📌Yang Sebenarnya.

199 11 1
                                    

FLASHBACK ON

Sudah hampir kurang lebih empat tahun sejak ayah nya meninggal.
Kini mereka sudah bisa menjalani hari seperti normal pada biasanya.

Namun satu tahun terakhir ini rasanya ada yang aneh bagi Aldo, tentang dirinya yang mudah lelah, dan beberapa kali mimisan serta pingsan.

Ada sedikit ketakutan dalam diri Vannya tentang kondisi anaknya ini, namun Aldo selalu meyakinkan Vannya bahwa tidak akan terjadi apa-apa dengan dirinya.

Hari ini, Aldo selaku tim basket sekolah nya sekaligus kapten di tim basket tersebut sedang mengadakan latihan rutin bersama teman-teman nya, namun sudah beberapa kali saat temannya yang lain berlatih Aldo harus absen karena dia merasa kondisi badannya tidak baik, tapi hari ini dia berusaha hadir karena hari ini cukup penting dikarenakan meraka berlatih bersama alumni SMA Chandra Asri.

Padahal Arkan dan Rafa sudah melarang nya untuk latihan karena muka pucat nya ini, tapi Aldo tetaplah Aldo, si manusia keras kepala.

"Kalo lo ada apa-apa bilang sama gue." Ucap Arkan

"Iya ah, ribet lu."

"Ribet-ribet. Nanti kalo ada apa-apa sama lo kita yang ditanyain nyokap lo dongok." Ucap Rafa lalu menoyor kepala Aldo

"Ya santai dong babi,"

"Yuk yuk mulai games yok, alumni vs anggota inti." Ucap Deff, salah satu alumni.

"Oke bang!" Seru Aldo

"Lo gausah main," Arkan berusaha menahan Aldo

"Apasih lo Ar! Ayok ngapain nahan anak orang main" ucap Deff.

"Tau lo! Gue gapapa." Ucap Aldo
"Ayo gambreng!" Seru Aldo terlihat sangat bersemangat.

Setelah itu pertandingan dimulai, dan mereka sama-sama berkejar-kejaran untuk memenangkan pertandingan.

Aldo dan kawan-kawan sudah mencetak 7 point sejauh ini, tertinggal satu point dari pada alumni nya.

Sekarang Aldo mendribble bola, namun saat akan men-shoot bola ke arah ring, kepalanya kembali berdenyut hebat.

"Ahkkkkk!" Pekik nya lalu bole itu terlepas.

"Al!" Ucap orang-orang yang ada di dalam lapangan itu

"Anjing mimisan!" Ucap salah seorang yang berada disitu.

"Arghhhh!" Aldo merasakan kepalanya semakin berdenyut hebat.

"Bawa kerumah sakit." Ucap Arkan lalu, berusaha untuk membawa Aldo menuju mobil.
"Raf batu gue."

Dalam perjalanan tidak ada suara sedikitpun selain dari desisan yang keluar dari mulut Aldo.

"Raf, lo kabarin bunda, bilang kita otw RS." Kini Arkan membuka suara.

"Okay." Ucap Rafa

Setelah mereka sampai, kini Arkan dan Rafa menunggu di depan pintu  ruang IGD.

"Arkan. Rafa." Ucap Vannya
"Aldo kenapa?"

REVIALDO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang