Ekstra Part (3)

27.6K 1.7K 169
                                    

"Kak, laper, masak sono

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak, laper, masak sono."

Thea melirik Mark, dia menghela napas lalu menggeleng. Dia kembali menatap kearah layar ponselnya, dia juga lapar.

"Gimana gue masak? Bahan makanan aja gak ada." jawab Thea.

Tubuh Mark merosot ke lantai saat mendengar jawaban dari kakaknya. Dia menyentuh perutnya yang berbunyi. "Gue laper, beneran ini."

"Ya gue juga laper."

"Gak ada yang bisa di makan apa kak?"

"Kalo ada, udah gue makan."

Mars yang baru saja turun dari lantai dua terhenti, dia memasukkan kedua tangannya ke saku hodie. Menatap kedua adiknya.

"Woy anak pungut!" Mars hampir tertawa saat kedua kepala adiknya menoleh ke dirinya. "Mau-mau aja di panggil anak pungut."

"Jangan ngajak ribut deh, bang." Mark mendengus, dia sudah seperti anak terlantar saja. Wajahnya terlihat lesu dengan sebelah tangan yang ada di perutnya. "Gue laper, gak ada tenaga buat berantem sama lo."

Thea meletakkan ponselnya keatas meja, dia menyenderkan tubuhnya ke sandaran sofa. "Kapan Mama sama Papa pulang? Gue udah laper, pen makan."

Mars terkekeh sendiri melihat kedua adiknya yang terlihat kelaparan. Matanya melirik jam, masih setengah 9. Belum terlalu malam untuk keluar rumah.

"Mama sama Papa pulangnya besok," ucapan Mars membuat Thea dan Mark kaget.

"Hah?! Yang bener aja! Masa semalaman kita kelaparan sih?!" Mark menggerutu.

"Kasih gue makan woy! Kasih gue makan." Thea menatap kosong langit-langit rumahnya.

Mars terkekeh, dia menggeleng pelan. "Beli nasih goreng di depan, mau gak? Dari pada ke–"

"Mau!" ujar Mark dan Thea bersamaan.

"Lo yang bayar ya?" tanya Thea.

Mars mengangguk, "Iya, gue yang bayar. Makanya cepet, keburu kemaleman."

Kedua adiknya langsung bangkit, Mars menggeleng. Dia berjalan di depan kedua adiknya.

"Ya, jangan lupa kunci pintunya." suruh Mars yang langsung di angguki oleh gadis cantik itu.

"Lagian, Mama sama Papa kenapa pulangnya besok sih?" tanya Thea, dia berjalan di tengah tengah Mars dan juga Mark.

"Gak tau, Mama cuman bilang besok pulangnya." jawab Mars, dia menatap lurus kedepan.

Mark mengusap pipi tembamnya, "Apa Mama sama Papa lagi buat adek baru?"

"Enggak!" ucap Thea langsung. "Gak rela gue punya adek lagi. Satu aja udah buat gue marah-marah tiap hari kok."

"Ya kan kali aja, gue juga pen punya adek. Pengen ngerasain gimana–"

"Mending jangan." Mars memotong ucapan Mark. "Jadi kakak tuh gak enak, kalo adek salah, kakak yang di merahin? Lo mau Mark? Lo kan gak pernah di marahin tuh."

POSSESSIVE JUNIOR (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang