"Aduh pusing banget kepala gue, mana cewek cewek yang ngambek.. susah euy ngabujuk na" ucap Rafa frustasi.
"Gue gak pernah sih liat Hanna segitunya marahnya" ucap Arkan
"Sama," ucap Rafa
"Salah banget ya?" Ucap Aldo
"Hah?" Ucap Rafa
"Kenapa gue harus sakit?"
"Kenapa harus gue? Kenapa gak orang lain? Gue gak sekuat itu buat ngejalanin ini semua..""Udah banyak banget orang yang vue buat kecewa karena ini, elo Raf, Ar, bunda dan ayah.. sekarang Hanna sama Maudy? Besok besok siapa lagi?"
"Capek gue kayak gini, gue gak sekuat itu.." ucap Aldo lirih
"Gue harus apa setelah ini? Bahkan masalah gue yang kemaren sama Hanna aja belum bener bener kelar, sekarang harus di tambah lagi?"
"Sedih banget jadi gue, gue bahkan gak bisa menikmati masa remaja gue, capek tau gak selalu ada di dalam tekanan kayak gini?"
"Selalu dituntut untuk kuat, kenapa? Kenapa gak ada yang bilang 'its okay, semua orang berhak ngeluh, berhak nyerah, tapi jangan patah semangat ya' kenapa?"
"Semuanya cuma nuntut gue buat jadi kuat, buat jangan nangis, jangan ngeluh, jangan ini jangan itu, bahkan di tuntut untuk ngelakuin keinginannya."
"Boleh nggak gue ngeluh? Ngeluh ke kalian sebagai temen, boleh nggak?" Ucap Aldo
"Kali ini aja, izinin gue untuk terlihat gak baik baik aja."
"Al," ucap Rafa
"Gue gak sekuat itu Ar, gue gabisa kemo.. sakit rasanya."
"Bahkan sebelum elo sama bunda ngerancanain kemo yang sama sekali sebelum nya gak dikasih tau ke gue, gue sebelum itu juga punya rencana buat kemo Ar."
"Tapi apa? Setelah kemo, sakit banget rasanya, mau mati."
"Al, apasih anjing." Bentak Arkan
"Iya, semua nya gak boleh liat gue lemah? Iyakan Ar?!"
"Tapi lo tau gak?! Rasanya nahan sakit yang sebenarnya lo mau teriak banget tapi gabisa karena lo harus terlihat kuat."
"Fake banget anjing!"
"Al, gue tau rasanya.." ucap Rafa berusaha menenangkan
"Tau apa Raf?"
"Apa lo pernah ngerasain telat minum obat aja rasanya kayak digebukin orang satu komplek?!""Gue capek Ar, Raf."
"Capek banget!""Bang.." ucap Vannya yang tiba tiba saja masuk kamar inap Aldo. Vannya sudah mendengar kebisingan dari luar, bahkan mendengar sedikit percakapan mereka, dan ya.. sekarang Vannya mampu menangkap pancaran mata nya mengisyaratkan bahwa si empu sedang tidak baik baik saja.
Vannya melihat muka memerah Aldo, dengan mata yang sayu juga berkaca kaca, bibir pucat, juga tubuh yang kian mengurus.
"Bang.." ucap Vannya lalu memeluk Aldo.
"Bunda disini nak, maafin bunda,"
"Gapapa.." ucap Aldo
"Ar, keluar dulu." Ucap Rafa berbisik kepada Arkan, dan akhirnya mereka keluar dari ruangan tersebut.
"Maafin bunda ya?" Ucap Vannya lalu menakup wajah anak nya.
"Boleh nyerah gak bun?.."
"Bang,"
"Capek banget,"
"Nak.."
"Capek bun, pengen nyerah aja."
"Sakit bun, ini sakit buat aku.""Ada bunda bang,"
"Bun, aku selalu tau bunda bakal selalu ada buat aku.. aku tau bun."
"Sure, i already stay here for you Abang.."
"Nggak bun, tapi nggak.."
"Sakit bun, i just feel hurt." Ucap Aldo, air matanya sudah tidak bisa dibendung lagi kini."Bang, kita lewatin sama sama ya? Bunda tau bunda gak bisa ngerasain sakit nya ini sama sama, tapi bunda janji gak bakal pernah ninggalin abang.. ya?"
"Boleh gak aku marah?"
"Boleh gak aku..""Apa bang?.." tanya Vannya saat Aldo tidka melanjutkan kalimat nya.
"Aku marah bun, aku marah sama bunda.. kenapa bun? Kenapa Semuanya direncanain di belakang aku? Kenapa gak bilang?"
"Aku bun yang ngejalanin, aku berhak tau, bunda gak bisa kan ngerasain sakit nya? Bunda pernah mikir gak apa yang aku rasain setelah aku kemo?"
"Seengak nya bilang bun, bunda tau kan kalo saat kemo bukan cuma kondisi tubuh bun tapi mental juga penting, apa bunda mikirin itu?"
"Bahkan saat itu rasanya aku belum siap bun buat kemo lagi, nyiksa banget bun buat aku.."
"Bahkan aku juga punya rencana untuk kemo kok bun, biar aku gak ngerepotin bunda.. tapi kenapa ya, emang kadang hidup gak selalu sesuai rencana ya bun.."
"Sekarang orang yang aku suka benci aku bun, sakit aja rasanya."
"Tapi gapapa, i know.. bunda cuma mau yang terbaik kan buat Abang?"
"Bang.."
"I'm so sorry..""Its okay bunda,"
"Maaf. Maaf. Maaf." Ucap Vannya laku memeluk Aldo, "maaf bunda egois."
Sudah Ter-Revisi.
📌
Jangan lupa vote 🤗🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
REVIALDO [COMPLETED]
Fiksi RemajaNyatanya ucapan itu hanya sebatas kalimat penenang saja. Nyatanya dia tidak pernah baik-baik saja. Nyatanya dia tidak selalu dalam kondisi yang baik. Nyatanya, dunia ini terlalu jahat. Ia mampu, namun daksa nya tidak. I don't know, everything will...