"Diangkat ga Ar?" Tanya Hanna
"Anjing di reject!"
"Mungkin lagi pengen sendiri Ar, lo sabar aja."
"Hai! Good morning All!" Sapa Rafa diikuti Maudy di belakangnya.
"Hai sahabat-sahabat ku tersayang, apa kabar Arkan? Apa kabar Hanna?" Ucap Rafa
"Baik." Jawab Arkan
"Baik banget," ucap Hanna
"Kalian liat Aldo ga?" Ucap Arkan
"Lah bukannya sama lo?"
"Kok nanya kita? Lo nungguin dia di RS kan?" Ucap Maudy."Iya. Ngapain lo nanya kita?!" Ucap Rafa.
"Ya santai aja kali, gue cuma nanya, tinggal jawab gatau aja ribet."
"Wih banyak nih suku kata hari ini" goda Rafa.
"Yah.. dia mah banyak kalo ngomongin Aldo, dan kalo ngomong sama Hanna." Maudy menambah-nambahi
"Bacot lo bedua."
Jam pelajaran sudah dimulai.
Pikiran Arkan terbagi, dimana Aldo sekarang, sama dengan Hanna, tapi Hanna bisa lebih santai dengan hal ini karena pembawaannya saja sudah santai.
Setelah mereka mengerjakan tugas dan mengumpulkan nya, guru itu pun memilih untuk keluar sebelum bell istirahat berbunyi.
"Eh Mau, gue ke kantin dulu ya." Ucap Hanna
"Gue temenin." Ucap Maudy lalu mengambil langkah untuk berdiri.
"Eh gausah, gue sendiri aja." Ucap Hanna "lagian belom bell, nanti kantin aja kita barengan.. okay?" Ucap Hanna
"Okay." Jawab Maudy.
Hanna lalu berjalan keluar kelas, dan berjalan menuju lantai paling atas gedung sekolahnya. Benar saja, dia tidak ingin ke kantin, namun hanya ingin memastikan siapa yang ada di rooftop, siapa tahu itu Aldo pikirnya.
Sesampainya di depan pintu rooftop, berbeda dengan kondisi sebelumnya, pintu itu sudah tertutup sekarang, namun Hanna tidak menyerah dia memilih untuk tetap mengecek dan memilih membuka pintu itu.
Setelah berhasil membuka pintu itu dengan amat pelan Hanna melihat sekeliling rooftop itu, dan betapa terkejutnya ia saat melihat benar saja Aldo ada disini, dengan posisi tertidur diatas kursi kayu panjang.
Setekah itu Hanna melangkah kan kaki nya mendekati Aldo, tidak lupa menutup kembali pintu itu.
Dilihat nya Aldo yang tengah tertidur dengan tenang, tidak bisa dipungkiri ada senyuman yang ditarik oleh Hanna karena melihat hal ini.
Dia berusaha jauh lebih mendekat, dan memilih duduk dibawah lantai untuk dapat melihat wajah Aldo dnegan jelas, diusap nya pelan surai kecoklatan milik Aldo, dan mengusap pelan pipi putih Aldo.
Merasakan ada sesuatu yang mengusik nya Aldo lantas terbangun.
Dan betapa terkejutnya ia ketika melihat Hanna ada di depannya dan baru saja mengelus pipinya."Han?"
"Eh. Maaf ya jadi kebangun," ucap Hanna canggung, dan malu karena baru saja dia ketahuan telah melakukan itu kepada Aldo.
Dan jujur saja, Hanna memiliki rasa suka kepada Aldo, tidak tahu sejak kapan, tapi dari perlakuan manis Aldo terhadap dirinya.. mulai saat itu Hanna memiliki ketertarikan pada Aldo.
"Gapapa," ucap Aldo lalu bangkit dari tidur nya
"Ngapain di lantai, sini duduk." Ucap Aldo lalu menepuk-nepuk tempat disampingnya mengisyaratkan Hanna untuk duduk disana."Eh, eum.. iya." Ucap Hanna gugup
"Kenapa disini?" Tanya Aldo
"Lo sendiri?" Ucap Hanna
"Gue kan yang nanya duluan, kok balik nanya."
"Ya gapapa, emang nya gaboleh?"
"Ya boleh, tapi maksudnya pasti ada tujuan lain kan?" Ucap Aldo
"Iya. Mau mastiin lo aja sih,"
"Kenapa Han?"
"Ya abisnya, tadi gue ngeliat lo ugal-ugalan terus pas gue cariin gaada, tau nya lo ada disini."
"Mana gue telpon direject lagi, maksudnya apa?""Gapapa."
"Apanya yang gapapa?"
"Han?" Ucap Aldo, sudah dengan nada suara yang berbeda.
"Hmm?" Hanna lalu melihat kearah Aldo, raut muka ini sebelum nya belum pernah dilihat oleh Hanna, raut muka yang seperti memperlihatkan terdapat luka di dalamnya.
"Kenapa Al?" Tanya Hanna.
"Nggak." Ucap Aldo
"Hah? Apaansih? Ngomong aja."
"Gapapa Han, ga jadi."
"Hmm."
"Kalo gitu gue yang tanya boleh?" Ucap Hanna lembut."Sure."
"Kenapa ga ngabarin orang rumah kalo berangkat cepet hari ini? Arkan tadi nyariin lo, bunda juga."
"Gapapa, pengen tenang aja."
"Maksudnya?"
"Capek dituntut terus." Jawab Aldo
"Gue ga ngerti Al?"
"Gue boleh nyerah gak Han?" Ucap Aldo lalu menyandarkan kepalanya pada kursi dan melihat ke langit.
"Maksud lo?"
"Gue manusia, gue juga ada titik lemah, titik gue capek."
"Kenapa Al? Lo kenapa? Cerita ke gue."
"Gue capek selalu dituntut, gue cuma takut Han, gue pengecut."
"Kok lo ngomong nya begitu?"
"Lo ada masalah apa? Cerita ke gue Al, karena sejatinya lo ga bakalan bisa menyimpan segala sesuatu sendiri, kalo itu terlalu berat bagi lo, seengak nya lo cerita dan itu bisa mengurangi sedikit kegelisahan lo tentang masalah ini."
"Lo bisa cerita ke gue.""Gue mau nyerah aja rasanya,"
"Gak. Gaboleh, seberat apapun masalah lo, lo gaboleh nyerah, lo harus tetap berjalan, gak fair banget kalo lo nyerah, gak fair buat orang yang sayang sama lo."
"Gue capek."
"Al.." ucap Hanna lalu memegangi tangan Aldo
"Secapek apapun lo, semau menyerah apapun lo, jangan pernah berhenti, karena lo harus inget, banyak banget yang butuhin lo di dunia ini, terutama bunda, dia sayang banget sama lo Al.""Han,"
"Makasih." Ucap nya lalu memeluk Hanna.Sudah Ter-Revisi
📌
Jangan lupa vote 🤗🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
REVIALDO [COMPLETED]
Teen FictionNyatanya ucapan itu hanya sebatas kalimat penenang saja. Nyatanya dia tidak pernah baik-baik saja. Nyatanya dia tidak selalu dalam kondisi yang baik. Nyatanya, dunia ini terlalu jahat. Ia mampu, namun daksa nya tidak. I don't know, everything will...