"Happy birthday.." ucap Aldo lagi
Hanna menatap tangan dan wajah Aldo bergantian.
"Maaf ya ngecewain lagi,"
"Maaf telat,"
"Selamat ulang tahun ya.."
"Thank you.." ucap Hanna
"Aku bawa bunga buat kamu, semoga suka." Ucap Aldo.
"Hmm.. makasih Al."
"Han, aku boleh ngomong?"
"Apa?"
"Aku liat tadi, saat kamu tiup tujuh belas lilin itu.. seharusnya aku ya Han yang jadi lilin ke tujuh belas"
"Iyakan? Kamu maunya aku kan?"
"Hahahaha maaf ya aku geer..""Aku drop tadi siang, and then tadi aku susah minta izin ke bunda buat dateng kesini" ucap Aldo lalu menunjukkan punggung tangannya yang masih tertempel plaster bekas infus.
"Karena itu aku telat, padahal harusnya aku yang bawa lilin ketujuh belas kamu, mama kamu yang minta."
"Aku dateng tepat saat tiup lilin nya udah mulai Han, lilin kesepuluh tadi.. aku pikir aku bakal tetep bawa lilin itu ke kamu, ternyata salah ya Han? Irzaan ternyata.."
"Hehe."
"Han, aku tau aku banyak salah, aku banyak bikin kamu kecewa, marah, sedih, bahkan benci.. im so sorry for this."
"Gak ada niat sedikitpun di hati aku untuk ngecewain kamu Han.." Aldo memegang lembut kedua tangan Aldo.
"Han, segitu marah nya ya?"
"Han.. sakit rasanya, tiap malam badan aku sakit semua, kepala aku pusing Han, telat minum obat sedikit langsung drop, lemah banget."
"Aku tau, aku udah ngerusak persahabatan kita, aku minta maaf."
"Aku tau aku yang gak gau diri, aku minta maaf."
"Aku udah ngehancurin semuanya Han, aku minta maaf."
Hanna menggeleng.
"Han, aku boleh gak ngeluh ke kamu?"
"Han, aku capek.."
"Pengen udahan aja Han, sakit."
Hanna menggeleng keras.
"Han, sakit banget tadi rasanya pas liat Irzaan yang bawa lilin ketujuh belas buat kamu, harusnya aku Han."
"Aku minat maaf maaf dan maaf, maaf Han kalau aku nyakitin kamu.."
"Aku mau marah Han, tapi aku gak ada hak untuk itu."
"Maafin aku."
"Maaf udah ngerahasiain ini, maaf udah ngerepotin, maaf bikin kecewa, maaf buat semuanya, maaf udah ngerusak persahabatan kita, maaf kalau kehadiran aku di hidup kamu itu salah, maaf Han."
Kini air mata itu tidak lagi bisa Aldo bendung, air mata itu mengalir begitu saja diiringi isak yang terdengar menyakitkan.
Hanna yang sedari tadi sudah meneteskan air matanya lantas menghapus air mata nya.
"Han.."
"Boleh aku bilang kalo aku gak suka liat kamu deket sama Irzaan? Ah tapi aku gaada hak ya?.. maaf.""Han, kalau ini jadi terakhir kali aku bicara sama kamu, aku minta maaf ya.. dan tolong Han, tolong. Tolong maafin aku." Ucap Aldo lalu memeluk Hanna.
Hanna dibuat mematung beberapa detik, namun isakan Aldo kembali menyadarkannya dan dengan segera Hanna membalas pelukan itu.
"Han, tetap bertahan, bertahan dalam posisi ini.. jangan lepasin pelukan kamu." Ucap Aldo.
"Al.."
"Han, maafin aku ya? Maafin aku yang penyakitan ini, gak seharusnya aku sakit, aku juga gak mau sakit Han, aku gak mau."
"Hanna.. sakit banget rasanya, sehabis kemo sesakit itu Han, hancur rasanya.. ini ternyata yang ayah rasain dulu Han.." Ucap Aldo yang semakin terisak di pelukan Hanna.
"Han, kalau boleh sekali aja temenin aku kemo? Aku butuh kamu Han.."
"Han, sakit.."
"Al--"
"Hanna, tolong maafin aku ya. Kalau belum bisa sekarang, nanti Han.. tolong datang kepemakaman aku dan maafin aku Han.."
"Maafin bunda, mungkin kamu gak suka dengan cara bunda, tapi itu cara bunda nunjukin sayang nya ke aku Han, jangan marah ke bunda ya.. cukup ke aku aja.." Ucapan Aldo terdengar sangat menyakitkan.
"Aldo nggak.. your strong.."
"Hanna.. s-sakit.."
"Apa Al? Apa? Apa yang sakit? Hmm?"
"Han, i love you.."
"Aldo,"
Aldo melepaskan pelukannya.
"Jangan nangis, kamu gak pantes nangisin aku yang penyakitan, yang gak tau diri ini Han.." ucap Aldo lalu menyeka air mata Hanna.
"Aldo.."
"Makasih ya Han, makasih untuk pengalaman mencintainya, kalo aku gak ada waktu lagi.. maafin aku ya Han, dan kalau Allah masih percaya aku untuk hidup lebih lama.. aku bakal berjuang Han, untuk kamu for my girl."
"Happy birthday ya cantik, i love you."
"Aku pamit ya.."
"Al--" ucap Hanna namun Aldo telah berjalan meninggalkan nya.
Hanna berusaha untuk mengejar Aldo, tapi terlihat kesulitan karena heels yang ia kenakan.
Aldo berlari cepat menuju mobil nya, tempat dimana dia menyuruh Arkan untuk menunggu nya.
"Al? Are u okay?" Tanya Maudy yang melihat Aldo berlari dengan napas yang tidak beraturan.
Aldo merasakan pening di kepalanya, diiringi dengan denyutan nyeri di punggung nya.
"Al.." ucap Hanna yang berhasil menyusul Aldo
"T-tolong, tolong.. tolong gue Ar." Ucap Aldo yang mulai melemas.
"Al!" Hanna memekik karena Aldo yang hampir saja terjatuh kalau saja Hanna tidak menahannya.
"Han.." ucap Aldo lirih
"Han bawak masuk ke mobil dulu.. kita kerumah sakit." Ucap Arkan laku membawa Aldo masuk kedalam mobil.
Hanna mengangguk.
"Raf, Mau ikutin mobil gue." Perintah Arkan
"Oke!" Ucap Rafa
"Mau ayo.""Pangku kepalanya Han.." Ucap Arkan, Hanna mengangguk.
"Han.." ucap Aldo sangat lemah.
"Al, aku disini.." ucap Hanna lalu mengusap surai milik Aldo
"Maaf, Han."
"Al, aku udah maafin."
"H-han.. s-sakit Han.." ucap Aldo merintih dan menggenggam erat tangan Hanna.
"Aku disini Al."
"Bertahan ya?""Bunda.. jagain bunda.."
"Al. Bertahan anjing." Ucap Arkan.
"Sakit.."
Sudah Ter-Revisi.
📌
Jangan lupa vote 🤗🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
REVIALDO [COMPLETED]
Teen FictionNyatanya ucapan itu hanya sebatas kalimat penenang saja. Nyatanya dia tidak pernah baik-baik saja. Nyatanya dia tidak selalu dalam kondisi yang baik. Nyatanya, dunia ini terlalu jahat. Ia mampu, namun daksa nya tidak. I don't know, everything will...