Happy Reading
❤Leon takut, dia benar benar takut sekarang. Laki laki berparas tampan itu memang akan selalu merasa takut berlebihan jika menyangkut tentang Zeline. Leon memang tidak benar benar meninggalkan Zeline, nyatanya saat dirinya kelas 9 SMP dia kembali dan untuk pertama kalianya Leon merasakan patah hati.
"Heh! Lo kenapa?" Liam menepuk pundak Leon dua kali, dia heran kenapa Leon merasa tidak tenang.
Leon menatap Liam, dia menggeleng. "Enggak, gue gak kenapa kenapa."
"Jujur aja gak papa kali, lo kenapa? Gak enak liatnya lo khawatir berlebihan gitu." ujar Liam, dia menjauhkan buku paket yang ada di depannya.
"Emang..keliatan banget?" tanya Leon ragu.
Liam mengangguk. "Keliatan banget, lo gak sadar? Tadi pada liatin lo, lo aneh banget sih. Antara khawatir sama takut." Liam menjeda, dia menatap kedua mata Leon. "Ada masalah sama kak Zeline?"
"Gak ada," jawab Leon sambil menggeleng. Leon melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, dia memasukkan buku dan peralatan tulisnya ke dalam tas dengan asal. "Gue pulang duluan."
"Tanggung weh! Sepuluh menit lagi!" teriak Liam saat melihat Leon berlari keluar kelas.
"Dia kenapa sih?" tanya Revin bingung, dia juga sejak tadi memperhatikan gerak gerik Leon yang menurutnya aneh.
Liam menggeleng. "Gue juga gak tau, dia aneh banget. Tapi, katanya dia gak punya masalah sama kak Zeline."
Leon menyenderkan punggungnya di tembok depan kelas Zeline, bel pulang kurang lima menit dan di dalam kelas masih berlangsung belajar mengajar. Leon menunggu dengan sabar, laki laki itu beberapa kali melihat Zeline begitu fokus mendengarkan penjelasan guru sedangkan Rani, temannya sudah menguap pertanda bosan dan sudah tidak sabar ingin pulang.
Senyum Leon terbit saat mendengar bel berbunyi nyaring, laki laki itu melihat seisi kelas yang ramai karena senang bel yang mereka tunggu tunggu akhirnya berbunyi.
Leon memasukkan sebelah tangannya ke saku jaket yang dia kenakan, bibirnya tersenyum lebar saat pandangannya bertemu dengan Zeline. Bisik bisik tidak dapat Leon lewatkan. Semua orang pasti berfikir kenapa Leon dan Zeline tiba tiba dekat. Zeline yang baru putus dari Zio tiba tiba dekat begitu saja dengan Leon. Apalagi, berangkat dan pulang selalu bersama, apa tidak curiga?
"Suami lo dateng tuh. Sweet banget sampe nyamperin lo kesini," bisik Rani lalu mengaduh saat Zeline mencubit pinggangnya.
Zeline tersenyum kearah Leon, perempuan itu melambaikan tangannya ke Rani. "Gue duluan,"
"Iya iya tau yang mau jalan." Rani mendengus.
"Siapa juga yang mau jalan, mau balik ini. Ya udah lo hati hati, kalo jatuh, berdiri sendiri, gue gak bakalan bantuin." tanpa mendengar jawaban dari Rani, Zeline menarik tangan Leon menjauh.
Leon menatap punggung Zeline, laki laki itu tersenyum lalu menghentikan langkahnya membuat Zeline ikut menghentikan langkahnya. Dia menengok ke arah Leon dengan dengan pandangan bertanya. "Kenapa? Ada yang ketinggalan?"
"Iya, ada," jawab Leon sambil tersenyum. Dia mensejajarkan tubuhnya di sebelah Zeline, merangkul pundaknya. "Langkah aku ketinggalan buat nge-gapai kakak."
"Dih." Zeline mencibir, perempuan itu kembali berjalan bersama dengan Leon yang berjalan di sebelahnya dengan tangan yang merangkul bahunya.
Leon terkekeh, dia mengacak rambut Zeline dengan gemas. Zeline berdecak, dia menyingkirkan tangan Leon yang ada di kepalanya. "Gak usah ngacak ngacak rambut gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE JUNIOR (✔)
Novela Juvenil"Kak, bocah bocah gini tapi aku bisa bikin dede bayi loh." Leon menyeringai tipis. "Buktinya, itu diperut kakak ada anak aku." Mei, 2020. Terdapat 2 Season