Happy Reading
❤"Kak, tunggu dulu, kakak sebenarnya kenapa?" Leon menghentikan langkah Zeline. Laki laki itu meletakkan kedua tangannya di pundak Zeline, menatap Zeline lembut.
Zeline mendongak, menatap wajah Leon yang terlihat khawatir. Kepalanya menggeleng. "Aku--"
"Panggilan untuk Zeline kelas 12 IPA dan Leon dari kelas 10 IPS untuk datang ke ruang kepala sekolah."
Zeline yang mendengar itu menghela napas, dia menatap Leon yang kebingungan. "Ketahuan ya?" tanya Leon yang mendapat anggukan dari Zeline. "Ya udah, kita dateng aja. Mama sama Papa juga pasti di panggil."
Helaan napas terdengar dari mulut Zeline, perempuan itu mengangguk. Keduanya berjalan menuju ruang kepala sekolah. Rani yang tadi tengah menuruni tangga terhenti saat mendengar panggilan nama temannya. Tadi, Rani memarahi Bunga karena dia berani melakukan hal itu pada sahabatnya, dan Rani tidak terima.
Zeline meletakkan tas miliknya di kursi yang ada di depan ruang kepala sekolah, perempuan itu melirik kearah Leon yang memberikan senyum menenangkan.
"Gak papa, kak. Ada aku," ucap Leon. Dia meletakkan tas miliknya di sebelah tas Zeline.
"Zel," panggilan itu membuat keduanya menoleh. Rani berlari mendekat, dia menatap Zeline khawatir. Foto itu tersebar dengan sangat cepat. "Lo gak papa?"
Zeline mengangkat bahunya, tidak tau dengan perasaannya. "Gak tau."
"Kok gak tau?" Rani mengernyit. "Lo jangan gitu, gue panik ini."
Zeline terkekeh kecil, dia menepuk pundak Rani dua kali. "Gue gak papa." Zeline menggeleng pelan, dia tersenyum. "Gue masuk dulu."
Leon mengetuk pintu ruang kepala sekolah, setelah mendengar kata masuk, dia membuka pintu itu. Leon menghembuskan napasnya pelan, dia masuk lebih dulu di susul oleh Zeline. Leon menutup pintu itu lalu keduanya berjalan mendekati kepala sekolah yang sedang duduk di kursinya.
"Kalian duduk dulu." suruh kepala sekolah.
Keduanya mengangguk, mereka berdua duduk di kursi yang ada di depan meja kepala sekolah. Mata keduanya menatap kepala sekolah yang sedang menatap layar komputernya.
"Apa benar foto ini kalian berdua?" tanya kepala sekolah, dia membalikkan layar komputernya ke arah Zeline dan Leon.
Zeline dan Leon menatap kearah layar komputer kepala sekolah, keduanya mengangguk hampir bersamaan. "Iya, Pak."
Kepala sekolah itu menghela napas, dia menautkan kedua tangannya di atas meja, menatap dua muridnya dengan tatapan yang sulit di artikan. "Kenapa bisa?"
"Maaf, Pak. Tapi, kami melakukannya karena tidak sengaja. Kami ngelakuinnya dulu juga gak ada niat sama sekali." jawab Leon, dia melirik kearah Zeline yang menundukkan kepalanya.
Kepala sekolah menggeleng, dia berbicara masuk saat pintu ruangannya di ketuk. Dia menatap kearah pintu dan melihat orang tua Leon datang. "Kalian berdua tunggu saja di luar, biar saya berbicara dengan orang tua kalian."
Leon dan Zeline mengangguk, keduanya bangkit lalu berjalan keluar ruang kepala sekolah. Di luar ruangan kepala sekolah, Zeline langsung menubruk tubuh Leon, memeluk pinggang Leon dengan erat. Dia sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE JUNIOR (✔)
Teen Fiction"Kak, bocah bocah gini tapi aku bisa bikin dede bayi loh." Leon menyeringai tipis. "Buktinya, itu diperut kakak ada anak aku." Mei, 2020. Terdapat 2 Season