Part 29. Papa Leon (2)
"Mau kakak balu, Papa!" Mark memeluk erat kaki Leon yang tengah berjalan menuju dapur. "Papa!"
Leon tidak mengerti, dia membiarkan anak bungsunya terseret karena dirinya tengah berjalan menuju dapur. Leon bingung, kenapa anaknya meminta seorang kakak. Dimana-mana, seorang adik tidak akan bisa meminta kakak kecuali jika Leon mau mengadopsinya. Tapi, memiliki tiga anak saja sudah membuatnya pusing, apalagi nambah.
"Mana bisa begitu, Mark." ucap Leon, masih bersabar dengan kelakuan anaknya.
Kepala Leon menunduk, memperhatikan wajah Mark. Anak bungsunya yang akan genap berusia 3 tahun. "Mark kan udah punya kakak, dua lagi."
Kepala Mark menggeleng, "Ndak!"
Leon menghela napas, dia mengambil membuka pintu kulkas, mengambil sebotol air lalu langsung meminumnya.
Mark yang merasakan udara dingin tertawa senang, dia berjalan lalu memasukkan tubuhnya ke dalam kulkas. Leon menutup pintu kulkas, tidak menyadari kalau anaknya masuk kedalam kulkas.
"Gini loh..lah? Mark? Kamu di mana?" Leon meletakkan botol minum itu dengan asal. Dia menunduk, mencari tubuh mungil Mark. Siapa tau si kecil itu berada di bawah meja.
Leon panik sendiri, dia tidak menemukan Mark di manapun. "Astaga! Mark! Masa sekejap ilang sih?!"
Kepalanya menoleh saat mendengar suara kulkas bergerak. Leon berlari mendekat, dia membuka kulkas itu. Leon melongo, melihat Mark yang berada di dalam kulkas. Leon mengangkatnya lalu membawanya keluar. Membiarkan tubuh keduanya terkena sinar matahari.
"Kenapa bisa masuk kulkas? Tau gak Papa itu khawatir."
Rasanya, tadi jantung Leon akan copot melihat Mark yang berada di dalam kulkas. Bukannya merasa bersalah, Mark malah tertawa senang. Tubuhnya terasa dingin walaupun tidak akan berdampak apapun pada Mark.
Leon menggeleng, ada saja tingkah anak bungsunya yang selalu membuatnya panik bukan main. Leon menurunkan tubuh Mark di rumput, mereka berdua berada di taman belakang.
"Udah sini aja. Kalo di dalem, bisa bisa kamu masuk kulkas lagi." ujar Leon, dia duduk begitu saja. Belum mandi, jadi bebas.
Mark memgambil selang air yang biasa Zeline gunakan untuk menyiram tanaman. Tangan mungilnya memperhatikan ujung selang itu. Mungkin bingung karena airnya tidak keluar.
Entah ide dari mana, Leon memutar kran itu perlahan. Dia memperhatikan anaknya, sebentar lagi air itu pasti akan membasahi wajah anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE JUNIOR (✔)
Ficção Adolescente"Kak, bocah bocah gini tapi aku bisa bikin dede bayi loh." Leon menyeringai tipis. "Buktinya, itu diperut kakak ada anak aku." Mei, 2020. Terdapat 2 Season