave, just leave.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVIALDO [COMPLETED]
Fiksi RemajaNyatanya ucapan itu hanya sebatas kalimat penenang saja. Nyatanya dia tidak pernah baik-baik saja. Nyatanya dia tidak selalu dalam kondisi yang baik. Nyatanya, dunia ini terlalu jahat. Ia mampu, namun daksa nya tidak. I don't know, everything will...