AYO VOTE DULU.
VOTE CEPETAN.
CAFEEE BANGET NGETIK TUH TERNYATA :)
TAPI GAPAPA, AKU SUKA.
MAACII YANG UDAH VOTE, AKU SAYANG KALIAN.
YANG NGGA VOTE BYE DULU.
Hari ini adalah jadwal kedua untuk kembali dilakukannya kemotherapy untuk Aldo.
Hanna dan Arkan juga Vannya yang akan menemani Aldo di rumah sakit.
Rafa dan Maudy? mereka tidak ikut untuk hari ini karena satu dan lain hal, dan akan berkunjung besoknya.
Arkan sebelum kerumah Aldo lebih dulu menjemput Hanna.
Setelah menjemput Hanna, mereka lalu menuju rumah Aldo.
Kemotherapy akan dilaksanakan pada pukul 12 siang, maka tiga jam sebelumya mereka akan bersiap.
Kini menunjukkan pukul delapan.
Setelah sampai dirumah Aldo, Arkan dan Hanna memasuki rumah itu, dan melihat Vannya sedang menuruni anak tangga.
"Ar? Hanna?"
"Bunda," ucap Hanna lalu menyalami Vannya diikutinya juga dengan Arkan.
"Aldo mana bun?" Tanya Arkan
"Dikamar Ar, lagi tiduran.. tadi sempet sesek"
"Tapi gapapa kan bun?" tanya Hanna.
"Udah mendingan, ini tadi bunda mau ambilin air anget terus liat kalian,"
"Yaudah kalian masuk aja ke kamar, bunda mau ambil air nya dulu.""Biar Hanna aja bun,"
"Gapapa Hanna, kamu masuk aja ya?"
"Iya gapapa Han, ayo." ucap Arkan
Lalu Hanna mengangguk "kalo gitu Hanna kekamar Al dulu ya bun?"
"Iya Nak."
Arkan dan Hanna memasuki kamar Aldo perlahan.
Si empu melihat kearah pintu masuk, melihat gadis nya juga Arkan, bibirnya terangkat untuk menyunggingkan sebuah senyuman.
"Al?" Hanna mendudukan dirinya di pinggir kasur.
"Hmm.." Aldo mengulur kan tangannya untuk di genggam oleh Hanna, Hanna peka terhadap hal itu.
"Kata bunda tadi sempet sesek?"
"Iya, tapi udah gapapa?"
"Coba agak duduk aja," Lantas Hanna membantu menyusun bantal agar Aldo bisa merasa nyaman.
"Pusing nggak?" tanya Hanna
"Nggak,"
Hanna mengelus punggung tangan Aldo.
Vannya masuk, membawakan segelas air hangat untuk Aldo.
"Diminum dulu bang," Vannya membantu Aldo untuk meminum.
Aldo meminumnya perlahan, dan mengambil alih gelas dari tangan Vannya.
"Abang pegang sendiri aja bunda,"
Vannya mengangguk.
"Siap kan bang?" tanya Vannya.
"Hmm."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVIALDO [COMPLETED]
Fiksi RemajaNyatanya ucapan itu hanya sebatas kalimat penenang saja. Nyatanya dia tidak pernah baik-baik saja. Nyatanya dia tidak selalu dalam kondisi yang baik. Nyatanya, dunia ini terlalu jahat. Ia mampu, namun daksa nya tidak. I don't know, everything will...