Flashback.
Saat Vannya dan Hanna menghantarkan nya untuk tidur di kamar, Aldo pun sebenarnya sudah tertidur lagi juga.
Namun, saat kedua perempuan itu keluar, tak lama ia terbangun.
Lalu, ia duduk dan bersandar pada bahu kasur.
Dilihat nya diarah balkon, ada Arkan yang entah sedang apa. Aldo tak tahu. Tapi terlihat Arkan yang hanya termenung.
"Arkan."
"Hmm?" Jawab Arkan tanpa melihat ke arah Aldo.
"Sini geh."
"Kenapa?"
"Ngomong aja.""Penting." Ucap Aldo
Arkan mendekat.
"Kenapa?" Ia duduk di pinggir kasur.
"Gue.. tadi pagi, mimisan" ucap Aldo
"Hah?"
"Ssstt!"
"Berisik.""Kenapa gak bilang tolol!" Arkan melempar Aldo dengan sebuah bantal.
"Gak bisa Ar, gue bahagia, gue gak mau bahagia ini berantakan, karena gue gak tau kapan lagi ini bakal terjadi."
"Ar, gak tau kenapa.. tapi akhir-akhir ini gue ngerasa badan gue aneh."
"Maksudnya?"
"Gue gak ngerasain sakit saat ngelakuin aktifitas, tapi setelah selesai.. malam atau pagi nya kerasa sakit banget."
"Bahkan waktu di apart kemarin gue sempet hampir pingsan di kamar mandi."
"Hah?!"
"Kenapa bisa?!"
"Terus. Kenapa gue gak tau?!""Lo tidur pules waktu itu,"
"Maksud gue, kenapa gak bangunin gue?!"
"Gak Ar,"
"Ah. Goblok." Desis Arkan
"Emang. Kenapa ya? Badan gue jadi goblok dan payah gini?!"
"Padahal bunda bilang bakal sembuh setelah transplantasi.. tapi nggak. Gue masih ngerasa sakit."
FYI. Rafa sedang di luar kamar, sedang menonton serial bersama Maudy.
Arkan menghela nafas nya.
"Rasanya beda gimana?"
Aldo menggeleng, "gue gak tau ini apa, tapi gue ngerasain feeling yang gak enak aja"
"Ar.." ucapan itu terlihat ragu
Arkan menaikkan satu alisnya.
"Kalau misal gue gak ada, apa yang bakal lo lakuin?"
"Gak ada."
"Gue serius, njing."
"Gue juga. Apa lagi yang harus gue lakuin setelah lo gak ada? Jawabannya gak ada."
"Ar, lo itu berharga."
"Cuma bagi lo, tapi gak bagi orang lain yang bahkan nganggep gue ini sampah." Ucap Arkan
"Cuma orang bagi bodoh Ar. Lo itu mandiri, lo baik, lo penurut, apa yang kurang. Gak ada."
"Seandainya gue udah gak ada, bisa lo berhenti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REVIALDO [COMPLETED]
Teen FictionNyatanya ucapan itu hanya sebatas kalimat penenang saja. Nyatanya dia tidak pernah baik-baik saja. Nyatanya dia tidak selalu dalam kondisi yang baik. Nyatanya, dunia ini terlalu jahat. Ia mampu, namun daksa nya tidak. I don't know, everything will...