12. Jadi Istri?

72.3K 5.3K 158
                                    

Happy Reading
Ketemu lagi sama pasutri ini😹
***

"Dengarkan aku dulu, jangan pergi pergi seperti ini!" tubuh gadis itu berhasil ia gapai. Gadis yang lebih muda dua tahun darinya.

Gadis itu melepaskan genggaman dari kekasihnya, wajahnya penuh dengan air mata. Dia menatap sang kekasih dengan pandangan kecewa. "Cukup, kak. Aku gak mau percaya lagi sama kakak. Aku gak mau kecewa lagi. Cukup sudah aku dikecewakan sama kakak."

"Hei..hei, dengarkan kakak." cowok itu menangkup wajah sang kekasih, menghapus air mata gadisnya dengan lembut. "Jangan seperti ini, aku mencintaimu."

"Kakak bohong!" gadis itu kembali menghempaskan tangan sang kekasih, dia mundur perlahan. Kepalanya menggeleng. "Kalo kakak cinta aku, kakak gak bakalan kayak gitu. Kakak gak akan main cewek dibelakang aku."

"Lily, dengarkan kakak. Kakak tau kakak salah, tapi mohon, dengarkan kakak dulu. Kakak punya alasan." Lily hanya menggeleng mendengar ucapan sang kekasih.

"Kak Zaron bohong dan aku begitu bodoh karena terus berpura pura tidak mengetahui kebohongan kakak." Lily menghapus air matanya kasar, dia melirik kearah jalan raya.

Zaron menatap Lily dengan raut khawatir. "Kamu mau pergi kemana?"

"Itu bukan masalah buat kakak. Aku mau pergi kemana aja, kakak gak akan peduli, kakak kan punya banyak cewek." Lily tersenyum masam, dia bersiap berbalik namun ucapan Zaron menghentikannya.

"Jangan pergi. Aku benar benar mencintai kamu. Maafkan aku." Zaron berjalan mendekati Lily dengan perlahan.

"Setidaknya aku gak akan bunuh diri, kak." Lily tersenyum, dia menggeleng lalu berbalik pergi meninggalkan Zaron sendirian.

"LILY!" Zaron berteriak saat tubuh Lily tertabrak sebuah truk.

*   *   *

Zeline membuka matanya perlahan, perempuan itu mengerjap pelan untuk menyesuaikan cahaya lampu. Lalu, dia bangkit dengan perlahan, merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal.

Zeline menatap Leon yang masih tertidur, laki laki itu seperti mati saja, padahal tadi Zeline terlonjak dengan cepat tapi Leon tidak terbangun. Zeline menghembuskan nafasnya pelan, dia melirik jam yang ada diatas nakas, pukul 5 pagi.

Zeline bangkit, mengambil ikat rambutnya lalu mengikat rambutnya dengan asal. Perempuan berjalan santai menuju kamar mandi kamar milik Leon. Kemarin, dia baru saja pindah ke sini. Leon tidak mau terlalu lama dihotel karena tidak melakukan apapun, alhasil hanya satu hari mereka menginap disana.

Selesai mencuci wajah, Zeline keluar dari kamar. Dia melihat Leon yang masih tertidur dengan damai. Zeline menggeleng, lalu keluar dari kamar, berjalan santai menuju dapur. Sekarang, dia sudah menjadi seorang istri, dia tidak boleh bangun siang lagi. Ada tanggung jawab yang harus ia pegang.

Didapur, Zeline melihat Mama Laras dan seorang pembantu tengah memasak. Zeline berjalan mendekat. "Mah, ada yang bisa Zeline bantu?"

Mama Laras langsung menengok, dia tersenyum saat melihat menantunya sudah bangun. "Seharusnya kamu tidak perlu kesini. Kamu kan lagi hamil."

Zeline menggeleng sambil tersenyum. "Gak mau, Mah. Lagian Zeline bosen kalo dikamar terus."

Laras terkekeh kecil. "Ya sudah, kamu tarus ini diatas meja makan aja ya. Kalo udah, kamu bangunin Leon sama yang lainnya."

Zeline mengangguk, perempuan itu mulai membantu sang Mama menyiapkan sarapan. Karena dirinya dan Leon masih izin, mereka lebih santai. Zeline menyiapkan susu untuk dirinya, Leon dan juga Sean. Kedua laki laki itu, walaupun sudah besar bahkan salah satunya sudah menikah, namun mereka masih menyukai minum susu dipagi hari.

POSSESSIVE JUNIOR (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang