📌Tart Coklat.

70 6 1
                                    












JANGAN LUPA VOTE!



AYO VOTE DULU SEBELUM BACA!






UDAH?!



MAKASIH 😍😍😍

LOPYUUUU

SELAMAT MEMBACA SAYANKKKKKKKK
























Setelah kepulangan nya dari rumah sakit, Aldo kini berada dikamar nya, menidurkan tubuh nya diatas kasur, menatap langit kamarnya.

Tok! Tok!

"Boleh masuk, Rev?" Tanya Dinda dari luar

"Hm, gak di kunci."

Setelahnya Dinda membuka pintu kamar itu perlahan.

"Lagi ngapain?" Tanya Dinda

"Gak ngapa-ngapain" jawab Aldo lalu bangkit dari tidurnya.
"Kenapa?"

"Gak papa, emang nya gak boleh gue kesini?"

Aldo memicingkan matanya, "boleh." Jawab nya ketus.

"Udah minum obat?" Tanya Dinda

"Udah."

"Butuh sesuatu?"

"Enggak."

"Udah mandi?"

"Ck! Apaansih? Yang jelas dikit kenapa??"

"Kok elo emosi?"

"Yang jelas. Makanya."

Lidah Dinda terasa kelu,

"Cepetan kak, gue mau turun."

"Maaf,"

"Hah?"

Dinda terdiam.

"Maaf untuk apa?"

"Maaf, karena gak ngerti kondisi lo."

"Santai aja?? Gak papa"

"Lo gak marah sama gue?"

"Buat apa? Dan kalau pun iya gue marah, gue cuma bisa diem aja Kak."

"Gue marah sama lo, Bunda, Ar terus gue harus apa? Gak harus apa-apa kan?"

"Karena kalau gue menyuarakan pun juga gue bakal tetap salah dimata kalian"

"Jadi ya udah, santai aja."

"Gue gak papa,"

"Maaf." Ucap Dinda

"Hm,"
"Gue mau kebawah kak, ada lagi yang mau lo omongin?"

Dinda menggeleng.

Aldo mengangguk, lalu bangkit untuk menuju lantai bawah.

Namun langkah nya terhenti kala tubuhnya didekap dari belakang oleh Dinda.

"Maaf, adek."

Hati Aldo mencelos.

Aldo membalikkan badannya, menatap Dinda.

"Its okay, kak."
"Makasih ya? Udah mau jadi pendonor buat gue. Maaf kalau nyusahin."

Dinda menggeleng, "nggak sama sekali."

Aldo menarik tubuh yang lebih tua kedalam pelukannya.

"Makasih, kak."

REVIALDO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang