Part di buat karena kangen:)
Oh btw, kalian mau Zeline-Leon lagi? Aku gamon, aku punya waktu luang beberapa hari kedepan. Jadi intinya, aku mau buat cerita mereka lagi. Vers fluff, alias yang ringan-ringan aja.
Tergantung respon sih. Hehe
~.°•°.~
"Zel, please. Aku beneran gak mau putus sama kamu. Aku kemarin beneran khilaf."
"Khilaf yang di sengaja." balas Zeline tidak peduli.
Zio mengerang dalam hati, dia menatap Zeline intens. Dia tidak ingin putus hubungan sama Zeline. "Zel--"
"Berisik!" Zeline menyentak, dia menepis tangan Zio yang sejak tadi menggenggam pergelangan tangannya. "Gue gak mau balikan sama lo. Bukannya lo ada cewek? Sana sama Bunga aja, lagian kita udah putus."
"Zel--"
"Permisi.."
Beberapa orang yang masih berada di dalam kelas, menoleh dengan kompak ke arah pintu.
"Kak Zeline ada di kelas gak?"
"Ada nih."
"Mau apa cari pacar gue?" tanya Zio, terdengar sinis. Menatap tidak suka para cowok yang tadi nanya Zeline berada di kelas atau tidak.
"Kita udah putus. Pergi lo!" sinis Zeline, dia mendorong tubuh Zio agar pergi menjauh darinya. "Kenapa?" tanya Zeline ramah, berbeda sekali saat berbicara dengan Zio.
Cowok di depannya tersenyum, dia menarik kursi di depan meja Zeline untuk ia duduki. Resleting tas yang sejak tadi dia gendong di pundak kiri, dia buka.
"Maaf banget ya, kak, kalo ucapan gue itu keju banget." cowok itu tersenyum, dia memberikan sebatang coklat ke Zeline. "Tapi beneran deh, gue gak bohong. Gue suka lo, kak."
Zeline mengerjap cepat, menatap cowok di depannya dengan bingung. "Hah?"
"Lo apaan sih?! Zeline pacar gue, lo--"
"Berisik! Kita udah putus, dan jangan pernah gangguin gue lagi." Zeline memotong, menatap Zio tajam. "Gue benci sama lo."
"Zel--"
"Udah, kak, gak perlu di tanggepin. Dia cuman nyesel, tapi udah terlambat."
Zeline kembali menatap cowok di depannya. Kedua maya bulatnya melirik name tag yang terpasang di dada kirinya. Adelardo Leonal Zidni.
Oh ternyata pangerannya anak kelas sepuluh. Zeline hanya tau namanya, tapi tidak tau bagaimana wajahnya.
Leon tersenyum, "Gue aja gak tau gue kenapa, kak. Tapi, gue pernah ngerasain apa yang gue rasain sekarang."
"Coba jelasin, kenapa gue suka deg-degan liat lo, kak? Kenapa gue suka salting padahal kita gak saling tatapan ataupun ngobrol. Sampe yang paling parah, gue sampe cemburu waktu angin ngelewatin muka lo." Leon menatap bagaimana ekspresi wajah Zeline tampak memerah samar. "Dan gue makin jatuh kalo liat angin nerbangin rambut lo, kak. Gue aneh ya? Tapi, gue jujur."
"Waktu gue tanya Mama, itu tanda kalo gue lagi jatuh cinta." Leon terkekeh pelan, merasa malu dengan apa yang ia ucapkan. "Gue tau kalo kakak gak suka sama gue, bahkan kenal aja enggak kayaknya. Tapi, gue pengen kenal kak Zeline lebih dalem. Mau ya, kak, jadi pacar gue."
Zeline menatap Leon intens, dia tidak menyangka kalau adik kelasnya itu bisa berbicara seperti ini. Ucapannya terdengar tulus, bahkan Zeline tidak pernah mendengar orang yang berbicara sangat tulus seperti yang Leon ucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE JUNIOR (✔)
Teen Fiction"Kak, bocah bocah gini tapi aku bisa bikin dede bayi loh." Leon menyeringai tipis. "Buktinya, itu diperut kakak ada anak aku." Mei, 2020. Terdapat 2 Season