Season 2/28

13.5K 1.5K 192
                                    

Part 28

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 28. Papa Leon

"Gue gak suka basa basi. Lo mau jadi istri gue?"

Erlina melongo mendengar ucapan Sean yang keluar dengan entengnya. Erlina mencubit pipinya sendiri, "Sakit."

Sean terkekeh kecil, dia melingkarkan tangannya di leher Erlina. "Gue tau isi otak lo. Tapi, gue gak main main. Gue mau seriusin lo."

Keduanya berjalan di trotoar, tidak banyak orang yang berlalu lalang. Hanya pengendara saja.

"Se, tolong deh, kalo bercanda jangan keterlalu. Kalo gue baper gimana?" tanya Erlina, dia memasukkan tangannya ke saku jaket.

Sean berdecak, dia mengacak rambut Erlina gemas. "Gue gak bercanda, Er. Gue serius ini."

Wajah Erlina berubah datar, "Kalo cowoknya kek elo. Playboy, gak pernah serius, siapa yang bakal mikir kalo lo gak lagi bercanda?"

Sean terkekeh, "Lupain udah. Lo mau gak jadi istri gue?"

"Enggak." jawab Erlina langsung.

Sean berdecak, dia menarik leher Erlina membuat gadis di sebelahnya itu merasa tercekik. "Siala! Lo mau bunuh gue?"

Suara tawa Sean terdengar, dia beralih mengusap kepala belakang Erlina. "Gue gak mau bunuh lo, tapi mau jadiin lo masa depan gue."

Erlina memutar bola matanya jengah. "Lo mah gak pernah serius. Males gue."

Sean berhenti membuat Erlina juga ikut berhenti. Sean menatapnya, "Mau lo apa? Gue perjuangin lo?"

Erlina menipiskan bibirnya, "Lo tau, gue udah muak sama yang namanya cinta. Siklusnya kek gitu terus."

"Lo–"

Erlina tersenyum. "Percayalah, gue mirip sama Zeline. Gak gampang suka sama cowok. Gue gak gampang percaya sama cowok gitu aja."

"Kalo gue gampang suka sama cowok, udah sejak semester awal gue suka sama lo." lanjut Erlina. "Kadang, jadi cewek tuh jangan mudah baper. Apalagi bapernya ke elo yang udah di cap playboy."

"Er–" Sean menghentikan ucapannya. Dia menatap punggung Erlina yang berjalan mendahuluinya. "Sial! Erlina!"

***

Leon mengerang saat ada yang menepuk pipinya. Bukannya bangun, Leon malah menjauhkan tangan mungil itu dari wajahnya. "Jangan ganggu."

Mark terkekeh kecil, dia duduk di atas perut sang Papa. Kedua tangannya menepuk pipi Leon. "Papa, Papa!"

Perlahan, Leon membuka matanya. Dia menatap Mark yang duduk di atas perutnya. Leon tersenyum, dia menarik tubuh mungil Mark lalu menciumi wajah anak bungsunya.

POSSESSIVE JUNIOR (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang