"Sama-sama Al." Ucap Hanna membalas pelukan itu.
"Pokok nya lo ga boleh nyerah, seberat apapun itu, inget ada bunda, ada gue, Ar, Maudy, dan Rafa yang selalu ada buat lo, kapan pun lo mau cerita, kita selalu ada kok." Ucap Hanna melepaskan pelukan itu lalu tersenyum."Maafin gue." Ucap Aldo, merasa sangat bersalah karena merahasiakan hal besar dari Hanna.
"Maksudnya?" Tanya Hanna
"Maaf."
"Hah?"
"Maafin gue kalo pernah, atau nanti bakal nyakitin lo."
"Ngga kok, lo ga pernah."
"Pasti gue bakal nyakitin lo nanti Han, suatu saat." Ucap Aldo dalam Hati.
Bell istirahat berbunyi.
"Ke kantin yuk?" Ajak Hanna.
"Gue gak laper, lo aja deh."
"Gue juga gak laper banget sih, mau ngajak lo aja makan, lo pucet, baru keluar dari RS juga kan? Tadi pagi gak sarapan kok bisa-bisanya ga laper?"
"Ehe. Iya, ga pengen makan aja, gue mau disini aja, lo disini aja ya Han? Sampai masuk nanti."
"Hmm."
Setelah itu keheningan lah yang berada diantara keduanya, larut dalam pikiran masing-masing.
Sesungguhnya Hanna masih bingung, apa motif permintaan maaf Aldo tadi.
"Eh, Al?" Ucap Hanna tiba-tiba.
"Iya?" Jawab Aldo lalu menatap lekat Hanna.
Hanna paling tidak bisa di tatap lekat seperti ini, pasti dia akan salting dan mukanya memerah.
"Bisa gak? Jangan liatin nya begitu banget?"
"Hah?" Aldo masih tidak paham.
"Iya liat nya biasa aja."
"Oh.. lo salting?" Ucap Aldo lalu tertawa kecut.
"Ish! Apaansih lo ketawa-ketawa."
"Ya abisnya, lo lucu, pipi lo merah gini" ucap Aldo mencubit pipi Hanna
"Aw!"
"Sakit dong!" Ucap Hanna memukul tangan Aldo."Aw!"
"Yang ini juga sakit dong!" Ejek Aldo mengikuti nada suara Hanna."Ih apaansiiii!" Ucap Hanna menahan rasa salah tingkah nya.
"Ahahhahaha, gemes banget sih lo."
"Udah diem, kalo gini gue gak jadi nanya!" Ucap Hanna
"Okay."
"Dan liatinnya biasa aja!"
"Gue ngeliatin lo begini Han, gabisa dirubah lagi."
"Terserah lo deh." Ucap Hanna malas, lalu berpura-pura ngambek.
"Yaelah ngambek, yaudah deh nih, ayok mau ngomong apa tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVIALDO [COMPLETED]
Teen FictionNyatanya ucapan itu hanya sebatas kalimat penenang saja. Nyatanya dia tidak pernah baik-baik saja. Nyatanya dia tidak selalu dalam kondisi yang baik. Nyatanya, dunia ini terlalu jahat. Ia mampu, namun daksa nya tidak. I don't know, everything will...