📌Sama.

91 8 1
                                    

Sekarang hari senin, tiba saat nya untuk dilakukan upacara bendera.

"Han, gue boleh ikut upacara gak?" Tanya Aldo kepada Hanna

"Terserah."

"Han? Masih marah?"

"Nggak. Gue cuma bilang terserah lo aja mau ikut ucapara atau nggak."

"Kalo lo gak ijinin gue ikut upacara gue gak bakal ikut upacara."

"Gue gak ada hak buat ngelarang lo."

"Kalo gitu, boleh gue buat lo jadi berhak?"

"Hah? Apasihh."

"Gue mau lo punya hak atas gue Han."

"Eh ayo baris! Ngapain disini!" Ucap Rafa

"Eh elo Al, gausah ikut upacara." Ucap Maudy

"Gue ikut," ucap Aldo

"Dih? Si tolol." Rafa menjitak kepala Aldo

"Gausah ikut upacara." Ucap Arkan
"Terik banget hari ini, entar lo kenapa kenapa."

"Gak."

"Dasar keras kepala," ucap Hanna lalu meninggalkan teman temannya lebih dulu ke lapangan.

Upacara sudah dimulai saat 5 menit yang lalu.

"Gue disini, biar ngalangin lo dari matahari, biar gak panas lo nya.." ucap Aldo berbisik kepada Hanna

Hanna melihat Aldo tak suka.

"Kalo lo gak kuat mending ke belakang." Ucap Rafa

"Diem." Ucap Aldo

"Terserah lo njing." Umpat Rafa lalu kembali fokus pada jalannya upacara.

30 menit telah berlalu.

"Panas juga Han disini hehe, tapi gak papa asal lo gak kepanasan.."

"Diem." Ucap Hanna

Aldo merasakan punggung belakang nya berdenyut sangat nyeri, juga diiringi dengan kepala nya yang terasa sangat sakit, dan pandangan yang memburam.

"Shit!!" Umpat Aldo

Rafa menoleh, "anjir mimisan si goblok."

Hanna menoleh, dan mendapati Aldo yang sedang memegangi kepalanya juga Rafa dan Arkan yang menopang tubuh Aldo.

"Bawa ke uks ayok!" Ucap Maudy

Namun saat akan melangkahkan kaki nya, Aldo merasa sangat lemah, hingga akhirnya telinga yang berdenging juga pandangan yang sudah gelap.

Aldo luruh begitu saja, untuk tidak sepenuhnya jatuh kelantai, kalau saja tidak ada Arkan dan Rafa.

Arkan dan Rafa juga anggota PMR yang lain membawa Aldo dengan tandu menuju UKS.

Sedangkan Hanna dan Maudy tetap melanjutkan upacara.

Jujur ingin rasanya Hanna ikut untuk mengantarkan Aldo menuju UKS, namun sayang ego nya yang manang kali ini. Bahkan terdapat raut ke khawatiran di muka nya saat melihat Aldo jatuh pingsan seperti tadi.

"Aldo mana?" Tanya Maudy ketika Rafa dan Arkan kembali

"Kerumah sakit," jawab Rafa

"Hah?" Ucap Maudy

"Kondisi nya udah gak memungkinkan aja kalo cuma dirawat di UKS." Ucap Arkan

"Sama siapa?" Tanya Maudy

"Bunda tadi kesini," jawab Arkan

"Nanti pulang jangan langsung ya, kerumah sakit dulu kita." Ucap Maudy

"Hmm. Boleh." Jawab Arkan

"Gue kayak nya gak bisa," ucap Hanna

"Sebentar aja Han," ucap Rafa

"Iya sebentar aja, mau ya?" Ucap Maudy

"Kalian aja boleh gak?" Ucap Hanna

"Han, Aldo seneng banget pasti kalo lo jenguk.. ya?" Ucap Arkan

"Liat nanti deh."

Akhirnya Hanna setuju untuk ikut menjenguk Aldo, sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit, Hanna bersama Arkan dan tentu Maudy dengan Rafa.

"Ruangan nya apa Ar?" Tanya Rafa

"Masih yang kayak kemaren," jawab Arkan

Mereka berjalan menuju kamar inap Aldo, namun setelah sampai dan hendak memasuki ruangan, Hanna berhenti.

"Han, kenapa? Ayo masuk?" Ucap Maudy

"Iya Mau, duluan aja.. gantian"

"Okay, gue sama Rafa masuk."

"Hmm."

"Kenapa gak masuk? Padahal gapapa kalo mau masuk barengan juga" ucap Arkan

"Ar, gue pulang ya?"

"Loh kenapa?"

"Gapapa, bisa anter gue gak."

"Hanna.."

"Eum kalo gak bisa gak papa deh, gue pulang sendiri.. bye." Ucap Hanna laku beranjak pergi.

"Han," ucap Arkan menahan tangan Hanna

"Bukan nya lo sendiri yang bilang kalo ada masalah selesaikan baik baik, dan diomongin baik baik.. iya kan?"

"Bisa nggak lo lakuin itu sekarang, selesai kan baik baik Han, jangan kayak gini"

"Ar, lo juga sama aja."
"Lo juga sama kayak Aldo, apa susah nya sih cerita? Gue ini temen lo atau bukan?!"

"Han.."

"Sama aja Ar! Sama aja!"
"Kenapa lo milih ikut ngerahasiain ini? Kenapa Ar? Jawab gue! Jawab!"

"Han-"

"Gak bisa kan lo jawab pertanyaan gue?!"

"Hanna," ucap seorang perempuan, Hanna kenal wanita ini.. Vannya, bunda Aldo.

"T-tante," ucap Hanna lalu menyalami Vannya.

"Tante boleh bicara?" Tanya Vannya,

"Tapi tan aku-"

"Sebentar, sebentar saja." Ucap Vannya
"Ar.." Vannya memberi Arkan isyarat untuk masuk keruangan Aldo

"Ada apa tan?" Tanya Hanna

"Hanna.."
"Setiap orang berhak marah dan kecewa, bunda ngerti."

"Bunda salah banget nak, bunda egois.."

"Hanna, boleh bantu bunda untuk ngebahagiain Aldo?"

"Bunda salah banget, waktu ngerencanain kemo tanpa sepengetahuan Aldo, dan saat itu yang bunda tau dia ada janji sama kamu, dan harus batal karena ini."

"Bunda tau Aldo marah, bunda juga kecewa banget sama diri bunda"

"Dan Hanna juga tau kan kalau Al suka Hanna?"

"Al gak pernah bilang ke bunda tentang dia deket sama siapa, tapi Hanna.. Hanna perempuan pertama yang bunda tau disukai Aldo"

"Nak, maafin Aldo ya.."

"Ini salah bunda, maaf kalo kamu benci Aldo karena gak nepatin janji waktu itu, tapi pure itu salah bunda."

"B-bun, bukan salah bunda.." ucap Hanna

"Boleh peluk?" Tanya Vannya

Hanna mengangguk lalu memeluk Vannya.

"Bunda cuma punya Aldo, bunda takut dia bakal pergi ninggalin bunda.."

"Bun, Aldo kuat, dia pasti bakal sembuh.."

Sudah Ter-Revisi.

📌
Jangan lupa vote 🤗🤍

REVIALDO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang