"Kak, bocah bocah gini tapi aku bisa bikin dede bayi loh." Leon menyeringai tipis. "Buktinya, itu diperut kakak ada anak aku."
Mei, 2020.
Terdapat 2 Season
"Kak, lagi ngapain?" tanya Leon yang melihat istrinya tengah sangat fokus ke layar ponselnya.
Zeline meliriknya, dia merebahkan tubuhnya di atas sofa lalu menjadikan paha Leon sebagai bantalannya. Perempuan berusia 22 tahun itu kembali fokus ke layar ponselnya tanpa menjawab pertanyaan dari sang suami.
Leon mengernyit, tidak biasanya Zeline tidak menjawab pertanyaannya. "Kak, di tanya juga. Lagi cari apa?"
"Diem dulu ih!" ucap Zeline.
Kedua mata Leon menatap kearah layar ponsel Zeline. Dia tengah berada di aplikasi belanja online. Leon mengernyit saat jari jari Zeline mulai menekan keyboard ponselnya.
"Jual anak perempuan?" ucap Leon membaca kata yang Zeline cari.
"Kok gak ada?" tanya Zeline kecewa, dia menjauhkan layar ponselnya. Tidak terima karena apa yang ia cari tidak ada.
Leon menyentil kening Zeline membuat istrinya itu mengaduh pelan. "Kak, tolong lah, kalo bego jangan di pelihara."
Zeline melirik kearah Leon dengan tajam. "Ngatain istri sendiri bego."
"Ya iyalah, mana ada cari anak perempuan di toko online. Dimana mana, anak itu di buat bukan di beli." jelas Leon, gemas melihat tingkah istrinya yang kelewat polos.
"Kata pembaca ada," gumam Zeline pelan. Dia meletakkan ponselnya keatas meja kaca di sebelahnya. "Beli aja, kamu kan kaya."
Leon menghela napas, dia mengapit kedua pipi Zeline membuat bibir istrinya itu mengerucut. "Buat aja, lebih terjamin bibit unggulnya."
"Aku gak mau," kepala Zeline menggeleng.
"Kenapa?"
"Capek," Zeline nyengir. Dia memiringkan tubuhnya, wajahnya menghadap ke arah perut Leon.
"Capek? Kan ada aku." Leon menyisir rambut Zeline dengan lembut.
"Kamu yang hamil mau?" tanya Zeline tanpa menjauhkan wajahnya dari perut Leon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Laki laki gak hamil ya, kak." Leon menarik pelan rambut Zeline membuat sang pemilik rambut terkekeh pelan. Mata Leon menatap kearah jam dinding. "Tidur yuk kak, udah jam 12 lewat."
Kepala Zeline mendongak, dia menatap kearah jam dinding. "Ya udah, besok kamu kuliah pagi?"
Leon mengangguk, dia bangkit lalu keduanya berjalan bersama menuju kamar mereka yang ada di lantai dua. "Mark aku ajak gak papa?"
"Biasanya juga kamu ajak."
"Ya kan kalo aku kuliah pagi, kakak sibuk juga di resto. Di tambah ngurus si kembar."
